7

1.6K 125 6
                                    

Sore itu, Kinal bersiap siap. Ia sudah membeli beberapa pakaian yang pas itu pesta itu - karena biasanya Kinal memakai baju Veranda.

Blus hitam selutut - untuk pesta Bosnya itu.

Sedangkan Veranda.. Ia sebenarnya malas sekali ikut. Sayangnya.. jika ini bukan permintaan Boby, Mungkin Veranda akan menonton Blu-Ray di kamarnya.

Kinal

Gila. Aku membeli Blouse hitam seharga 500.000 demi undangan ini. Kalau saja ini bukan undangan Pa Bos.. Uh. Mending aku pergi ke Beer Garden saja sama teman temanku.

Jam sudah menunjukan pukul 19.00. Siap siapkan dirimu, Kinal. Kau pasti akan bertemu Veranda

Veranda

Jam 19.00 tepat, Boby mengetuk pintu Apartementku. Tadi pagi ia berjanji untuk menjemputku. Oh, seorang artis menjemput aku? Lucu sekali.

"Allo, Veranda"

"Allo, Bob."

"Udah siap?"

"Udah. Yuk."

Boby tampak sangat tampan dengan Jas dan kemejanya.
Aku hanya memakai Blus hitam - yang biasa Kinal pakai. Dulu aku tidak memakainya karena terlalu pendek untukku.

Kalau Kinal pergi ke pesta ini, dia pake baju apa ya?

Ah. Tiba tiba wajah Kinal terlintas di kepalaku.

Aku ingat saat Ia datang ke pernikahan Temanku, bersamaku, ia bingung harus memakai baju apa.

"Ve.. aku pake baju apaa?"

"Biasanya pake apa?" tanya ku sambil masih memilih baju di lemari.

"Pake kemeja, sama jas."

"Heh, gila. Nih pake ini aja nih."

Aku memberikan sebuah blus hitam kesukaanku, dan ternyata Pas untuk Kinal.

Tiba tiba air mataku jatuh.

"Veranda, kamu nggak papa?" tanya Boby

"Eh, ngg.. nggak papa."

Sesampainya disana, Aku turun di drop-out gedung itu dan langsung masuk. Saat aku menengok ke arah parkiran, aku melihat Kinal sedang berjalan dengan blus hitam.. milik Vienny? Ah tidak mungkin. Mungkin ia beli sendiri.

Aku masuk. Alunan musik jazz sudah mengalun - ada banyak makanan dan kue. Boby bersalaman dengan beberapa orang - aku juga banyak bertemu dengan teman teman kantorku.

Aku melihat Kinal. Ia memakan beberapa kue dan mengobrol bersama beberapa temannya. Aku tahu ia memaksakan senyumnya. Aku tahu Kinal. Aku tahu.

Ingin rasanya aku pergi dari sini dan langsung memeluknya. Uh.

Saat Boby pergi - aku langsung berlari mengejar Kinal. Tapi saat aku hampir memegang tangannya, Seseorang dari sumber suara memanggilku.

"Jessica Veranda, dimohon untuk naik keatas panggung."

Aku berhenti berlari, dan langsung jalan kearah panggung.

Lampu sekeliling dimatikan. Hanya ada 1 lampu yang menyorot aku dan Boby diatas panggung itu.

"Dear Jessica Veranda. Dari pandangan pertamaku, padamu, Aku telah jatuh hati. Kadang perasaanku hilang, kadang aku merasa aku tidak bisa menggapaimu. Tapi aku disini, Sekarang, maukah kau menjadi pendamping seumur hidupku, will you be, mine?"

Boby berlutut dan memberikanku sebuah cincin indah bermata berlian.

"Bob? Kamu.. serius?"

"Iya."

Aku refleks mengambil cincin itu.

Berarti aku menerima lamaran itu.

Saat Boby memakaikan cincin itu..

Aku baru sadar kalau cincin putih berhias berlian milik Kinal masih terpasang di jari manisku.

Kinal

Veranda menerima lamaran itu. Jantungku terasa sakit sekali.

Ingin aku memutar waktu. Tapi aku tak bisa. Mengapa aku harus memutar waktu?

Saat Veranda dilamar oleh Boby, aku pergi. Aku masuk ke mobil dan tiba tiba sekelebat bayangan Veranda saat aku melamarnya kembali lagi.

Saat aku melamar Veranda beberapa tahun lalu.

Aku langsung pergi dari tempat itu dan menenangkan diri.

Tadi pagi, saat aku melihat Veranda dicafe itu, aku masih melihat cincin itu. Ia masih memakainya.

Tante Anya langsung meneleponku beberapa menit setelah aku pergi dari tempat itu.

"Kinal, kamu nggak papa?"

"Nggak papa tant. Tante dimana?"

"Tante mau ke hotel kamu. Kamu di hotel mana?"

"Nanti aku Line-in, tant."

Beberapa menit kemudian aku sampai di kamarku, bersamaan dengan Tante Anya juga.

Aku menceritakan apa saja yang sudah terjadi tadi. Tante Anya terdiam.

"Tante yang nyuruh Boby untuk cepat cepat menikahi Veranda."

"Apa?"

"Iya. Tante yang nyuruh Boby."

Flashback ON

Anya keluar dari ruangan Kinal dan langsung menghampiri Boby dirooftop garden kantor itu.

"Anda siapa?" tanya Boby.

"Saya Anya. Saya Tante dari Veranda."

Akhirnya Boby mengeluarkan semua isi hatinya. Ia berkata bahwa ia menyayangi dan mencintai Veranda.

Lalu Tante Anya berpesan agar Ia cepat cepat melamar dan menikahi Veranda.

Flashback OFF.

"Keluar sekarang."

"Apa?"

"KELUAR SEKARANG TANTE!"

Tante Anya mengambil tasnya, dan pergi. Tapi sebelum itu, Ia berkata ...

"Ini semua pilihanmu. Jangan pernah mengambil keputusan sebelum kau yakin atas pilihanmu."

Lalu Tante Anya pergi.

Aku kehilanganmu dengan teramat sangat.
Bukan bermaksud drama, namun dari semua yang pernah datang, hanya kau yang dulu mampu membuatku berani untuk melangkah lagi.

dan kini, kau pergi.
dan kini, aku kehilangan ; sekali lagi.

TBC

The Forbidden Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang