Fourteen

13.7K 644 25
                                    

Dave P.O.V

Sialan kau Christian! Aku jadi lepas kendali gara-gara dia! Aku memeluk erat Daisy yang menangis.

Christian benar-benar lelaki itu awas saja. Aku akan beri dia pelajaran karena menjebakku melukai Daisy. Amarahku tidak terkendali tadi mendengar bahwa Christian memanggil Daisy dengan panggilan gadisku. Ia milikku tidak ada yang berhak memanggilnya seperti itu selain diriku!

Aku merasakan badan Daisy sedikit melemas dan dengan sigap aku membawanya ke kamar.

"Dave." panggilnya dengan suara pelan.

"Apa? " tanyaku sambil menidurkannya.

"Apa kau ingin tahu?" tanya Daisy lagi. Aku mengernyitkan dahi.

"Ya, aku ingin mengetahui semua yang ada di dirimu." jawabku tegas dan langsung mengecupi wajah Daisy yang bagaikan candu untukku.

"Christian adalah mantan pacarku." jelas Daisy pelan.

"Istirahatlah dulu setelah itu baru kau cerita padaku." perintahku padanya. Dia hanya mengangguk sepertinya dia memang lelah atau dia mungkin sakit?

Aku mengambil alih di sampingnya dan memeluknya erat. Daisy tidak memberontak dia malah mencari kehangatan di pelukanku.

Aku merasakan nafasnya mulai teratur. Kurasa dia sudah tertidur. Aku hanya terus mengelus rambutnya yang halus dan harum.

Hampir 1 jam aku tidak merubah posisi dan sekarang aku harus memeriksa sesuatu. Aku melepaskan pelukan dan membuka sedikit pada bagian pinggang celana panjang yang digunakan Daisy.

Aku melihat pinggangnya sedikit membiru. Pasti karena cengkramanku tadi.

Aku berjalan keluar kamar mencari nyonya Myan untuk mengambilkan obat dan memasakan sesuatu yang dia suka untuk makan malam, tapi yang harus di dahulukan sekarang adalah mengobatinya dulu. Dia menangis karena cengkramanku tadi.

Nyonya Myan datang membawa salep dan memberikannya padaku. "Nyonya Myan tolong suruh Deyes jam 3 ke ruangan kerjaku." Suruhku lagi. Ny. Myan menurut patuh. Memang seharusnya semua orang patuh padaku.

Aku kembali ke kamar dan melihat Daisy masih tertidur. Sudah dua hari ini aku selalu melihatnya tertidur dan itu sangat menggemaskan. Kadang jika bangun tidur dia akan memandangi wajahku cukup lama tapi setelah aku tegur dia akan berpura-pura tidur kembali.

Polos. Itu yang dipikiranku tentangnya. Aku memberikan salep ke pinggang Daisy yang membiru. Selesai memberikan salep pada pinggang Daisy aku langsung berbaring lagi dan memeluknya erat.

---

Aku merasakan elusan hangat pada rahangku. Tanpa sadar aku ingin tersenyum, tapi aku tahan. Aku menikmari elusan itu. Daisy pasti kembali melihatiku saat tertidur.

Elusan itu semakin mendekati bibirku dan berakhir dia juga mengelus bibirku. Ternyata dia sangat nakal heh? Aku tidak bisa menahan seringaianku.

"Eh Dave kau sudah bangun." ucapnya terdengar kaget. Aku langsung menatapnya. Pipinya bersemu merah terlihat sangat menggemaskan.

"Kenapa?" tanyaku tanpa melepaskan seringaianku.

"Sejak kapan kau bangun? Kenapa tidak langsung bangun?" tanyanya langsung menyerbu pasti dia sangat malu aku dapat melihat pipi yang memerah.

"Aku sedang menikmati elusan dari tangan hangatmu." jawabku menggoda dan aku melihat lagi pipinya kembali memerah.

"Astaga apa yang aku lakukan." gumam Daisy dengan suara sangat kecil, tapi tentunya aku masih mendengar itu. Dia memukul kepalanya.

My Man is RichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang