Chapter 25

10.7K 730 45
                                    

******

“Jadi kita mau kemana dulu?”

Tanya Niall ketika kita sudah sampai ke tempat tujuan kita, mall. Aku juga masih bingung ingin kemana. Toko baju? Sepatu? Atau toko buku? Aduh, aku pusing. Aku paling tidak bisa menentukan ide seperti ini. Karena pasti aku akan mengunjungi semua tempat itu.

“Aku tidak tahu,” jawabku polos sambil mengangkat kedua bahu ku. Niall terlihat seperti sedang memikirkan ide dan, “Aha! Bagaimana kalau kita kesana saja?” tanyanya mengutarakan pendapatnya sambil menunjuk tempat permainan, semacam timeszone.

Aku mengangguk, “Ayo!” seruku sambil mengambil tangan Niall. Pertama kita membeli koin, koin itu berguna saat kita ingin bermain. Jadi kita tinggal masukan satu dua koin ke dalam lubang yang sudah di tentukan.

Permainan pertama yang aku dan Niall mainkan adalah, semacam permainan melempar bola basket. Tiba tiba saja ada ide yang mengalir begitu saja di otakku.

“Niall, bagaimana kalau kita lomba?” tantangku. Niall menaikan alisnya, “Hmm.. kau serius? Kau tak takut kalah melawanku, nona manis?” ledek nya sambil mencolek dagu ku. Enak saja dia main pegang pegang aku. Tapi aku menyukainya juga sih. I’m blushing now.

Aku memukul lengan Niall pelan, “Apaan sih, Niall? Enak saja! Okay, kalau begitu. Jadi, nanti siapa yang kalah harus meneraktir yang menang. Bagaimana? Deal?” tanyaku sambil memberikan tanganku.

Okay! Deal.” Jawabnya sambil mengambil tanganku, seraya setuju dengan ideku. Kita langsung memulai permainannya. Bola mulai turun satu persatu. Aku dengan cepat langsung mengambilnya dan melemparnya. Dan Gol! Bolaku masuk. Begitupun dengan Niall. Ternyata dia jago juga. Aku kira dia tidak bisa bermain, tapi sepertinya aku salah besar.

Sampai pada akhirnya, aku berhasil mencetak dengan score 14. Lalu aku melihat kearah tempat Niall. Dan dia hanya berhasil mencetak 13 score. Berarti yang menang adalah aku. Dan Niall harus mentraktirku makanan. Pas dengan waktunya, karena aku memang sedang sangat lapar. Dewi purtuna berpihak kepadaku.

Yey! I win! And you? Loser, Niall.” Ledek ku sambil menjulurkan lidahku. Seraya mengejeknya karena kalah. Padahal tadi dia yang terlihat seperti sangat tangguh. But the real? No.

Niall terlihat tidak percaya, “What? Bagaimana bisa? Perasaan aku yang lebih jago dari kau. Ugh.” Ujarnya membela diri. Aku tersenyum licik, “Makanya jangan sombong dulu, Mr. Horan.” Ceramahku sambil berjalan pergi mendahului Niall.

Niall mengikutiku, “Hey! Kau mau kemana?” tanyanya saat sudah berada di sampingku. Aku mengangkat alisku, “Katanyakan yang kalah harus traktir yang menang. Jadi, kau harus meneraktir ku sekarang. karena aku sangat lapar.” Jelasku dan dia hanya terlihat pasrah.

Aku dan Niall memilih untuk makan di mcd saja. Karena aku memang sedang tak ingin makan yang terlalu berat. Kita memilih duduk di pojokan sudut. Karena tempatnya tidak terlalu rame. Aku tidak mau acara makanku ini rusak karena fans fans Niall.

Karena aku sangat lapar sekarang. Entah sejak kapan aku menuruni sifat Niall yang selalu ingin makan. Mungkin karena aku sudah serumah dengannya, jadi aku terjangkit virus laparnya. Mungkin.

Setelah selesai memesan makanan, kita mulai makan tanpa ada satupun  dari kita berdua yang memulai obrolan. Aku lebih memilih menikmati makanan yang aku makan, ketimbang mengobrol hal yang tidak penting. Itu bukan tipe ku.

Selesai makan aku dan Niall langsung keluar dari mcd. Dan kau tahu banyak orang yang melihat kearahku—lebih tepatnya kearah Niall sambil berbisik-bisik. Mungkin mereka salah satu fans Niall. I don’t care.

Tiba tiba ada 2 orang gadis yang umurnya mungkin sekitar 15 sampai 17 tahun menghampiri kita berdua. Mereka terlihat sangat senang.

“Kau Niall Horan bukan?” tanya salah satu gadis itu. Niall mengangguk sambil tersenyum ramah, “Iya, Kenapa?” tanya Niall. Ketika mereka melihat Niall tersenyum dan menjawab pertanyaannya. Mereka berdua langsung teriak histeris. Typical directioners.

Omg omg omg! I can’t believe this! I met Niall horan! Omg omg,” teriak gadis yang berambut blonde. “A-Apa kita bo-boleh berfoto de-dengan ka-kau?” tanya gadis yang satu nya dengan gugup. Niall mengangguk dan mereka berdua berfoto bersama dengan Niall.

“Hmm.. Apakah kau Ashley istrinya Niall?” tanya gadis yang berambut blonde. Aku melihat kearah Niall. Aku tersenyum, “Yeah.

“Aw, ternyata kau lebih cantik dari yang aku lihat di foto. Kalian terlihat sangat serasi berdua.” Kata nya. Niall secara tiba-tiba meletakkan tangannya di pinggangku sambil . Lalu berkata, “Ohya? Makasih atas pujiannya.” Ujarnya sambil tersenyum dan aku hanya tersenyum malu.

Lalu dua gadis itu pergi. Begitupun juga dengan kita. Aku dan Niall memilih untuk pulang. Badanku cukup lelah.

“Kau tahu?” tanya Niall tiba tiba. Aku menaikkan alisku, “Tahu apa?” Dia melepaskan tangannya dari pinggangku. “Aku sangat setuju dengan apa yang mereka tadi bilang,” ujarnya dan langsung pergi mendahuluiku.

Aku sempat berdiam diri memikirkan apa yang tadi di katakan oleh Niall. Aku mengulang kata demi kata yang tadi di ucap kan oleh dua gadis tadi. Tapi aku tidak menemukan kata yang di maksudnya. Sampai akhirnya aku tersadar.

“Aw, ternyata kau lebih cantik dari yang aku lihat di foto. Kalian terlihat sangat serasi berdua.”

Aku dengan cepat mengerjar Niall yang sudah berjalan cukup jauh di depanku. Ternyata dia menyetujui kalau aku dengan nya terlihat sangat serasi? Apa dia serius? Maksudku, memang dia menyukaiku? Walau aku tahu jawabannya ‘Iya’ tapi bisa jadikan.

******

DEDIKASI BUAT @ayundaanggun SOALNYA DIA UDAH BUATIN COVER ARRANGED MARRIAGE AHAY<3 MAKASIH EAPS AYUNDAA<33

P.S: sorry kalau abal, gaje, dan ew abiz:(

LEAVE UR VOTE AND COMMENTS

SILENT READER ISNT COOL;)

Arranged Marriage // n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang