Chapter 14

12.7K 878 59
                                    

******

Ashley's POV

Hari sudah mau malam. Tapi Niall belum datang juga. Dimana dia? Dari tadi pagi sampai sekarang dia belum pulang. Aku takut dia kenapa-kenapa. Aku takut dia sakit. Aku takut.. ak-aku takut kehilangannya.

Aku sangat berharap, pernikahan ini bisa menjadi nyata. Aku ingin pernikahan ini bukan karena sebuah perjodohan yang bodoh. Aku ingin kau benar-benar mencintaiku. Seperti aku mencintaimu. Aku ingin mempunyai keluarga kecil yang ada hanya kau dan aku. Tanpa ada seseorang yang merusaknya.

Tapi kenyataannya sangat berbeda. Ini bukan pernikahan yang nyata. Kau menikahiku juga karena perjodohan yang bodoh. Dan kau juga sama sekali tidak mencintaiku, tidak seperti aku mencintaimu. Semua berbeda. Semua tak sama.

Kita berbeda. Sangat berbeda. You have a girlfriend who is so perfect for you, not me. I'm just a person who always destroy your world. I'm a troublemaker. I’m not perfect for you, i know it.

You changed my world.

Tapi kau juga yang merusaknya. Kau membuat hati ku sakit, seperti ditusuk jarum yang sangat tajam dan panas. Kau menghancurkan harapanku. Hanya dengan kata-kata yang keluarkan itu. Hanya karena itu.

Aku tahu, kalau aku itu bodoh. Aku bodoh karena bisa jatuh cinta dengan mu. I’m fall in love with you. Aku bodoh. Sangat bodoh.

Aku tahu, kau tak akan mencintaiku. Itu sudah terlihat jelas dari kelakuanmu kepadaku. Itu sudah membuktikannya. Sepertinya aku harus menjauhimu. Aku harus melupakanmu. Aku tidak mau kejadian yang dulu ku alami, kembali lagi.

Aku tak mau menjadi orang yang bodoh. Aku tak mau merasakan apa yang namanya sakit hati lagi. Aku tak mau merusak semua yang sudah ku dapati.

Aku tak mau kehilanganmu.

******

Author's POV

Di dua tempat yang berbeda ada seorang wanita yang sedang memainkan gitar. Dia sedang  memikirkan bagaimana hubungan dia dengan kekasihnya itu nanti.

Tapi di tempat yang satunya, ada seorang lelaki yang sedang menyesal. Menyesal karena ia telah merusak semuanya, dia telah merusak hubungannya dengan kekasihnya itu.

I'd like to say we gave it a try
I'd like to blame it all on life
Maybe we just weren't right, but that's a lie, that's a lie

And we can deny it as much as we want
But in time our feelings will show

'Cause sooner or later
We'll wonder why we gave up
The truth is everyone knows

Si wanita memberentikan nyanyiannya. Mata indah milik gadis itu, Ashley, sudah mulai berkaca-kaca. Tapi dia masih menampungnya di kelopak matanya itu. Mungkin sebentar lagi semua itu akan jatuh begitu saja.

Almost, almost is never enough
So close to being in love
If I would have known that you wanted me
The way I wanted you
Then maybe we wouldn't be two worlds apart
But right here in each others arms

Here we almost, we almost knew what love was
But almost is never enough

 

Air mata itu, air mata yang tadi dia tampung di kelopak matanya itu, akhirnya jatuh juga dengan tiba-tiba. Dia sudah tak bisa menahannya. Dia kecewa. Sangat kecewa.

Arranged Marriage // n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang