***
Dengan cepat aku melangkahkan kaki ku menuju ke dalam rumah. saat aku membuka pintu rumah ku ini terpampang jelas seseorang dengan senyum tipisnya.
“Ashley?”
Sapa orang itu. Aku tertegun beberapa detik. Lalu aku menghampiri orang yang memanggilku itu. Jack. Aku bingung. mengapa dia bisa di sini. Maksudku, inikan rumahku. Sedang apa dia disini? Mengapa dia selalu datang di saat yang tidak tepat. Padahal hari ini aku akan pergi menjenguk Niall di penjara.
“Kau sedang apa di sini?” tanyaku.
“Aku? Hanya ingin bertemu dengan mu. Memangnya tidak boleh ya?” aku memutarkan bola mataku. Alasan yang sangat tidak logis bagiku. Maksudku, kalau hanya ingin bertemu denganku mengapa harus kerumahku. Dia kan bisa mengajakku ketemuan atau apalah. Ini pasti ada sesuatu yang penting.
“To the point aja ya, pasti kau ingin bertemu dengan ku karena sesuatu kan?” tanya ku to the point. Karena aku memang mencium bau-bau yang tidak mengenakan. Tapi bukannya aku ingin berburuk sangka terhadap Jack. Aku hanya berjaga-jaga saja.
“Hmm.. sebenarnya sih memang begitu,” dia mendekat kearahku sambil tersenyum yang tak bisa ku tebak. “Okay, jadi aku kesini sebenarnya hanya ingin memberitahumu tentang satu hal yang pasti sangat penting.” Lanjutnya.
“Maksudmu apa?”
“Ashley, kita sudah kenal sangat lama. Tapi mengapa kau tak pernah berubah? Begini saja, aku punya sesuatu untukmu supaya lebih jelas semuanya.” Tuturnya sambil mengeluarkan subuah bungkusan berwarna coklat muda dan memberikan nya kepadaku. Aku mengambilnya ragu.
“Buka lah,” perintahnya. Jujur aku sangat ragu untuk membuka bungkusan ini. soalnya sedari tadi aku memiliki firasat yang cukup buruk. Karena tadi dia bilang kalau ini adalah suatu hal yang sangat penting. Aku takut kalau ini ada hubungannya dengan Niall. Maksudku, bisa saja dia menjebaknya—Ashley! Cukup. Kalau tidak boleh berpikiran kalau Jack adalah dalang dari semua ini. Dia mungkin hanya ingin membantumu.
Aku membuka bungkusan itu secara perlahan. Setelah aku lihat kalau bungkusan itu benar-benar terbuka. Aku melihat kearah Jack. Dia hanya mengangguk. Aku menghembuskan nafasku pelan. Dengan perlahan aku mengambil apa yang ada di bungkusan itu.
Aku membeku. Rasanya tak dapat bernafas seperti biasanya. Ada apa yang terjadi? Aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Apa ini hanya mimpiku? Aku berharap seperti itu. Aku menjatuhkan barang yang ada di tanganku itu. Lalu menutup mulutku dengan kedua tangaku. Aku tak sanggup untuk melihat itu lagi. Terlalu sakit rasanya.
***
NIALL’S POV
Aku mengerjapkan mata ku beberapa kali. Setelah aku benar-benar bangun. Aku melihat ke arah sekitarku. Wait, dimana ini? Aku dimana? Bukannya aku harusnya ada di dalam penjara—coba aku ingat kembali apa yang aku lakukan kemarin. Aku melihat kebalik selimut. Aku hanya mengenakan boxer. Tunggu, coba aku ingat. Kemarin aku sedang ada di dalam penjara lalu tak lama datang—
“Babe,” panggil orang yang baru saja keluar dari kamar mandi. Aku menengok ke arah suara. Ternyata dia orangnya, Ally. Pasti dia yang membawaku ke sini. Aku berdiri mengenakan pakaian ku dan langsung pergi dari rumah Ally ini. tapi saat aku ingin keluar dari rumahnya. Tiba-tiba ada yang memelukku dari belakang. Aku melepaskan tangannya yang melingkar di pinggangku.
“Kau mau kemana sih? Tinggallah disini untuk sementara. Memangnya kau bisa menghilang begitu saja?” tanya Ally tepat di telingaku. Aku tak memperdulikan semua itu. Kenapa? Karena aku tidak mau jika Ashley tau tentang ini semua. Aku takut dia akan marah besar. Aku langsung melangkahkan kaki ku ke arah pintu dan membukanya.
“Kau yakin akan pergi begitu saja?” tanyanya sambil melipatkan kedua tangannya di dadanya. Aku menghentikan langkahku. “Bukannya kau sudah mempunyai janji dengan ku kan?”
Shit.
Ternyata aku hanya di jebak oleh nya. Aku bodoh. Aku memang bodoh. Mengapa aku harus menyetujui perjanjian bodoh itu? Holy shit.
“Sekarang lebih baik kau menutup pintu itu dan kembali kesini.” Perintahnya. Dengan ragu aku terpaksa menuruti perintah nya. Aku langsung menutup pintu aparterman nya itu dan membalikkan badanku. Lalu berjalan ke arah Ally.
Aku bisa melihat dia mengatakan ‘good boy’ kalau bukan karena perjanjian bodoh itu aku tidak akan mau mengikuti perintahnya itu. Malah aku tidak akan sudi.
***
AUTHOR’S POV
“Bagaimana pekerjaanmu? Berjalan dengan berhasil tidak?” tanya seseorang di telepon, Ally.
“Menurutmu? Kau pasti tahu apa jawabannya bukan? Bagaimana dengan mu?” tanya orang di seberang sana, Jack.
“Aku tahu pasti kau bisa ku andalkan. Aku? Ya, pasti berhasil. Kau tahukan aku memang jago berekting.” Tutur cewek itu dengan sangat bangga.
“Oh aku tahu itu. Okay sudah ya, nanti kita bicarakan lagi.” Ujar Jack sambil menutuskan sambungannya.
Mereka adalah dalang dari semua ini. Mereka yang merencanakan semua ini. Mereka juga lah yang memeinkan nya. Mereka memang tidak pernah memperdulikan orang yang mereka rusak hubungannya. Karena mereka tidak pernah merasakan apa yang di rasakan Niall dan Ashley. Mereka hanya ingin keinginan mereka saja.
Karena meraka terlalu egois untuk itu.
***
Oyy maaf ya kalau part yang ini pendek soalnya pikiran lagi mentok nih. Btw bentar lagi udah mau epilog yey! Akhirnya selesai juga haha ohiya jangan gak nafas liat di multimedia:)
LEAVE UR VOTE AND COMMENTS!
DONT BE SILENT READER PLEASE?:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage // n.h
FanficSeorang perempuan yang di jodoh kan dengan seorang superstar. Ia adalah Ashley, perempuan yang biasa saja. Walaupun ia cukup perfect dimata orang lain. Ashley terpaksa menikah dengan Niall, karena paksaan dari sang orang tua. Seperti biasa, they bo...