Aku berjalan menelusuri jalan kecil yang mengarah ke apartemenku yang lumayan terpencil.
Hari sudah menggelap. Ini pasti kelamaan mampir beli ice cream. Aku sebenarnya jarang pulang ke apartemen sendiri jika sudah menjelang malam. Karena selalu ada Gab menemani, kurasa aku terlalu bergantung dengan Gabriel.
Aku terus berjalan melewati kegelapan dengan cepat. Jujur saja, aku takut sendirian di tempat gelap.
Tiba-tiba seseorang memelukku erat dari belakang membuatku langsung refleks untuk melepaskan.
"Tolong lepaskan." Pintaku dengan sedikit berteriak.
"Hey tenanglah ini aku." suara ini milik Dave.
"Dave..." Panggilku. Dia meletakan dagunya ke bahuku dan menghirup sekitaran leherku.
"Aku membutuhkanmu." Ucapan Dave tentu saja membuatku menegang. Astaga! Ini baru beberapa jam setelah dia mengantarku.
"Aku bukan jalangmu, sialan! aku ingin pulang."
"Tinggalah denganku. Kau tak perlu merasa takut lagi jika pulang malam." Dave menghirup daerah leherku. Dia benar-benar menikmatinya heh?
"Dave tolong jangan paksa aku lagi." Aku memberontak melepaskan pelukan Dave di perutku, tapi kekuatannya tidak sebanding denganku.
"Jika para wartawan itu mengetahui tempat tinggalmu disini mereka akan merendahkan dirimu. Kau akan dibicarakan jalang, tidak selevel denganku, dan banyak lainnya." Ucapnya menjelaskan tepat di telingaku. Aku merinding mendengarnya berbicara sangat dekat dengan telinga bahkan suaranya terdengar sexy.
Apa yang aku pikirkan sekarang! Aku sepertinya sangat kelelahan.
"Memang aku peduli? Lepaskan aku Dave. Aku mau pulang."
"Aku memaksamu." Setelah di berucap seperti itu tiba-tiba tubuhku terangkat. What the hell?! Aku di gendong bagai karung! Astaga kepala pusing rasanya.
"DAVE TURUNKAN!" Teriakku sambil memukul punggungnya yang keras. Nafasku terasa pendek, dan kepalaku sakit.
"Dave tolong turunkan kepalaku rasanya ingin pecah jika kau gendonh seperti ini." Pintaku dengan suara pelan. Aku yakin wajahku telah memerah.
Dia menurunkanku dan setelah itu mengganti cara menggendongnya menjadi bridal style.
Aku terbatuk pelan rasanya tak enak seperti tadi. Kepala dan hidungku sakit. Aku tidak bisa melawan lagi badanku lemas rasanya. Baru saja selamat tadi siang dan sekarang hampir mati lagi ? Kami berakhir di mobil sport yang di banggakan para lelaki.
"Dave tidak bisakah aku pulang ke apartemenku saja?" Tanyaku pelan.
"Tidak." Jawabnya dingin sambil melajukan mobilnya. Aku perlahan menghela nafas kasar.
Aku melihat kearah luar jendela kota saat malam begini sangat indah mereka menggunakan lampu berwarna-warni terlihat seperti bintang.
Tanpa sadar mataku semakin menyipit dan akhirnya aku tertidur.
----
Dave P.O.V
Aku melirik ke samping menemukan gadisku ini sudah tertidur dengan kepala menyender ke pintu.
Apa kepalanya sakit tidur menyender seperti itu? Aku menepikan mobil mencoba melepaskan seatbelt Daisy dan meletakannya di pelukkanku.
Sekarang posisi kami adalah aku memangkunya. Tidak lupa aku memakaikan seatbelt untuk kami berdua.
Rambutnya harum dan sangat menenangkan. Aku kembali melajukan mobil dan sesekali mengelus rambut harum Daisy.
Dia sama sekali tidak terganggu dari awal aku menariknya dan memangkunya. Dia malah kelihatan sangat nyaman. Gadis ini aku benar-benar menginginkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Man is Rich
RomanceDia sangat berbeda. Dari sikap hingga wajah yang mulus, mata yang menghipnotisku, badan yang montok, dan yang palingku suka! Bibir sexy yang tebal miliknya! Susah sangat susah menyingkirkannya dari pikiranku, sepertinya aku terobsesi dengan gadis i...