19

1.3K 30 0
                                    

Author POV

Hari ini, tepat setahun pernikahan Bara dan Sasi. Sifat Bara tetap baik dan romantis terhadap Sasi. Begitu pula dengan Sasi. Ia melayani suaminya dengan telaten walaupun ia memiliki segudang kesibukan di kantornya.

Bara bisa meninggalkan kebiasaan buruknya yang sering mengkonsumsi minuman beralkohol dan mudah marah. Itu semua karena Sasi.

Mereka sudah tidak pisah ranjang lagi. Setiap Sasi berangkat ke kantor, Bara selalu mengantarnya. Kecuali kalau Bara berada di luar kota atau luar negeri.

Dan setiap hari libur, mereka menyempatkan waktu untuk berdua. Ini semua karena Bara benar-benar mencintai Sasi dan ingin membahagiakannya.

Mereka benar-benar bahagia.

"Mas Bara, bangun mas. Katanya hari ini kamu mau memantau hotel baru yang ada di Kalimantan. Kok masih tidur sih. Udah jam 8 nih mas. Kamu kan terbangnya jam setengah 10." Sasi mengguncang-guncangkan tubuh suaminya itu.

"Masih ngantuk say. Sepuluh menit lagi deh." Ujar Bara yang masih memejamkan matanya.

"Ya udah kalau begitu. Gak aku bangunin lagi." Sasi hendak pergi. Tapi lengannya telah di gapai Bara dan ia langsung menarik Sasi hingga berada di atas tubuh Bara.

"Ini aku bangun. Morning kiss dulu dong say." Kata Bara sambil menunjuk bibirnya.

"Gak mau. Bau kamu habis bangun tidur." Sasi memalingkan wajahnya.

"Mas, aku boleh ikut ke Kalimantan gak?" Lanjut Sasi bertanya kepada Bara.

"Jangan. Kamu harus di rumah. Kamu kan lagi flu. Aku gak mau flu kamu makin parah." Jawab Bara sambil membelai rambut Sasi.

"Aku takut sendirian mas. Feelingku gak enak banget. Please ya mas." Sasi memohon.

"Jangan sayang. Nanti malam juga aku udah pulang."

"Ya udah gak apa-apa kalau gak boleh. Sekarang kamu mandi ya mas. Aku siapin pakaian kamu." Sasi bangkit dari atas tubuh Bara.

--------------------

"Sayang, kok makanannya cuma dilihatin aja sih. Ini enak banget loh. Aku suapin ya." Bara menyodorkan sesendok nasi dan lauknya ke Sasi.

"Mas, aku takut." Mata Sasi mulai berkaca-kaca.

Bara langsung pindah duduk di samping Sasi dan memeluknya.

"Jangan takut. Aku pergi sebentar kok. Nanti kan aku pulang." Jelas Bara.

"Aku takut kita gak akan ketemu lagi mas." Sasi mulai menangis.

"Jangan ngomong gitu. Kita akan selalu bersama. Oke?" Bara tersenyum kepada Sasi agar ketakutan Sasi bisa hilang.

Sasi mengangguk dan membalas senyuman Bara.

"Ya udah aku antar ke rumah Mama ya. Atau ke rumah Kak Dimas?" Tawar Bara.

"Aku di rumah aja deh mas. Nanti kalau aku bener-bener takut, aku akan ke rumah mama." Sasi menatap Bara.

"Ya udah kalau itu maumu. Sekarang aku berangkat dulu ya sayangku. Jaga diri baik-baik. Kalau ada apa-apa cepat telepon aku ya." Pesan Bara kepada Sasi.

"Iya mas." Sasi mengangguk. Lalu Bara mengecup kening Sasi.

Sasi mengantar Bara sampai depan rumah.

"Hati-hati ya mas." Sasi melambaikan tangan.

Bara's POV

Akhir-akhir ini Sasi aneh banget. Dia pengen banget selalu nempel gue. Bukannya gue gak mau ditempelin istri sendiri sih. Tapi ya aneh aja.

Dia juga lebih sering melamun. Ngomongnya juga ngelantur.

Setiap kita tidur, dia selalu peluk gue dengan erat seakan-akan gue mau tinggalin dia. Padahal sedikitpun gue gak punya niatan untuk tinggalin dia.

Semoga saja dia hanya kelelahan karena kesibukan dia di kantor dan di rumah.

Hari ini tepat setahun gue dan Sasi menikah. Gue udah siapin semua kado di kantor gue dan memesan tempat untuk dinner nanti malam di hotel bintang lima.

Sasi sama sekali gak tahu tentang rencana gue ini. Semoga semuanya berjalan dengan lancar ya Allah. Amiin..

"Bro, kok lo senyum-senyum sendiri gitu? Sasi ngasih salah obat ya ke elu." Kata Anji ngeledek gue.

"Oh iya hari ini kan setahun lo nikah sama Sasi ya." Lanjut Anji.

"Udah beres semuanya kan?" Tanya gue ke Anji.

Tugas Anji dalam perayaan setahun pernikahan gue hanya memesan tempat dan membeli tiket pesawat ke Jerman.

Itung-itung bulan madu ke dua gue setelah ke Paris pada 6 bulan pernikahan gue dan Sasi.

Gue berharap di bulan madu kedua ini, gue bisa gol dan Sasi hamil.

Semoga Allah mengabulkannya. Amiin.


AKU BAHAGIA BERSAMAMUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang