Veranda
Akhirnya aku berani meninggalkan Kinal untuk bekerja. Padahal aku tadinya.. hanya ingin menemaninya saja. Tapi karena Kinal mengijinkan dan .. ya memang sudah banyak pekerjaan yang menunggu untuk dikerjakan di atas mejaku.
Pagi ini?
Biasa saja. Beberapa orang menanyakan keadaan Kinal padaku, termasuk bosku. Katanya ada hal yang harus dia tandatangani.
Kinal beberapa kali men-chatku, menanyakan apakah aku sudah makan.. apa ada hal hal yang mengganggu lagi..
heran ya, lagi sakit sempet sempetnya mikirin aku.
Sorenya, seperti biasa, harus menyiapkan beberapa script dan melanjutkan kembali tugasku. Anehnya, setelah maghrib, ia tak ada kabar samasekali.
Aneh.
Aku baru bisa pulang setelah larut malam. Sudah jam 22.30 dan besok tanggal 19 Agustus..
Aku memutuskan untuk pulang - dan baru sampai di kamar Kinal jam 23.30.
Kinal sudah tertidur, anehnya.. kenapa ada selang di hidungnya? kenapa ada alat pacu jantung di sampingnya?
Bunyinya sangat mengganggu. Kenapa Kinal?
Aku tertidur disampingnya, berharap agar Kinal bangun dan memberikan kejutan padaku, Tapi.. Kinal malah gusar. Dahinya penuh keringat dan nafasnya tidak teratur. Aku memanggil suster yang ada disana, dan suster itu menyuruhku untuk keluar dari kamar Kinal.
Sudah 30 menit, tidak ada seorangpun yang keluar dari rumah sakit. Ntah apa yang mereka lakukan didalam.. Apakah ini prank? Sepertinya tidak.
1 jam.. dan akhirnya dokter jaga itu keluar..
"Maaf nona Veranda.. sepertinya kami tidak bisa membantu.."
"Kinal meninggal?"
"... maafkan kami.."
Aku menangis. Apa apaan ini? Ini tidak lucu!
Aku memaksa masuk tapi dokter itu mencegahku. Tapi akhirnya aku bisa masuk.. tapi lampunya dimatikan.
Aku mencoba mencari steker lampu itu.. tapi aku tidak menemukannya.
Tiba tiba, aku mendengar suara seseorang...
"Hey, Veranda.
Seperti halnya menyukai senja yang tak perlu kujelaskan, Aku selalu menyukai setiap inci apa saja yang tuhan berikan padamu.
Mata indahmu yang selalu membuatku terpana sampai tubuh indahmu yang selalu kurengkuh ketika aku lelah menghadapi dunia ini.
Veranda.
Kata kata indah yang paling sering kudengar dan tak pernah bosan ku dengar."
Lilin menyala dari ujung jendela ruangan Kinal.
Wajah kinal muncul dibalik lilin dengan kue besar itu.
Selamat ulang tahun, Veranda.
"KINAAAALL! AKU JITAK LOH YAAA!!!"
"Ih, udah dong. Udah dikasih culplice nih."
"Surprice, Kinal."
"Iyaiya. Nih tiup dulu."
Aku meniup kue itu, dan beberapa suster yang membantu Kinal memberikan selamat ulang tahun, dan merekaa pergi.
Hanya kami, berdua.
"Kinal, bisa bisanya ya memanfaatkan keadaan gini."
"Oh, ya bisa dong."
"Makasih banyak ya, bandel."
"Sama sama sayang."
Kinal mencium bibirku dengan rasa. Dengan rasa sayang yang kuat dan tekad untuk menjagaku, sepenuh hatinya.
"Nal"
"Ya?"
"Kadonya mana?"
"Besok, ya?"
"Oke."
Keesokan harinya, Kinal diperbolehkan keluar dari rumah sakit. Ia pulang, dan langsung tertidur. Aku sudah menelepon bosku untuk izin lagi.. karena Kinal baru pulang dari rumah sakit dan mungkin membutuhkanku.
"Veranda?"
"Ya?"
"Nggak ke kantor?"
"Nggak."
Kinal bangun dari tempat tidurnya dan memeluk tubuhku dari belakang.
"Kenapa nggak ke kantor?" katanya sambil menyandarkan dagunya ke bahuku.
"Nggak.. mau nemenin kamu."
Dan dia langsung memelukku, dan ya. Kami bercinta pagi itu, Kinal sedikit meringis karena lukanya belum sepenuhnya kering.. dan kami akhiri dengan menonton Drama Korea yang Kinal sering tonton.
"Ve."
"Ya?"
"Kadonya enak ga?"
"Enak."
Kinal mencium kepalaku dan tangannya merogoh sesuatu dibawah kasurnya.
"Nih, buat kamu."
"Apa ini?"
"Buka aja."
Aku membukanya dan langsung kaget.
"Kamu dapet ini.. seriusan.. Coldplay.. Australia?"
"Ya!"
Aku berteriak dan langsung memeluk Kinal saat itu juga.
"MAKASIH BANYAAK YAAAAAAAA"
"Iya sama sama."
"I love you."
"You know i love you too."
TBC
Hai.
Cie.
Part
ini
gaseru.
dikasih
yang
bahagia
dulu.
baru
sedih sedihannya belakangan.
#asique

KAMU SEDANG MEMBACA
The Forbidden Love Story
Fiksi PenggemarSemakin dewasa, dunia berubah. Namun cinta Kinal pada Veranda tidak akan pernah berubah, sampai suatu kejadian besar merubah segalanya Sekuel kedua dari I'm In Love With My Enemy.