Part 16. Cry

7 4 0
                                    

Kejadian pada malam ulang tahun Marchela sepertinya tidak akan dilupakan oleh Marchela. Saat dimana mantan kekasihnya menyatakan cinta pada sahabatnya juga orang yang dicintainya menanyakan sahabatnya. Oke, bagian dimana mantan kekasih menyatakan cinta pada sahabatnya memang tidak terlalu berpengaruh pada Marchela, tapi bagian dimana orang yang dicintainya menanyakan sahabatnya itu sangatlah berpengaruh bagi Marchela. Terutama hatinya. Menurutnya itu adalah malam yang buruk, bahkan lebih buruk dari mencintai seseorang yang tidak pernah peka. Tapi Marchela tidak pernah tahu, mungkin saja ada yang lebih buruk itu.

Dengan malas Marchela melangkahkan kakinya di koridor sekolah. Dan Aldeo lah yang membuatnya malas untuk pergi ke sekolah, ia sedang tidak ingin bertemu dengan Aldeo. Pertanyaan itu benar-benar merubah mood-nya, bahkan saat di rumah ia bermalas-malasan untuk melakukan segala hal, baik itu mandi, makan, dan lainnya. Saat sedang asyik menatap lantai, tiba-tiba langkah  Marchela terhenti karena melihat ada sepatu dihadapannya, dan dengan malas Marchela mendongakkan kepalanya. Dan saat itu juga Marchela melangkah mundur karena yang dihadapannya kini adalah orang yang saat ini ia hindari, Aldeo. Ketika Marchela ingin pergi dari hadapan Aldeo, Aldeo lebih dulu mencekal pergelangan tangan Marchela.

" Loe kenapa sih Chel? Kok loe kaya menghindar gitu dari gua? " Tanya Aldeo bingung.
" Enggak " Jawab Marchela singkat.
" Terus juga kenapa loe pergi gitu aja waktu gua nanya soal Alfya? "

' Mampus loe. Loe mau jawab apa Chel? ' Ucap batin Marchela.

" Ah emm itu... gua kebelet. Iya kebelet " Jawab Marchela bohong. ' kebelet nangis ' sambung Marchela dalam hati.

' Bohong banget sih loe Chel. Tapi, semoga aja Aldeo percaya ' Batin Marchela.

" Oh gitu, gua pikir loe kenapa? Oh ya gua bisa minta tolong gak sama loe? "

" Emm, boleh. Apa? "

" Loe bisa bantu gua buat deketin Alfya gak? " Tanya Aldeo to the point.

" Hah?! "

" Iya, loe bisa bantu gak? "

" Maaf, tapi gua gak bisa " Jawab Marchela datar lalu meninggalkan Aldeo.

Bisa-bisanya Aldeo minta bantuan Marchela untuk mendekati sahabatnya, Alfya. Sungguh Marchela tidak habis pikir, bagaimana ia akan membantu Aldeo mendekati Alfya sedangkan dirinya sendiri saja mencintainya Aldeo. Sekuat apa dirinya -terutama hatinya- sehingga harus membantu Aldeo mendekati Alfya? Sekuat batu? Bahkan Batu saja bisa belah karena tetesan air, apalagi hatinya?

Marchela memasuki kelasnya dengan muka yang sangat kusut. Beberapa teman kelasnya menanyakan keadaannya, namun hanya dibalas gelengan oleh Marchela. Marchela segera menduduki kursi yang biasa ia tempati disamping Dyara.

" Loe kenapa? " Tanya Dyara.
" Gapapa "

Dyara hanya menggedikan bahunya mendengar jawaban dari Marchela. Menurut Dyara tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Lima menit kemudian bel masuk sekolah berbunyi dan pelajaran pertama di kelas Marchela adalah matematika. Bagi Marchela saat pelajaran matematika waktu serasa berjalan begitu lambat dan ditambah lagi suasana hatinya yang sangat tidak baik sekarang.

Empat jam pelajaran matematika telah usai dan kini waktunya istirahat. Semua murid kelas XI A 1 berbondong-bondong keluar kelas menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Lain halnya dengan Marchela yang menyandarkan kepalanya di atas meja dan menutupnya dengan tas. Marchela malas ke kantin, ia malas di tanya-tanya oleh para sahabatnya perihal kejadian saat ia meninggalkan pesta ulang tahunnya dan memilih untuk mengurung diri di kamar.

" Kenapa serumit ini sih? " Gumam Marchela.
" Apanya yang rumit? " Sebuah suara mengagetkan Marchela.

Marchela segera mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa pemilik suara tersebut.

Suara HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang