12

1.3K 36 0
                                    

Author POV

Setelah Sasi selesai belanja, ia langsung menuju rumah Dimas. Dalam perjalanan, ia memikirkan bagaimana caranya bisa menyampaikan fakta tentang Nata.

Tidak mungkin juga ia menceritakan keadaan rumah tangganya dengan Bara.

"Udah sampai di rumah Kak Dimas. Bismillah.. Mudahkan hambaMu ini ya Allah untuk mengutarakan semua kebenaran. Amiin." Gumam Sasi.

Ia langsung turun dari mobil dan mengambil belanjaannya.

"Assalamu'alaikum. Kak Dim, nih aku bawain pesenan kakak." Sasi membuka pintu.

"Wa'alaikum salam. Sekarang kamu ke dapur gih dek. Masakin kakak." Dimas langsung mendorong Sasi ke dapur karena ia sudah sangat merindukan masakan adik semata wayangnya.

"Tega kamu kak. Aku baru masuk rumah udah langsung di suruh ke dapur. Huh." Sasi mendengus.

"Hahaha iya-iya maaf. Kakak beneran kangen masakan kamu dek." Jelas Dimas.

"Ya udah aku masakin. Tapi kakak temani ya."

"Siap." Dimas hormat kepada Sasi.

"Loh Mbak Sasi kesini? Wah Mbok kangen sama Mbak Sasi." Mbok Tuti bahagia ketika melihat Sasi memasuki dapur.

"Iya mbok. Aku juga kangen sama si mbok aku yang paling cantik. Hehehehe." Sasi menaruh belanjaan di meja lalu memeluk Mbok Tuti.

Mereka sejak kecil sangata dekat. Sehingga tidak heran jika beberapa hari tidak bertemu mereka sudah saling merindukan.

"Mbak Sasi mau masak? Mbok bantuin ya." Mbok Tuti menawarkan diri untuk membantu Sasi memasak.

"Mbok duduk aja disini sama aku. Biarin Sasi masak sendiri." Dimas menyuruh Mbok Tuti untuk duduk disampingnya.

"Iya Mbok duduk aja deh. Sekarang aku mau masak sendiri. Tenang aja mbok. Aku kan bisa masak." Ujar Sasi sambil menepuk-nepuk dadanya.

Sasi mulai memasak makanan kesukaan Dimas.

'Andai saja Mas Bara mau gue masakin dan memakannya. Mungkin gue bakal senang banget seperti sekarang ini." Batin Sasi dalam senyum yang mengembang.

----------------------

Sasi's POV

Akhirnya selesai juga gue masak. Gue masak kesukaan Kak Dimas. Yaitu capjay, tumis brokoli, mie ramen kering, semur daging, tempe di balut tepung, ayam bumbu kecap, dan sambal terasi.

Entah gimana caranya kakak habisin semua makanan ini. Yang penting sekarang adalah membuat Kak Dimas menjadi bahagia. Inilah prioritas gue.

"Ta daaa. Udah matang semua nih." Kata gue sambil kasih piring ke Kak Dimas.

"Buset dek. Ini makanan banyak banget. Gimana cara makannya?" Kak Dimas mulai kebingungan.

"I don't know. Yang penting sekarang aku udah masakin makanan kesukaan kakak. Ya walaupun gak semuanya." Gue duduk di samping Kak Dimas.

Drrrrrttt... Drrrttt... Drrrrrrrttt... Drrrrttt

"Bentar kak ada telpon dari Mama Silvi." Gue berdiri lalu lari ke taman belakang rumah.

"Halo ma."

"Hay sayang. Kamu di rumah gak? Mama mau ngajak kamu shopping nih. Mama bete banget di rumah."

AKU BAHAGIA BERSAMAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang