8 [ RE - PUBLISH ]

1.6K 136 11
                                    

Malamnya, Veranda bergeming. Ia bingung sambil melihat cincin pemberian dari Kinal. Ntah kenapa saat Veranda melihat cincin itu, Ia ingin membatalkan semua ini. Memutar semua kenyataan yang sudah terjadi.

Kinal, juga. Ia menyalahkan dirinya sendiri atas semua kejadian ini.

Kenapa ia terlalu cepat memutuskan sesuatu.

Kinal

Keesokan harinya, Aku membeli sebuah apartemen baru yang tidak jauh dari apartemenku yang lama. Aku sudah terlalu lama tinggal di hotel - dan tagihan kartu kreditku sepertinya mulai meledak.

Hari ini aku memutuskan untuk izin dari kantor dan memulai hidup baruku. Aku membeli furniture- lengkap dengan meja dan kasur - beberapa hiasan dinding. Setelah membeli furniture - aku memutuskan untuk pergi ke toko CD - DVD dan membeli beberapa DVD untuk menemaniku di apartement.

Aku berjalan ke koridor DVD Barat - dan menemukan DVD yang pernah ku tonton seperti ; Narnia, Prince of Persia, dan.. wait. Itu, Eternal sunshine of the spotless mind?

Dulu Veranda dan aku sangat suka menonton film itu. Dan sekarang sepertinya aku ingin seperti Joel - pemeran utama di film itu yang terkena Lacunar Amnesia. Lacunar Amnesia adalah kehilangan ingatan tentang suatu peristiwa yang khusus.

Dan menurutku Veranda adalah orang yang istimewa - dan harus kuhilangkan dari ingatanku.

Aku ingin setelah aku melakukan proses penghilangan ingatan tentang suatu peristiwa yang 'khusus' itu, Aku ingin berhadapan dengannya, dan berkata :

"I'm sorry. I already forgot how I used to feel about you."

Akhirnya aku membeli DVD itu dan pulang - mengemasi barang barang dan keesokan paginya, Aku akan hidup bahagia, lagi, mungkin.

Aku keluar dari toko itu, dan ternyata diluar hujan besar. Aku berlari kesebuah toko makanan kecil dan meneduh. Hujan makin membesar. Ada sepasang kekasih yang meneduh bersamaku, saat aku melihatnya.. Oh, ternyata itu Veranda, dan Boby.

Aku mengacuhkan merekam awalnya. Tapi Boby melihatku dan menyapaku.

"Hai, Kinal?"

"Ehm?"

"Hai, lo inget gue?"

Veranda menatapku dengan perasaan bersalah.

"Oh, Boby?"

"Yaa! Ah ternyata lo masih inget gue, Nal."

"Iyaiya pasti. Selamat ya buat kalian berdua."

"Makasih, sist."

"Undangannya jangan lupa ya bob."

"Nggak bakalan lupa, dong."

"Yaudah ya, gue duluan, Bye Bob, Ve."

"Ga nunggu ujan reda dulu, Nal?"

Akhirnya Veranda berbicara juga.

"Nggak usah. (sok peduli sama gue)."

Veranda hanya mengangguk dan aku pergi meninggalkan mereka.


Aku menerobos hujan deras itu, kalau tadi aku akan bertemu Veranda dan si brengsek itu, Lebih baik aku menembus hujan sedaritadi.


Veranda

Setelah asik nge-date bersama Boby, Aku memutuskan untuk pulang. Sayangnya hujan lebat turun, aku dan Boby lekas meneduh di sebuah toko makanan.

"Kamu kedinginan?"

"Nggak."

Boby memegang tanganku erat tanganku. 

Dari kejauhan, Aku melihat Kinal. Awalnya kukira itu hanya sebuah imajinasiku saja. Ternyata tidak. Itu memang Kinal.

Ia membawa sekantong DVD baru dan sebuah Americano Latte di tangannya. Boby melihat ke arah Kinal dan menyapanya.

"Hai, Kinal?"

"Ehm?"

"Hai, lo inget gue?"

"Oh, Boby?"

"Yaa! Ah ternyata lo masih inget gue, Nal."

"Iyaiya pasti. Selamat ya buat kalian berdua."

"Makasih, sist."

"Undangannya jangan lupa ya bob."

"Nggak bakalan lupa, dong."

"Yaudah ya, gue duluan, Bye Bob, Ve."

Untuk pertama kalinya selama aku berhubungan dengan Kinal, ia memangilku, Ve. Dan kata kata yang bisa kuucapkan hanya..

"Ga nunggu ujan reda dulu, Nal?"

Katakata bodoh.

"Nggak usah."

Kinal langsung berlari ditengah hujan dan pergi.

Aku takut dia demam. Aku takut dia sakit, dan ke khawatiranku lainnya..

Beberapa lama kemudian, hujan reda dan aku pergi dari toko makanan itu. Boby menggandeng tanganku ke mobil yang tadi kami tumpangi. Dari kejauhan, aku bisa melihat Kinal dari sini. Ia sedang berbicara dengan seorang perempuan.. Vienny!

Semua dugaanku benar.

Kau memang sudah tidak mencintaiku, ya?

Lalu, cincin ini, janji kita?


"Kita hanyalah dua orang dari masa lalu. Aku hanyalah masa lalumu, sementara dia adalah masa depanmu. Kau tahu harus memilih yang mana, bukan?"

― Widyawati Oktavia, Penjual Kenangan

TBC




The Forbidden Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang