******
Dan ternyata Niall tertidur dibahu ku. Apa maksud dari ini semua? Tapi kenapa dia terlihat seperti tidak tidur? Sungguh aneh hari ini.
Aku langsung membawa Niall ke kamar. Bisa dibilang aku ini wanita yang cukup strong. So, aku bisa membawa Niall ke kamar. Tapi kalau bisa dibilang wajah Niall pada saat tidur itu rasanya sangat lucu sekali. Aku ingin mencubit pipinya itu. Tapi aku tak bisa, nanti dia bisa terbangun karena ku.
Berat sekali badannya ini.
Aku langsung menaruhnya di tempat tidur, dengan susah payah. Aku menyelimutinya. Lalu aku tidur disamping, tapi tidak terlalu dekat. Aku takut nanti dia bakal GR dengan ku. jadi posisi tidurnya, disebelah kanan Niall. Tengah ada guling sebagai pembatas. Dan diujung sebelah kiri ada aku.
Tapi sebelum ku tidur, tiba-tiba mulutku ini langsung mencium pipi Niall. Padahal aku tidak ingin menciumnya. Itu hanya secara tidak sengaja. Mulutku inilah yang menginginkannya. Aku sama sekalu tak bermaksud.
Sangat tak bermaksud.
******
NIALL’S POV
Jika kalian berpikiran kalau aku tidur, itu sama sekali tidak benar. Aku sama sekali tidak tidur. Dan jika kalian bertanya mengapa aku berteriak frustasi? Atau tiba-tiba memeluk Ashley? Aku akan memberitahukan kalian. Tapi tidak untuk Ashley, dia tidak boleh tahu yang sebenarnya.
*Jam 12 malam*
Aku sangat lapar. Kalian tahu itulah tpycal ku, selalu lapar dimalam hari. Seperti layaknya vampire yang ingin sekali meminum darah. Ya seperti itu lah aku.
Saat aku sedang ingin mengambil minuman dan makanan di kulkas. Tiba-tiba IPhone ku berbunyi. Tanda ada orang yang menelepon. Saat aku lihat ke layar IPhone ku, prive number. Aku tidak mengakatnya, karena memang aku tidak pernah mau mengangkat nomor yang tak ku kenal.
Lalu tiba-tiba IPhone ku berbunyi lagi. Dan saat aku lihat lagi. Nomor yang sama. Siapa sih dia? Malam-malam begini menelepon. Lagi-lagi aku menghiraukannya. Mungkin dia salah sambung atau dia salah satu fans.
Tapi lagi-lagi IPhone ku berbunyi. Aku melihat ke arah layar IPhone ku. nomor itu lagi. Htf, karena aku pusing mengapa dia menelepon ku terus. Akhirnya aku mengangkanya.
“Hey! Kau tahu ini sudah malam. Bisa tidak kau tak usah—“ omonganku terputus oleh orang yang meneleponku ini. lancang sekali dia. Dia benar-benar membuatku panas. Siapa dia?
“Calm down, Mr. Horan.” Ujar seseorang yang ada diseberang sana dengan lembut tapi dengan nada yang bisa membuatku bergidik. Siapa dia? Dan mengapa dia tahu nomorku ini? Dan kenapa dia bisa tahu namaku? Jika dia seorang fans itu tidak mungkin. Karena pasti mereka akan teriak-teriak, yang bisa membuatku menutup telingaku. Kerena suara mereka yang sangat keras dan tinggi.
Tapi ini beda. Sangat beda. Siapa dia? Dia masih membuat ku penasaran.
“Si-siapa kamu?!”
“Tidak penting kau tahu siapa aku. Kau pasti tidak mengenalku. Yang jelas aku hanya ingin memperingatkanmu. Agar kau secepatnya menjauhi Ashley. Kau tak boleh ada didekatnya. Atau? Kau akan menyesalinya, Horan.” Jelasnya.
Cuih.
Never in your wildest dream.
Kau tak bisa melarangku untuk menjahui Ashley. Karena aku sekarang sudah mencintai Ashley. Jika kau melarangku, aku harus melangkahi aku dulu. Aku itu bukan siapa-siapa di hidupku. Jadi kau tak bisa unuk melarangku. Never.
“Kau ini siapa sih? Mengapa kau seenaknya menyuruhku?! Kau pikir kau siapa?” amarahku meluap sekarang. Kau pikir kau siapa?
Dia tertawa layaknya devil, “Kan sudah ku bilang. Kau tak perlu untuk tahu siapa ak—“ kali ini aku yang memotong omongannya. Aku kesal dengan nya. Sangat.
“Apa maumu? Tunjukan jati dirimu sekarang!” bentak ku.
Dia tertawa lagi, “Kau ternyata bodoh ya. Aku bingung kenapa kau bisa menjadi artis yang digemari banyak orang. Kau hanya seorang yang sangat tak berguna. Apa perlu aku jelaskan apa mau ku? Apa aku harus mengulangnya lagi dengan keras supaya kau mengerti, Mr. Horan?” Apa yang dia bilang? Aku bodoh? Aku cupu? Bukannya Kau yang cupu dan bodoh. Untuk menjawab pertanyaan ku ‘siapa kau’ saja tak bisa.
CUPU.
“Aku hanya ingin tau siapa kau?! Mengapa kau melarangku untuk dekat dengan Ashley? Siapa kau sebenarnya, HA?!”
“Kau begitu bodoh, Horan. Okay, aku akan menjelaskannya lagi. Aku hanya ingin untuk kau menjahui Ashley. Karena Ashley sangat tidak cocok untuk mu. Lebih baik kau menjauhinya, daripada kau dan orang-orang di dekatmu tak akan selamat. Tapi jika kau tak mau juga.. Aku akan menghantui dunia mu, mungkin aku akan mengganggu istrimu juga, Horan. Bagaimana? Kau setuju untuk menjahui Ashley?” Oh god please help me! apa yang harus aku lakukan? Apa aku harus mengikutinya? Atau tidak? tapi jika aku mengikuti nya aku tak akan bisa menemuinya, ataupun berdekatan dengannya. Tapi jika aku tidak mengikuti, semua orang yang ada didekatku tak akan selamat.
Bagaimana ini? aku takut dia apa-apain keluargaku, teman-temanku, begitupun dengan Ashley. Aku takut dia mengambil apa yang aku punya. Aku bingun harus menjawab apa. Aku bingung sangat bingung.
“Bagaimana Niall? Kau setuju dengan aku yang aku katakan? Jika kau menjauhinya aku berjanji untuk tak menyentuh orang-orang yang ada didekatmu. Tapi.. jika kau tak mau? Kau akan menyesalinya, Horan. Karena aku tak segan-segan untuk menbunuh mereka atau menyiksa mereka satu demi satu, bagaimana?” tanyanya lagi. Ini seperti buah simalakama.
Jika aku tak menurutinya, semuanya akan mati. Tapi jika aku menurutinya aku akan tersiksa juga. Aku harus mengatakan apa?
YES
Or
NO
Help me god!
“......”
******
Siapa sebenarnya orang itu? Dan mengapa orang itu menyuruh Niall untuk menjahui Ashley dari hidupnya. Apakah Niall menyetujui perjanjian itu? Atau malah sebaliknya? Semua akan terungkap di Chapter selanjutnya, so tunggu aja ya!
Leave your comment and vote, please?
Dont be a silent reader, okay?
P.S: Sorry kalau yang ini part nya sedikit ya. Ohiya, ditebak dong apa yang akan Niall omongin Yes or No? Comment aja ya apa pendapat kalian! Haha love ya xx
KAMU SEDANG MEMBACA
Arranged Marriage // n.h
FanfictionSeorang perempuan yang di jodoh kan dengan seorang superstar. Ia adalah Ashley, perempuan yang biasa saja. Walaupun ia cukup perfect dimata orang lain. Ashley terpaksa menikah dengan Niall, karena paksaan dari sang orang tua. Seperti biasa, they bo...