Marchela kini sedang dilanda rasa bingung. Ia bingung harus berbuat apa pada Alpha, dan ia pun tidak tahu apakah ia harus senang atau sedih Alpha kembali ke Indonesia.
' Gue harus kaya gimana nih? ' Batin Marchela.
Marchela membuang napasnya kasar memikirkan hal itu. Berbagai pertanyaan muncul di otaknya, bahkan sumpah serapah pun sering ia lontarkan karena frustasi memikirkan hal tersebut.
" Apa mungkin Alpha masih cinta sama gue? " Tanya Marchela pada dirinya sendiri.
Ia berguling kesana kemari diatas kasur miliknya. Berharap mendapat jalan keluar dari yang Ia hadapi saat ini.
🍃🍃🍃
Marchela sedang berjalan melewati koridor sekolah dengan pikiran yang melayang-layang entah kemana. Tiba-tiba ada yang memanggilnya dari arah belakang.
" Marchela "
" Iya, kenapa Van? "
" Bareng dong jalannya "
" Ayo "Marchela dan Vani kini jalan beriringan menuju kelas masing-masing, karena kelas mereka bersebelahan. Vani tak henti mengajak Marchela berbicara dari yang percakapan biasa sampai yang sangat tidak penting.
" Nih tangga kapan sih jalan sendiri? "
" Loe pikir nih eskalator apa? "
" Katanya sekolah internasional? Tapi masih pake tangga "
" Heh kedengeran guru aja loe "
" Capek Chel, capek "
" Alah lebay loe "Namun Vani hanya terkekeh mendengar penuturan Marchela, dan mengingat dirinya yang begitu lebay. Tapi Vani patut mengeluh karena letak kelas mereka yang berada di lantai 3.
" Gue duluan ya Van " Ucap Marchela yang telah sampai di depan kelasnya.
" Ya "Saat Marchela memasuki kelas keadaan disana sangatlah ramai. Entah apa yang membuat mereka berisik. Namun kebanyakan dari mereka melirik kearah Marchela. Marchela yang merasa di perhatikan jadi salah tingkah sendiri.
' Ada yang salah ya sama gue? ' Batin Marchela.
" Hai Chela " Sapa Ara.
" Hai "
" Loe mantannya Alpha ya? "
" Hah?! " Ucap Marchela kencang karena kaget.
" Biasa aja kali Chel, gue tau loe mantan Alpha dulu dia pernah cerita sama gue tentang pacarnya yang dia sebut Arsya " Jelas Alphi.
" Aa... anu... i.. itu... " Jawab Marchela gelagapan.
" Pagi anak-anak " Ucap guru biologi -Pak Arna-.Marchela menghembuskan napas lega, kali ini ia telah di selamatkan oleh pak Arna. Namun dapat di pastikan pertanyaan itu akan dilontarkan kembali untuk Marchela.
🍸🍸🍸
Bel istirahat telah berbunyi, semua murid berlarian menuju kantin untuk mengisi perut mereka. Namun Marchela masih berdiam di kelas malas untuk ke kantin. Ia lebih memilih untuk membaca novel. Tanpa Marchela sadari di ambang pintu kelasnya sudah berdiri seorang lelaki yang memperhatikannya. Lalu ia menghampiri Marchela.
" Kantin yuk? "Ajaknya.
Marchela masih fokus membaca novelnya. Ia pikir orang itu bukan berbicara padanya.
" Chel, kantin yuk? " Ajaknya lagi.
Kali ini Marchela mendongakkan kepalanya. Tak lama ia mengernyitkan dahinya.
" Alpha? "
" Mau gak? " Tanyanya.
" Makasih deh, tapi gue gak laper " Jawab Marchela cuek.
" Beneran nih? Atau mau gue beliin aja? "
" Gak usah makasih "
" Yaudah kalo gitu "Bukannya pergi, Alpha malah duduk di bangku depan Marchela dan menghadap ke arahnya. Alpha terus memandangi wajah cantik milik Marchela. Kulitnya yang putih bersih dan wajahnya yang tanpa make up. Marchela merasa risih di perhatikan seperti itu, apalagi kelasnya dalam keadaan sepi hanya ada mereka dan Dyara yang memilih duduk di pojokan dengan mata yang fokus kearah smartphone miliknya.
" Loe ngapain sih masih di sini? " " ..... "
" Woy loe denger gak sih gue ngomong? " Ucap Marchela dengan suara yang lebih tinggi.
" .... "
" Loe budek ya? "
" Loe berubah ya Sya. Mana Arsya yang gue kenal dulu? Arsya yang lemah lembut, murah senyum, mana Sya? "
" Gue gak pernah berubah Alpha. Mungkin itu cuma perasaan loe aja "
" Loe berubah Sya, terutama ke gue "
" Semuanya udah beda Pha, dan stop panggil gue dengan nama Arsya! "
" Apa loe berubah karena dia? "
" Dia? Maksud loe? "
" Dion Aldeo Rachi "
" Gak usah loe sebut-sebut nama dia. Gue kaya gini bukan karna dia tapi loe. Dan sekarang keluar dari sini "
" Tapi gue balik buat loe Sya "
" Gue gak PEDULI " Ucap Marchela dan menekankan kata peduli.
" Maaf "Setelah mengucapkan kata 'maaf ' Alpha pun keluar dari kelas Marchela. Ia lebih memilih mengalah daripada harus berdebat dengan orang yang Ia sayang.
Sekarang tinggallah Marchela di kelas, ia meruntuki ucapannya tadi pada Alpha. Ia merasa ucapannya terlalu kasar. Meski bagaimana pun ia tidak boleh membenci Alpha. Mantan bukan berarti musuh, seharusnya teman. Tapi Marchela masih kesal karena di bohongi oleh Alpha. Ya, walaupun itu sudah beberapa tahun yang lalu.
Bel telah berbunyi, pertanda istirahat telah selesai. Semua murid memasuki kelas masing-masing. Begitu pula dengan murid kelas Marchela. Yang tadinya sepi sekarang ramai.
🔹🔸🔹
' Kayaknya tadi gua terlalu kasar deh sama Alpha. Lagian dia juga sih nyebelin ' Ucap Marchela dalam hati.
" Chel? " Panggil Dyara pelan sambil menyenggol lengan Marchela.
Namun Marchela tetap bergeming. Ia tidak menanggapi panggilan Dyara. Marchela tetap diam padahal guru bahasa sunda -Bu Arti- semakin mendekati tempat duduk Marchela.
Pletak
Kepala Marchela sukses terkena spidol yang di pegang Bu Arti.
" Maneh ngalamun di pangajaran ibu enya? " Tegur Bu Arti dengan suara yang tinggi.
" Mampus gua " Gumam Marchela.
" Keur ngalamunkeun naon maneh hah?! "
" Ma...maaf bu "Sialnya Marchela pada hari itu, karena terkena omelan bu Arti -guru yang paling cerewet selingkup sekolahan-. Beruntung hanya terkenal omelan biasanya bu Arti akan menghukum anak yang tidak memperhatikan pelajarannya, dan hukumannya itu harus nyanyi lagu sunda.
🔷🔸🔸🔸🔷
Sepulang sekolah Marchela berniat untuk meminta maaf kepada Alpha karena sikapnya tadi. Ia merasa sangat bersalah. Ia harap Alpha mau memaafkan atas sikapnya tadi.
' Minta maaf gak ya? Aduhh bingung ' Batin Marchela.
Namun akhirnya ia menemui Alpha juga sepulang sekolah untuk meminta maaf.
Setelah bel pulang sekolah Marchela buru-buru pergi untuk menemui teman-temannya ke kelas XI A 2.
—————————————
————————Hai hai gimana sama part yang ini? Gak nyambung ya sama judul partnya? Ya udahlah biarkan saja. Hehe 😀😀😄
Happy reading 😊
Don't forget voment oke?
![](https://img.wattpad.com/cover/64213611-288-k769560.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara Hati
Fiksi RemajaCinta yang tulus itu tidak memaksa, tersenyum saat dia bahagia walau dengan yang lain. Cinta yang tulus itu cinta Yang ikhlas.