Sasi's POV
Setelah Mas Bara pergi, gue makin gelisah. Coba telepon kakak dulu ah. Mungkin bisa menghilangkan gelisah ini.
Tuuutt.. Tuuuut..
"Halo."
"Halo kakak. Lagi apa nih?"
"Ini siapa ya?" Kak Dimas ngajak bercanda nih.
"Ini saya." Gue balas candaannya.
"Iya saya siapa ya?"
"Ya saya. Huh dasar pengantin baru."
"Ha ha ha. Tumben telepon dek?" Tanya Kak Dimas.
"Gak boleh nih? Ya udah aku matiin ya." Ancam gue.
"Gitu aja ngambek. Teleponnya nanti aja ya. Kakak lagi bantu Linda masak nih."
"Ya udah lanjutin masaknya dengan istri tercinta."
"Pasti dong. Bye."
Tuttuttut..
Oh iya, Kak Dimas itu pengantin baru. Baru satu bulan dia menikah dengan Linda Santika syahfira.
Gue senang banget akhirnya Kak Dimas bisa menemukan bidadarinya. He he he he..
Kak Dimas gak bisa diganggu. Pilihan keduanya adalah gue harus ke rumah mama.
"Bi aku ke rumah mama dulu ya." Gue pamit ke Bi Inah.
"Iya mbak. Hati-hati." Bibi tersenyum.
Gue langsung ke garasi. Mobil gue tertidur lama di garasi. Terakhir gue pakai 4 bulan yang lalu saat Mas Bara benar-benar sibuk di kantornya. Jadi pulang ke rumah dan waktu berdua hanya sebentar. Tapi itu semua terjadi hanya seminggu.
Oke back to my car.
Kasihan banget mobil ini gak pernah gue pakai. Gue panasin aja dulu. Bensinnya tinggal dikit.
Setelah pulang dari rumah mama, bakal gue cek mesinnya ke bengkel.
Ini mobil kesayangan gue.
Setelah selesai gue panasin, mulai gue jalanin. Rasanya masih sama, mulus..
Author POV
Awalnya perjalanan Sasi menuju rumah ibu mertuanya berjalan lancar.
Tapi itu semua berubah ketika ia akan sampai di traffic light dekat rumahnya.
"Ya Allah remnya blong. Astaghfirullah gimana ini." Sasi berkali-kali menginjak rem. Tapi hasilnya naas. Mobil Sasi tidak mau berhenti.
'Ya Allah jika ini akhir dari hidupku, ampunilah segala dosaku. Jagalah suami dan orang-orang yang menyayangiku.' Ujar Sasi dalam hati sambil terus menginjak rem.
"Ya Allah... Allahu Akbar.. Allah.." Sasi terus menyerukan nama Allah ketika ia melihat truk di depannya yang remnya sama blong.
Truk tersebut berkecepatan tinggi sehingga menabrak mobil Sasi dan mendorongnya hingga mobil Sasi terjepit antara pohon besar dan truk.
"M...as Ba...ra." Gumam Sasi sangat pelan sebelum ia tidak sadarkan diri.
Bara's POV
Kenapa perasaan gue gak enak banget ya. Badan gue juga tiba-tiba lemas gini dan kepala gue pusing. Padahal tadi sebelum berangkat gue gak kenapa-kenapa.
"Nji kita cari hotel dulu ya. Badan gue tiba-tiba gak enak gini." Gue memijit kepala.
"Beneran lo? Ya udah kita cari hotel terdekat. Ini juga masih ada waktu satu jam lagi." Anji melihat jam tangannya.
Dari tadi gue mikirin Sasi terus. Gue telepon dulu ah. Siapa tahu badan gue gak enak gini karena merindukannya.
"Nomor yang anda tuju sedang tidak aktif atau di luar jangkauan."
Tumben banget nomor Sasi gak aktif. Coba gue telepon nomor rumah.
Tuuuut... Tuuuuuutt.... Tuuuuttt... Tuuuutt
"Halo." Yang angkat Bi Inah.
"Halo bi. Ini Bara. Sasi di rumah gak? Kok nomornya gak aktif."
"Mbak Sasi tadi katanya mau ke rumah Nyonya."
Perasaan gue makin gak enak nih.
"Ya udah bi makasih." Gue makin bingung. Kemana Sasi.
"Pak bos." Anji menepuk bahu gue sampai kaget.
"Eh iya. Ada apa?" Tanya gue.
"Lu tuh kenapa sih? Setelah telepon, lo langsung bengong gitu?" Anji memasang wajah bingungnya.
"Akhir-akhir ini istri gue aneh banget. Tadi aja minta ikut gue kesini. Tapi gak gue ijinin karena dia lagi flu. Terus barusan nomornya gak aktif. Gue telepon rumah, kata bibi dia ke rumah mama. Perasaan gue gak enak banget Nji." Jelas gue.
"Kalau begitu lo harus telepon nyokap lo." Anji memberi gue ide.
"Ide yang bagus. Makasih ya." Gue langsung telepon mama.
Drrrttt.. Drrrtttt... Drrrtttt
"Halo ma."
"Cepat pulang. Sasi kecelakaan."
"Kecelakaan? Mama jangan bercanda deh." Gue gak percaya apa yang dikatakan mama.
"Cepat pulang Bara. Mama mohon. Hiiikkss.." Mama mulai menangis.
"Iya ma aku pulang. Tolong kirim alamat rumah sakitnya." Gue panik banget.
Ya Allah ada apa dengan Sasi. Lindungi Sasi Ya Allah.
"Batalkan semuanya dan sekarang kita harus ke bandara." Kata gue ke Anji.
Mata gue udah gak bisa nahan air mata. Istri yang gue cintai kecelakaan.
Gue bodoh. Andai saja tadi gue ijinin Sasi ikut gue. Ini semua gak bakal terjadi. Sasi pasti gak akan kecelakaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
AKU BAHAGIA BERSAMAMU
Romance(COMPLETED) Aku menerima kamu apa adanya walaupun kamu seperti itu denganku. Aku tau kalau Tuhan sedang mengujiku. So, sabaaaar.. Aku yakin suatu saat kau akan berubah. Sasmita Nadia Hansako --------------------- Hallo guys.. Ini cerita aku yang ke...