"Aku menyukaimu!" ucap Bisma.Shafa diam mematung. Ini, ini terlalu mengejutkan untuknya.
Bisma tertawa kecil melihat ekspresi Shafa. "Maafkan aku membuatmu terkejut, tapi aku serius." ucap Bisma menatap kedua manik hitam Shafa.
Bisma teringat sesuatu, ia membuka tasnya dan mengambil dua buah tiket nonton film terbaru yang ia beli saat perjalanan kesini tadi.
"Ini tiket nonton, minggu depan. Mungkin lo udah keluar dari rumah sakit. Dan gue pikir, nonton bareng lo pasti menyenangkan. Gue mohon, terimalah!" ucap Bisma memberikan tiketnya ketangan Shafa.
Bisma menghela nafasnya. Ia merasa lega sudah bisa mengungkapkan perasaannya. "Gue pulang dulu ya." ucap Bisma kemudian bangkit.
"Tunggu Bisma!" ucap Shafa sebelum sempat Bisma melangkahkan kakinya.
"Aku nggak bisa menerimanya!" ucap Shafa. "Aku senang mendengarmu mengungkapkan perasaanmu. Tapi aku.... Aku ingin selalu bersamanya." lanjutnya.
"Perasaanku padamu, tidak kalah dari Rafael." ucap Bisma.
"Aku ingin bersamamu kapanpun dan dimanapun. Aku juga siap untuk selalu menjagamu, bahkan jika aku harus terluka. Sungguh." ucap Bisma lagi dengan lembut.Shafa menganggukkan kepalanya sembari tersenyum. "Terimakasih!" ucapnya.
Shafa mengatur nafasnya. "Dicintai olehmu adalah hal yang sangat membahagiakan. Dengan keadaanku yang seperti ini, kamu sudi menaruh perasaanmu padaku. Tapi aku nggak pantas buat kamu." ucap Shafa.
Bisma menghela nafasnya. "Kamu sangat menyukai Rafael, iya?"
"Bertemu dan berteman denganmu, adalah hal yang sangat berharga. Tapi bertemu Rafael, membuatku menyadari untuk pertama kali rasanya jatuh cinta. Banyak hal yang aku rasakan, baik itu suka maupun duka." ucap Shafa.
"Karnanya pula, aku lebih kuat dalam menjalani hidup. Masih ada banyak hal yang harus aku hadapi. Termasuk kematian. Dan pertama kalinya, aku merasa semangat untuk melawan penyakitku ini. Itu semua karna kehadirannya." ucap Shafa.
"Dia udah berjanji untuk menjagaku. Jadi, aku akan membantunya untuk bisa menepati janjinya."
Shafa mengarahkan pandangannya ke Bisma dan mengembangkan senyumnya. "Karna itu, aku nggak bisa menerimanya." ucap Shafa.Shafa mengulurkan tangannya, mengembalikan bunga dan juga tiket yang tadi Bisma berikan padanya.
Dengan berat hati Bisma mengambil kembali tiket dan juga bunganya."Maaf, Bisma." ucap Shafa.
<==>
Bisma bertemu dengan Rafael saat berada di parkiran rumah sakit. Keduanya saling menatap satu sama lain dengan wajah tanpa ekspresi.
"Gue udah ungkapin perasaan gue ke Shafa." ucap Bisma membuat Rafael terkejut.
"Tapi gue gagal, dia nolak gue!" ucap Bisma lagi. "Semoga kalian bahagia ya!" Bisma menepuk pundak Rafael dan berlalu dari hadapan Rafael.
~
"Maafkan aku ya!" ucap Rafael sembari mengacak rambut Shafa.
Shafa menatap Rafael bingung. Apa maksudnya? Baru masuk tiba-tiba bilang minta maaf. Dan lagi harus mengacak-acak rambutnya.
"Raf!" ucap Shafa.
"Iya!" jawab Rafael.
Shafa menggelengkan kepalanya. "Nggak jadi!" ucapnya dengan ekspresi yang menggemaskan.
"Apa sih?" tanya Rafael penasaran.
"Nggak, bukan apa-apa kok." jawab Shafa sembari memainkan ujung selimut yang menutupi tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel
ФэнтезиSeorang pria meninggal akibat kecelakaan. Tapi arwahnya masih bergentayangan dan bisa dilihat oleh semua orang termasuk teman-teman sekolahnya. Itu semua karna ia memiliki satu harapan besar. Apa harapan itu? Ketahui jawabannya dengan membaca cerita...