Chapter 9

13.8K 898 64
                                    

******

aku memang care dengan nya tapi—sudah! Kau harus menemuinya. Aku sangat tidak kuat melihatnya menangis seperti itu. Waitt.. apa yang tadi aku bicarakan? ‘aku sangat tidak kuat melihatnya menangis’? oh no. Ada apa dengan ku? lupakan.

“Ashley?” gumamku lembut. Dia menengok ke arah ku. 

HANCUR.

“Ya?” tanya nya sambil membersihkan air mata nya yang sudah terjatuh pas di pipi nya itu dengan kasar.

Mengapa dia? Tidak seperti biasanya. Aku mulai memberanikan diri ku untuk bertanya mengapa dia menangis.

aku mendekatinya. “Kau kenapa?” tanyaku. Kali ini aku benar-benar tidak tega dengan nya. Dia tidak seperti biasanya. Yang selalu ceria, tertawa, cemberut dan sikap nya sewaktu dia marah kepadaku. Aku lebih menyukai itu dari pada saat aku melihatnya menangis. Entah mengapa tapi hati ku ini rasanya sama sekali tidak tega.

Dia ragu. Aku tahu itu. “Hmm.. aku tidak apa-apa” ucapnya sambil tersenyum. 

BOHONG.

Aku sangat tahu bahwa itu adalah Fake smile. Mengapa dia masih bisa tersenyum seperti ini? padahal jelas-jelas dia terlihat sangat sedih. Aku jadi semakin penasaran. 

“Kau jangan berbohong sama aku. Kau kenapa?” tegas ku. aku bisa melihat dimana indah nya itu terdapat rasa sakit yang sangat dalam. Apa ada hubungan nya dengan mantan nya? Ya, aku pernah dengar dari orang tua nya jika dia dulu pernah mempunyai hubungan yang sangat tidak enak dengan mantannya itu.

Dan kau tahu? Sebenarnya aku dan Ashley menikah karena sebab itu. Orang tua nya tidak ingin anak yang paling mereka sayang menangis sepanjang hari. Akhirnya mereka memutuskan untuk menikahi aku dengan dia. Tapi aku tidak tahu lengkapnya. Maka dari itu aku ingin menanyakan nya. Tapi aku takut untuk bertanyanya.

“Kau tidak akan pernah tahu apa yang aku rasakan” ujarnya. Ha? Apa maksud dari jawaban nya itu? Aku sama sekali tak mengerti.

Okay dia mulai membuatku penasaran. Akan ku ikuti permainan mu.

******

Ashley's POV

“Ashley?” gumam seseorang dengan lembut. Siapa dia? Aku menengok ke asal suara itu.

NIALL.

Oh my god! Mengapa dia bisa ada di sini? Hancur sudah. Pasti dia akan mengira aku ini orang gila atau orang aneh yang menangis tiba-tiba di kolam renang. Oh no!

“Ya?” tanya ku dan langsung membersihkan air mata ku yang sudah terjatuh pas di pipi ku dengan kasar. Aku tidak mau di bilang cengeng oleh nya. Aku masih punya gengsi.

Dia mendekatiku. “Kau kenapa?” tanyanya. Ha? Bagaimana bisa? Maksud ku, tumben sekali dia care dengan ku. dia kenapa? Tapi dari mata nya seperti nya dia tampak tak tega dengan ku. Aku bingung. Sangat bingung dengan nya. Kenapa akhir-akhir ini dia mulai care dengan ku? aneh.

Aku ragu untuk  menjawab pertanyaan nya. “Hmm.. aku tidak apa-apa” ucapku sambil tersenyum—Ralat fake smile, lebih tepat nya. Mengapa aku masih bisa tersenyum seperti ini? padahal jelas-jelas aku terlihat sangat sedih. Bukan sedih lagi, melainkan sakit. 

“Kau jangan berbohong denganku. Kau kenapa?” tegas nya. Ini sempat membuatku sedikit takut untuk membicarakan semua yang aku alami selama ini dengan nya. Apalagi tentang Jack. Sama sekali, NO!

“Kau tidak akan pernah tahu apa yang aku rasakan” ujarku. Aku sendiri sepat kaget. Kenapa kata-kata itu bisa keluar begitu saja dari mulut ku? kalian tahu bagaimana reaksi Niall? Dia sangat bingung. Lebih tepat nya sangat penasaran.

Maaf Niall, bukannya aku tidak ingin memberitahukan semua ini dengan kau aku hanya tak ingin jika aku dekat dengan mu. Aku tak ingin jatuh cinta kepada mu. Aku tak ingin kau menganggap ku lebih. Aku tak ingin menyakitimu. Aku takut.

“Maksudmu?” tanya nya lagi tapi kali ini dia terlihat sangat bingung. Aku juga bingung ingin menjawab apa. Aku ceritakan saja atau tidak ya? Aku bingung.

“Hmm... sebenarny—“

KRING KRING KRING

baru saja aku ingin menceritakan isi hati ku ini dengan Niall. Tiba-tiba ada suara bunyi dering IPhone milik Niall? Aku menarik nafas lega.

Untung saja.

damn” desis nya sangat kecil. Tapi aku bisa mendengar itu. Mungkin dia sangat penasaran sepertinya. Hmm.. i don’t know.

Dia melihat ke layar IPhone, dia terlihat sangat bingung. dia memberi ku kode Aku-terima-telepon-dulu. Lalu berjalan menjauh dari ku. siapa yang menelepon? Mengapa mengangkat nya harus jauh-jauh? Aku penasaran.

******

“BANGUN!!” teriak seseorang di telingaku. Shit. Siapa sih? Tidak tahu apa kalau aku sedang tidur? Ughh

“Umm.. apaan sih?” ucapku sambil menutup kepalaku dengan bantal. Aku hari ini sangat ingin tidur. Karena tadi malam aku baru tidur jam 3AM hanya karena menonton acara yang aku suka. 

Dia mengerang. “CEPAT BANGUNN!!” kali ini teriakan nya sangat keras. Karena aku kesal akhirnya aku bangun. Sungguh sangat mengganggu.

“Apaan sih? Mengganggu saja!” kesal ku sambil melempar guling ku. aku tidak tahu siapa orang yang aku lempar. Tapi yang pasti itu sangat tidak asing. Karena aku masih setengah membuka mata. Ternyata dia Niall. 

BRUK

Aww” erang Niall kesakitan.

Aku tertawa sangat kencang saat melihat Niall terjatuh—terpeleset lebih tepatnya. Karena dia ingin menghindar lemparan guling ku, tetapi kaki yang satu lagi tak bisa memopong badan nya itu. Pagi-pagi begini sudah ada tonton an lucu. Yaampun!

Karena kasihan akhirnya  aku membantu nya berdiri. Walaupun aku membantu nya sambil masih tertawa.

“This not funny” ketus nya. 

“Oh iya? Tapi menurutku ini lucu.” Ledek ku sambil menjulurkan lidah ku dan langsung pergi ke dalam kamar mandi. Dan sepertinya Niall sangat kesal. Okay biarkan saja, nanti juga baikan lagi.

******

Arranged Marriage // n.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang