"He? Serius?" tanya Reza.
"Apa katanya?" sahut yang lain.
"Liat dong liat!" ucap Ilham mendekat.
"Gue bacain ya!" ucap Rafael.
"Iya iya, ayo cepetan!" ucap Joe tidak sabar.
"Shafa dapat pendonor dan akan segera di operasi. Operasi dibagi menjadi dua tahap. Operasi jantungnya kemudian parasit di otaknya." ucap Rafael.
"Uaaaa... Akhirnya!" ucap para penghuni kelas itu berteriak gembira.
"Kapan operasinya?" tanya Rangga.
"Operasi jantung besok. Dan untuk operasi otaknya 3 hari setelah itu, setidaknya menunggu jantungnya berfungsi secara normal." ucap Rafael membacakan pesan yang dikirim mama Shafa.
"Syukurlah! Penantian dia selama ini terbayarkan!" ucap Suzu.
"Un.. Usaha keras nggak akan mengkhianati." ucap Sonya.
"Jangan senang dulu! Ini baru akan di mulai. Baiknya kita tetap berdoa supaya operasinya berjalan lancar." ucap Pak Heru mengingatkan.
"Pasti pak!" ucap para muridnya.
"Kembali ke bangku kalian dan selesaikan pekerjaan kalian." perintah Pak Heru.
Para siswa itu bergegas menuju bangku masing-masing dan segera menyelesaikan tugas yang di berikan Pak Heru. Wajah muram para siswa itu seketika hilang begitu saja. Suasana kelas juga jadi terasa lebih menenangkan dibanding tadi.
<==>
"Lo seriusan mau nyusul kesana?" tanya Reza.
"Iya! Dia menjalani operasi jantung seorang diri. Gue mau saat ia menjalani operasi berikutnya, dia nggak merasa kesepian." ucap Rafael.
Reza, Ilham dan Dicky membantu Rafael menyiapkan barang-barangnya. Rafael akan terbang besok pagi. Karna pukul 17.00 operasi akan dilaksanakan.
"Hati-hati ya! Sampaiin salam kita buat Shafa." ucap Ilham.
Rafael menganggukkan kepalanya. "Pasti kok!" ucap Rafael memasukkan jaket tebalnya kedalam tas. Disana tengah musim dingin, jadi ia harus membawa pakaian yang tebal.
"Sorry ya, kita nggak bisa nganter ke bandara besok." ucap Dicky.
"Nggak papa kok! Gue minta doa kalian aja." ucap Rafael.
Rafael mengarahkan pandangannya ke jam yang menempel pada dinding. Masih pukul 20.47. Kenapa rasanya lama sekali. Ayolah cepat pagi. Rafael sudah tidak sabar untuk bisa bertemu dengan Shafa.
<==>
Matahari pagi ini sangatlah terik, meski baru saja memunculkan sinarnya, sudah dapat dipastikan hari ini akan sangat panas. Rafael berjalan dengan menarik kopernya, memasuki area bandara yang sudah dipadati oleh orang-orang yang hendak bepergian ke berbagai tempat di dunia ini.
Rafael berjalan menuju jalur yang sudah di sediakan untuknya. Tanpa sengaja Rafael melihat seseorang yang mirip seperti Joe, Yola. Untuk memastikannya, Rafael menghentikan langkahnya dan menatap lekat-lekat orang yang ia maksud, dan benar saja, itu memang teman-temannya."Joe! Yola!" panggil Rafael sembari berlari kearah teman-temannya.
"Rafael!" ucap Joe tersenyum lebar.
"Kalian bilang kalian nggak ikut!" ucap Rafael.
"Surprise!" ucap Yola.
Rafael tak menduga teman-temannya akan ikut. Bukan hanya satu dua orang, tapi satu kelas. Entah bagaimana bisa semuanya kompak untuk pergi kesana bersama.

KAMU SEDANG MEMBACA
Angel
FantasySeorang pria meninggal akibat kecelakaan. Tapi arwahnya masih bergentayangan dan bisa dilihat oleh semua orang termasuk teman-teman sekolahnya. Itu semua karna ia memiliki satu harapan besar. Apa harapan itu? Ketahui jawabannya dengan membaca cerita...