Angel Part 11

85 7 0
                                    

"Ayo pulang!"

Shafa terdiam sejenak mendengar suara itu. Perlahan kepalanya mendongak, matanya menangkap sosok Rafael tengah berdiri di hadapannya dengan tangan yang terulur kearahnya. Tangan yang menggenggam tas miliknya.

Shafa menatap Rafael bingung. Ia sudah seperti orang bodoh.
Rafael mengeluarkan ponselnya dan mengambil gambar Shafa, kemudian menunjukkannya pada Shafa.

"Lihatlah, wajahmu sudah seperti orang gila." ucap Rafael tanpa ekspresi apapun.
"Cepat berdiri!" lanjutnya.

Shafa menuruti perkataan Rafael. Ia mulai berdiri dan meraih tasnya. Menggenggamnya dengan sangat erat. Kepalanya kembali tertunduk, ia belum berani menatap wajah Rafael.

Shafa merasakan rambutnya di sentuh. Ya, Rafael menyentuh rambutnya. Merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.
Rafael menyentuh dagu Shafa dan mengangkatnya hingga mata mereka bertemu dan saling menatap.
Ibu jari Rafael menghapus air mata Shafa.

"Jangan cengeng!" ucap Rafael.

Tangan Rafael beralih menggenggam tangan Shafa dan menariknya. Membawanya keluar dari ruangan itu.

Sedari tadi Shafa hanya bisa terbingung-bingung dengan apa yang dilakukan Rafael. Sampai ia tidak bisa berkata apapun. Ia hanya mengikuti setiap apa yang Rafael lakukan padanya.

'Pertama kalinya aku merasa sangat sakit melihat Rafael jauh dariku. Tidak lagi, aku tidak ingin lagi membuatnya marah. Aku ingin membuatnya merasa nyaman berada disisiku.'

<==>

Rafael membaca tiket yang ditunjukkan Shafa. Tiket kapal untuk menuju pulau pari yang ada di kepulauan seribu. Rafael tersenyum dan memukulkan dua tiket itu ke ujung kepala Shafa. Tidak sakit memang, karna hanya dua lembar kertas tipis.

"Besok libur kan?" tanya Shafa.

Rafael menjawabnya dengan anggukan kepala. "Aku akan ajak yang lain juga!" ucap Rafael.

"He?" ucap Shafa menatap Rafael bingung.

"Reza dan yang lainnya." ucap Rafael.

Shafa kecewa mendengarnya. Apa Rafael tidak tau ia hanya ingin berdua saja. Supaya benar-benar menikmati pulau pari yang katanya sangat tenang.
Kalau ada Reza dan kawan-kawan pasti akan jadi rusuh. Bukan ia tak suka dengan sikap teman-temannya. Tapi, untuk kali ini saja, ia benar-benar hanya ingin berdua dengan Rafael.

Rafael menyentuh kedua bahu Shafa dan sedikit menggenggamnya. Ia sedikit menunduk dan membuat wajahnya jadi dekat dengan wajah Shafa.

"Aku memang akan selalu menjagamu. Tapi tentu aku nggak bisa melakukan semua hal. Karna itu, kita butuh teman-teman." ucap Rafael tersenyum lembut.

"Maaf! Mengajakku pergi memang terlalu beresiko." ucap Shafa.

Rafael menarik Shafa kedalam pelukannya. "Semua hal memiliki resiko. Jangan pikirkan hal itu. Kita pergi bersama dan bersenang-senang besok. Sekarang, istirahatlah." ucap Rafael kemudian melepaskan pelukannya.

Rafael kembali memberikan Shafa senyuman sebelum ia berbalik. Dengan cepat Shafa menahan Rafael saat Rafael hendak melangkahkan kakinya.

"Aku takut saat kamu menjauhiku. Maafkan aku karna hal di sekolah tadi." ucap Shafa.

"Ah!" Rafael menganggukkan kepalanya. "Masuklah, kamu harus persiapkan dirimu untuk besok." ucap Rafael.

Shafa menganggukkan kepalanya lalu melambaikan tangannya. Ia melangkah menuju gerbang rumahnya. Baru ia mau menyentuh gerbangnya, sudah ada yang lebih dulu menyentuhnya dan mendorongnya hingga terbuka.

AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang