Author POV
Kinal duduk termenung di cafe kantornya. Masih berfikir, apakah keputusan yang ia ambil benar?
Apakah ia terlalu keras pada Veranda?Ah. Sepertinya tidak. Tapi apa yang harus ia lakukan?
Kata teman 1 ruangan Veranda.. sudah 3 hari ini Veranda tidak masuk kantor. Kinal bertanya tanya, kemana dia? Kenapa ia menghilang begitu saja?Dan sudah beberapa hari ini Kinal tidak biss berfikir jernih. Bahkan untuk makan pun ia tak berselera.
Veranda, dimana kau? tanya Kinal dalam hatinya.
Kinal
"Hai." panggil Brandon
"Hai"
"Ngelamunin apa sih? Cewe cantik nggak boleh ngelamun." kata Brandon sambil mencubit pipiku.
"Ah, kamu. Bisa aja."
"Nal."
"Ya?"
"Kan kita udah temenan lama ya... "
"Terus?"
"Lo mau jadi pacar gue?"
"Kamu serius?"
"Never been serious in my life."
"Oke. I will be, yours."
Brandon memelukku.
Lihat? Aku tidak jahat seperti dia. Persetan saja dengannya. Muak sekali rasanya jika aku harus memikirkannya lagi.
Aku mempunyai hubungan baru setelah aku memutuskan untuk pergi darinya.
Ini sudah hari ke 7 aku tidak melihat batang hidungnya di kantor.
Ntah lah dia akan tidur dimana.. Aku tak peduli.Aku hanya melanjutkan hidupku dengan baik. Aku ingin membuktikan bahwa aku bisa bahagia tanpanya.
Matahari mulai turun dan langit mulai menghitam.
Maghrib mulai berkumandang. Aku habis sholat di mushala, tiba tiba handphoneku berdering."Hallo?"
"...."
"Apa?!"
Tubuhku berkeringat. Aku langsung bergegas mengambil kunci mobilku dan langsung bergegas pergi.
Apa yang telah kau perbuat, Kinal!
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forbidden Love Story
FanfictionSemakin dewasa, dunia berubah. Namun cinta Kinal pada Veranda tidak akan pernah berubah, sampai suatu kejadian besar merubah segalanya Sekuel kedua dari I'm In Love With My Enemy.