******
CLAIRE’S POV
Aku dan Shafa sedang bercerita tentang pengalaman dia selama kuliah di luar negeri. Tiba-tiba ada pesan masuk. Saat aku lihat siapa yang memberi pesan kepadaku. Ternyata dia, Niall. Tumben sekali dia memberi pesan kepadaku.
From: Niall
To: Ashley
Hey! kau dimana? Aku lapar. Cepat pulang.
-Niall-
Aku sedikit kaget saat Niall memberi pesan seperti itu kepadaku. Apa mungkin Niall sudah mulai care dengan ku? sepertinya tidak mungkin. Karena sejak awal aku dengan Niall, memang sudah tidak berteman baik. Aku bukannya GR tapi, ya—cukup Ashley! Mungkin dia hanya ingin tahu. Mengapa kau keGR an seperti ini? Jangan bilang kalau aku sudah mulai suka dengan nya? Oh tidak mungkin.
From: Ashley
To: Niall
Hey! Enak saja kau menyuruhku pulang. Siapa kau? Jika kau lapar, kenapa kau tidak delivery saja? Kenapa kau harus sms ku? atau kau bisa makan bersama pacarmu bukan? dan aku tidak tahu, aku akan pulang atau tidak. Lihat saja nanti.
Send.
“kau harus tahu, aku bertemu dengan laki-laki yang sangat ganteng. Lalu aku dan dia sempa— Hey! Apa kau mesih mendengarku? Kau dengan apa?” tanya Shafa ketika tahu bahwa aku sedang tidak mendengarkannya bercerita. Aku belum menjawab pertanyaannya. Dia sudah mengambil IPhone duluan.
“Niall? Siapa dia? Niall yang dari One Direction itu bukan sih?” tanya nya kepadaku. Oh iya, aku lupa bilang kepada Shafa kalau aku sudah menikah dengan Niall. Ralat tepatnya di PAKSA untuk menikah dengannya. Aku tahu dia akan marah kepadaku, karena aku tidak memberi tahunya dan tidak mengundangnya.
“Hmm.. Itu.. yeah, kau benar.. dia Niall.. Niall Horan, jadi sebenarnya.. Hm—“
Omonganku terpotong oleh Shafa “Sebenarnya ada apa? Apa hubungan mu dengan Niall? Kau mengenalnya?” tanyanya penasan.
Aku bukan lagi tidak mengenalnya, malah aku serumah dengannya. Aku takut jika Shafa marah kepadaku hanya karena aku tidak memberi tahunya. Aku ceritakan atau tidak ya? Sebaiknya aku harus menceritakan sekarang.
Aku melihat nya sesaat, lalu aku berdeham “Jadi, aku dengan Niall itu sekarang sudah menikah. Lebih tepatnya , Aku menikah dengan nya bukan karena kemauan ku. tapi kemauan orang tua ku dengan orang tuanya Niall. Padahal aku sudah menolak nya mentah-mentah.” Aku menarik nafas “bahkan, jika kau ingin tahu. Aku dengan Niall sama sekali tidak ada rasa diantara kita. Lebih parahnya lagi Niall, dia masih mempunyai pacar, Ally.” Jelasku.
Aku bisa melihat kalau wajah Shafa terlihat sangat kaget. Malah selama aku menceritakan tentang pernikahan aku dengan Niall mulutnya hanya ternganga lebar membentuk huruf O yang besar.
“MA-MAKSUDMU?! KENAPA KAU TIDAK BILANG KEPADAKU?!” tanyanya sambil berteriak. Aku langsung menutup kuping ku dengan ke dua tanganku.
“Hey, clam down baby. Maafkan aku baru memberi tahu mu sekarang. Karena aku sudah jarang bertemu denganmu lagi selama kau ada di luar negeri. Maka dari itu, hari ini aku ingin kerumahmu untuk memberi tahu mu” jelasku panjang lebar. Tapi sepertinya Shafa masih tetap marah kepadaku.
“Shafa, jangan seperti ini. Kau marah kepadaku? Maaf kan sehabat mu ini” rengek ku sambil membuat wajah bersalah. Ralat sangat bersalah.
“Oh Ashley, kenapa kau selalu berhasil membuatku luluh sih?” tanyanya sambil memanyukan bibirnya. Lalu aku dan dia tertawa bersama.
“Ohiya, omong-omong kenapa Niall masih dengan pacarnya—siapa tadi namanya? Ale Al—“ aku memotong omongannya “Ally” ucapku ketus. Aku tidak tahu kenapa, jika aku menyebut atau mendengar namanya aku jadi teringat saat dia mengiraku sebagai pembantu dan—tidak perlu kau ingat kejadian yang sangat buruk itu.
“Kau kenapa? Kok jadi ketus seperti itu? Ada apa dengan Ally?” tanyanya.
Aku menyeruput jus jeruk yang ada di depanku. “Ya.. Jadi dia—“ aku menceritakan secara detail dari awal sampai akhir. Dari pertama dia datang dan pada saat dia menyuruhku membuatkannya minum. Aku sebenarnya tidak keberatan, tapi perlakuan nya itu sangat tidak senonoh.
“Kau serius dia melakukan itu kepada mu? Aku ingin sekali menjabak rambutnya itu. Ughh” ujarnya. Aku hanya tertawa mendengarnya.
“hey. Tidak boleh seperti itu. Tapi.. nice idea! Ops” aku tertawa dengan Shafa bersama
******
Aku sudah pulang kembali kerumah ku dan Niall. Tadi malam aku menginap di rumah Shafa. Aku sedang menonton Televisi si ruang keluarga. Tiba tiba Niall duduk di sebelah ku, walaupun tidak sangat dekat.
“Ashley.. Hmm.. kau bisa menemaniku ke jalan tidak?” tanya nya gugup.
Aku menoleh ke arahnya “Tumben, memang mau kemana?” tanyaku dingin sambil menghadap ke arah televisi lagi.
“Rahasia. Yang pasti kau akan senang dengan tempat itu.” Aku berpikir sejenak. “Okay. Tapi kenapa kau tidak mengajak Ally saja?” tanya ku lagi kepadanya dan masih melihat kearah Televisi.
“ya—“
Ting Tong Ting Tong
Siapa yang datang? Menganggu saja.
“Eh, cepat buka pintunya” perintahku dingin.
Dia berdecak “Kenapa harus aku?” gumamnya dan pergi untuk membuka pintu.
Tak lama aku mendengar suka yang tidak asing bagiku. Suaranya sangat cempreng dan sangat dibuat-buat. Aku penasaran. Akhirnya aku bangkit dari sofa yang aku duduki dan mematikan televisi nya. Aku melihat disana ada
ALLY.
What the..? kenapa harus ada dia disini? Padahal aku sedang malas bertemu dengannya hari ini.
“Hello babe” kata Ally sambil mencium Bibir Niall singkat.
EW.MENJIJIKAN.SUNGGUH
“Hay babe” balas Niall sambil memeluk Ally. Mengapa hati ku sangat sakit saat melihat mereka berciuman dan berpelukan? Apa aku sudah mulai jatuh cinta kepadanya? Jika apakah dia juga menyukaiku? Tapi, aku takut sakit hati untuk yang ke dua kalinya.
Jadi, dua tahun yang lalu aku punya pacar. Dia sangat baik, lebih baik dari orang-orang yang aku kenal. Dia juga pengertian dan romantis. Dia bernama Jack. Aku berpacaran dengan nya dari aku duduk di bangku SMA. Sampai akhirnya kita putus karena aku memergoki nya berciuman dengan wanita lain dibelakangku.
Air mata ku rasanya ingin keluar karena mengingat memori ku bersama dengannya. Belum lagi karena aku melihat Niall dan Ally berciuman. Cukup sudah semua penderitaan ku.
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage // n.h
FanfictionSeorang perempuan yang di jodoh kan dengan seorang superstar. Ia adalah Ashley, perempuan yang biasa saja. Walaupun ia cukup perfect dimata orang lain. Ashley terpaksa menikah dengan Niall, karena paksaan dari sang orang tua. Seperti biasa, they bo...