Part 20. Kehilangan

15 4 0
                                    

Aldeo begitu terkejut saat membuka sms dari Marchela yang berisi bahwa Marchela akan pergi. Dan dengan segera Aldeo mencari kunci mobilnya dan berangkat menuju ke rumah Marchela. Ia berharap Marchela belum pergi.

Aldeo mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi agar ia segera sampai di rumah Marchela. Beruntung ini masih pagi, jadi jalanan tidak macet. Dalam mobil Aldeo terus berdoa agar ia sampai tepat waktu sebelum Marchela pergi. Entah kenapa, ia tidak ingin Marchela pergi. Sambil menyetir Aldeo berusaha untuk menghubungi nomor Marchela. Namun, nomor Marchela tidak aktif.

" Kenapa gak aktif sih " Ucap Aldeo kesal.

Tak sampai 20 menit Aldeo sudah sampai di depan gerbang rumah Marchela. Ia mencoba memanggil nama Marchela, tapi tak kunjung ada jawaban. Aldeo terus mencoba hingga sebuah mobil berhenti di depan gerbang rumah Marchela.

⭐⭐⭐

Selesai sholat shubuh, Alpha sengaja melihat handphone miliknya dan ternyata ada notif pesan. Ia segera membuka pesan tersebut dan itu dari Marchela. Saat membaca isinya Alpha terkejut karena Marchela akan pergi. Dengan segera Alpha mencari kunci mobilnya dan bergegas menuju rumah Marchela. Tak butuh waktu lama, Alpha sudah sampai di depan gerbang rumah Marchela dan di sana juga sudah ada Aldeo. Alpha segera turun dari mobilnya dan menghampiri Aldeo.

" Loe ngapain di sini? " Tanya Alpha ketus.
" Loe sendiri ngapain? " Tanya Aldeo.
" Gua mau ketemu sama Marchela " Jawab Alpha datar.
" Gua juga "

Mereka berdua terus menunggu Marchela sambil berteriak memanggil nama Marchela. Sudah dua jam mereka berada di depan gerbang rumah Marchela dan selama itu pula tak ada jawaban dari pemilik rumah tersebut. Saat jam menunjukkan pukul 7.30, sahabat-sahabat Marchela datang dengan wajah sembab.

" Marchela udah pergi ya? " Tanya Vani sedih.
" Kalian kenapa baru dateng? " Tanya Alpha dengan nada kesal.
" Maaf " Jawab Myli.
" Terus sekarang gimana? " Tanya Calvia.
" Gak tau " Jawab Alfya.

Sedangkan Aldeo, ia terduduk sambil bersender ke gerbang rumah Marchela. Ia menatap lurus kedepan dengan pandangan kosong. Ia mengingat bagaimana saat Marchela berbicara, tertawa dan tersenyum. Apakah ia jatuh cinta pada Marchela? Setahunya ia mencintai Alfya bukan Marchela. Ia mengagumi semua hal yang dilakukan oleh Alfya. Tapi, menyukai semua hal yang dilakukan oleh Marchela. Atau selama ini ia hanya memiliki rasa kagum saja pada Alfya? Ia nyaman saat bersama Alfya. Tapi, merasa sangat senang saat bersama Marchela.

Saat mereka semua dalam keadaan bingung, seorang wanita paruh baya menghampiri mereka. Sepertinya itu adalah tetangga Marchela.

" Kalian ngapain di sini? " Tanya wanita itu.
" Kami lagi menunggu yang punya rumah ini keluar bu " Jawab Rhisty sopan.
" Yang punya rumah ini udah pindah de dan sekarang rumah ini kosong "
" Pindah kemana bu? " Tanya Aldeo.
" Aduh saya juga kurang tau de "
" Oh. Ya udah makasih ya bu " Ucap Alfya.

Wanita itupun pergi dari hadapan mereka. Dan kini mereka hanya terdiam, sibuk dengan pikiran mereka masing-masing.

" Tarus sekarang gimana? Kita mau cari Marchela kemana? " Tanya Vani menahan air mata.
" Ay, gimana nih? " Tanya Calvia pada Alpha.
" Pokoknya kita harus cari Marchela kemana pun " Ucap Aldeo dengan tegas.
" Tapi mau cari kemana kalo gak ada petunjuk sama sekali? " Tanya Myli.
" Gimana pun caranya gua bakal nyari dia " Ucap Aldeo datar.

Setelah mengucapkan itu Aldeo pergi mengendarai mobilnya entah kemana. Mereka semua tercengang dengan apa yang barusan Aldeo ucapkan. Sejak kapan ia peduli terhadap Marchela?

🌼🌼🌼

Sudah lebih dari dua minggu mereka mencari Marchela. Tapi, hasilnya nihil. Marchela tidak mereka temukan juga sampai sekarang. Mereka sudah melacak keadaan Marchela dengan berbagai cara. Mulai dari menyebarkan selebaran hingga melacaknya melalui semua akun sosial medianya. Namun, sayang semua akun sosial medianya sudah tidak Marchela gunakan lagi.

Liburan sekolah pun telah usai dan kini semua murid harus kembali ke sekolah untuk belajar di semester genap. Saat sedang pelajaran dimulai, Aldeo hanya terdiam dengan pandangan kosong. Ia merasa ada sebagian dari hidupnya yang hilang.

Semua hal tentang Marchela masih terekam jelas dalam ingatan Aldeo. Canda, tawa, suara, senyum dan segala hal tentang Marchela. Namun, semua itu hanya ingatan semata bukan kenyataan yang terjadi di depan mata.

Tanpa Aldeo sadari, Bu Arti tengah menatapnya dengan tajam. Sepersekian detik kemudian sebuah spidol melayang mengenai dahi Aldeo.

" Aw " Rintih Aldeo sambil mengusap dahinya.

" Maneh nya ibu ngajelaskeun malah ngalamun! Emangna tos ngartos hah?! " Ucap bu Arti dengan logat sundanya.

" A.. Eu... Maaf bu " Jawab Aldeo.

" Sok ayeuna Aldeo ka payun, jelaskeun anu tos ibu jelaskeun tadi " Ucap bu Arti kepada Aldeo.

" Maaf bu, tapi saya enggak ngerti "

" Heuh ai maneh. Lamun teu ngartos teh sok atuh dangukeun tong ngalamun " Omel bu Arti.

" Maaf bu "

Karena memikirkan Marchela, Aldeo jadi terkena marah oleh Bu Arti.

Bel istirahat telah berbunyi. Semua murid SI keluar dari kelas dan berbondong-bondong menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang lapar. Tak terkecuali dengan Aldeo dan sahabat-sahabat Marchela. Tapi, ada yang kurang. Yaitu, Marchela.

Aldeo menatap kearah sahabat- sahabat Marchela. Ia merindukan sesuatu, lebih tepatnya seseorang. Ia rindu dengan senyumnya, tawanya dan semua hal yang ada dalam diri Marchela.

' Kenapa loe harus pergi? ' Tanya batin Aldeo.

' Gua pikir, gua mencintai Alfya, ternyata gua salah. Gua mencintai loe, Marchela ' Lanjut batin Aldeo.

°
°
°
°
°

Kenapa aku baru menyadari setelah engkau pergi? Bahwa aku mencintaimu.



🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Thank's banget yang udah baca cerita ini 😂

Akhirnya cerita ini selesai 😆 yeyey

Tapi masih ada epilog kok

Vote dan comment ditunggu

SeliVee

Suara HatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang