10

1.3K 30 0
                                    

"Oke sampai." Gue sekarang berada di restoran dimana gue dan Kak Dimas janjian.

Gue seneng banget karena rindu gue bisa terobati.

Itu dia Kak Dimas. Wait sama siapa ya. Kok kayaknya gue kenal. Gue deketin dulu ah. Siapa tahu pacarnya.

"Hay kak kangen banget aku sama kakak. Udah lama gak ketemu ya kita." Gue langsung peluk Kak Dimas.

"Iya dek, kakak juga. Kamu tuh suka banget ngagetin kakak." Kata Kak Dimas sambil ngelepas pelukan gue.

Saat gue tengok ke belakang ternyata yang sama Kak Dimas adalah Natalia, calon istri Mas Bara.

"Kak ini siapa?" Tanya gue sambil terus menatap Nata. Dia terlihat kaget juga menatapku.

"Oh iya kenalin ini Nata, pacar kakak. Dan Nata, ini adek aku." Jelas Kak Dimas. Rasanya bagaikan tersembar petir.

"Oh hay gue Sasi." Gue mengulurkan tangan ke Nata.

"Gu-gue Nata." Nata membalas uluran tangan gue.

"Kak, aku beneran kangen sama kakak. Udah berapa lama kita gak ketemu." Gue memegang tangan Kak Dimas.

"Ha ha ha lebay lo dek. Baru juga kemarin kita ketemu di kantor." Kak Dimas tertawa lebar.

"Maaf aku ke kamar mandi dulu ya Dim." Nata beranjak dari tempat duduknya.

"Iya sayang. Jangan lama-lama ya." Kak Dimas tersenyum padanya.

Ini kesempatan gue buat jelasin semuanya ke Kak Dimas agar tidak terjebak dengan ratu ular berbisa.

"Kak aku mau cerita sama kamu. Tapi tolong jangan dipotong oke."

"Iya. Ada apa dek?" Tanyanya dengan penuh penasaran.

"Kakak harus janji dulu kalau kakak gak akan marah sama siapapun dan anggap saja aku gak pernah cerita." Gue mengacungkan jari kelingking.

"Iya-iya, gue janji. Mau ngomong apaan sih dek?" Kak Dimas mengaitkan kelingkingnya ke kelingkingku.

"Kakak harus tahu kalau Nata itu..."

"Hay sayang. Maaf ya lama."

Belum selesai gue berbicara. Nata tiba-tiba datang.

"Iya gak apa-apa kok." Kak Dimas selalu tersenyum ketika memandangnya. Beda banget sama waktu gue belum nikah.

"Oh iya dek lo mau ngomong apa?" Tanya Kak Dimas.

"Ehm kita ngomong di rumah aja ya kak. Nanti aku ke rumah deh. Aku juga kangen banget sama kamarku. Dan ada lagi laporanku buat karyawan pengganti posisiku besok ada di kamar. Jadi aku harus mengambilnya. Cepet pulang kak. Jangan lama-lama kalau pacaran. Nanti ada setan. Bye." Gue cium pipi Kak Dimas dan pergi gitu aja tanpa berpamitan dengan Nata.

Nata pacar Kak Dimas. Tapi dia juga jadi calon istrinya Mas Bara. Jadi Kak Dimas itu jadi selingkuhannya Nata.

Cewek ini apa sih yang dicari dari kedua laki-laki itu? Gue gak habis pikir sama cara berpikirnya.

Gue harus bener-bener bilang ke Kak Dimas. Gue gak mau Kak Dimas terluka.

Kedatangan Nata di kehidupan Kak Dimas membawa perubahan besar. Yaitu sekarang kakak lebih sumingrah.

Gue gak mau kakak terlalu jauh kedalam hubungannya dengan Nata.

Gue takut banget kalau kakak patah hati dan berubah lagi. Gue gak mau kakak berubah. Senyuman Kak Dimas itulah penyemangat hidupku.

Sekarang gue harus pulang ke rumah Kak Dimas. Gue bakal tunggu dia sampai pulang.

Gue gak akan kasih tahu semua ini ke Mas Bara sebelum gue berhasil pisahin Kak Dimas dan Nata.

"Hah Kakak sama Nata mau kemana tuh? Kok masuk mobil kakak." Gumam gue ketika melihat mereka bergandengan tangan keluar dari restoran.

"Gue harus ikutin."

Gue bisa diam kalau Mas Bara mau nikah lagi walau asa rasa sakit hati. Karena dia tidak mencintai gue. Tapi tidak dengan Kak Dimas. Gue bener-bener gak bisa diam. Karena Kak Dimas adalah satu-satunya keluarga gue.






AKU BAHAGIA BERSAMAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang