Veranda
Keesokan harinya aku bekerja seperti biasanya. Tidak ada yang special. Kinal masih belum bekerja. Mungkin besok, atau, ntah.
Aku pulang lebih awal, sebelum maghrib berkumandang, aku sudah ada dirumah. Aku masuk, Tapi Kinal tidak ada. Awalnya kupikir dia ada dikamar sedang tidur, tapi ia benar benar tidak ada.
"Mungkin ia pergi, sebentar." pikirku.
Akhirnya aku membuat sebuah coklat panas dan menghempaskan badan ke kursi malasku dipinggir jendela ini.
Aku menaruh gelasku dan membuka Novel yang Kinal belikan beberapa waktu yang lalu. Aku membaca sebuah quotes disana, dan memandang langit jingga indah itu. Matahari sudah mulai turun.. dan Kinal belum kembali.
Diamku bersama udara yg tak mengalir, menguap ke udara. Beberapa jenak aku bingung, kemudian aku marah pada diri sendiri. - Ninevelove.
Hujan mulai turun, aku mulai khawatir. Kemana diaa?
Tiba tiba, seseorang membuka pintu dan masuk.
"Hey, maaf ya nggak ngabarin, Handphone aku basah nih." katanya sambil membuka jaket basahnya.
"Abis darimana? Kok basah kuyup?" tanyaku
"Hehe, tadi abis ke rumah sakit, buka perban."
"Eh, kok gabilang? Kan bisa aku anterin, bandel."
"Gapapa, Aku tau kamu sibuk."
"Berarti kamu naik motor dong tadi? Atau naik Grab?"
"Motor. Aku lagi nggak ada uang."
"Tuh kaaan."
Aku langsung membalikan badanku ke arah Jendela, dan Kinal mendekat.
"Jangan ngambek dong. Pacarnya udah sembuh niih."
"Kamunya bandel. Gasayang diri sendiri. Gimana mau sayang sama aku kalo nggak sayang diri sendiri?"
"Ish. Bawel deh."
Kinal langsung mencium keningku.
"Mandi sana, Hush."
"Owkey."
Kinal mandi - dan aku menyiapkan makanan untuknya. Aku tau monster besar itu kalau habis kehujanan pasti makannya banyak.
Aku ingat, waktu Kinal baru pulang dari kerjaannya waktu itu, hujan besar melanda Jakarta, semua tempat banjir. Kinal belum makan dan ia terjebak di kemacetan. Akhirnya? Ia sampai didepan pintu apartemen dan pingsan.
Sejak saat itulah aku sering membawakan bekal untuknya. Aku takut itu akan terjadi lagi.
Kinal
Gue rela ujan ujanan ke rumah sakit dah. Beneran.
Tadi siang, aku ke kamar mandi karena tiba tiba saja perutku mulas setengah mati. Padahal aku nggak makan asem asem, atau pedas. Aku masuk ke kamar mandi, tapi tidak ada apa apa. Aku ingin menelepon Veranda tapi.. Aku tahu jam segini ia pasti sedang sibuk sibuknya. Akhirnya aku memutuskan untuk ke rumah sakit.. naik motor.
Sampe disana, Aku langsung masuk ke UGD dan suster langsung menangani aku.
30 menit diperiksa, aku takut. Ya.. hanya takut saja.
"Kinal?"
"Iya dok?"
"Perutmu nggak papa. Istirahat aja yang banyak. Jangan banyak bergerak dulu. Perbannya sudah saya lepas ya."
"Oke dok. Terimakasih ya."
Aku langsung pergi dari sana, Tapi hujan besar turun.
Aku sempat masuk kesebuah minimarket untuk berteduh. Dan aku bertemu Boby.
"Nal?"
"Bob?"
"Eh, apa kabar?"
"Lo nggak mau macem macem kan sama gue?"
"Nggak kok."
"Ngapain nyapa nyapa gue?"
"Gue mau minta maaf atas kejadian kemaren."
"Oh jadi elu yang nusuk gue..."
"Ya."
"Terus lo mau apa lagi hah?"
"Gue mau bilang sama lo."
"Apa?"
"Bahagia ya, sama Veranda. Gue gabakal ganggu lo lagi."
"Lho?"
"Iya. Gue sadar cinta itu emang nggak bisa dipaksakan. Sekarang gue udah bahagia sama Shania. Yang sayang sama guenya nggak terpaksa walau nikah sama guenya karena terpaksa.. but at least dia sayang sama gue."
"Oh.. Oke, makasih banyak ya. Gue yakin Shania pasti sayang banget sama lo."
"Ya."
Boby menepuk bahuku dan pergi. Shania yang sedang menggendong anak kecil menghampiri Boby dan mereka keluar dari minimarket itu.
"No more gates, Kinal. Lo bebas."
Akhirnya gue pulang dan lari ke lift. Tapi pak satpam memberhentikanku.
"Non Kinal!"
"Iya pak?"
"Ini ada titipan buat mba Veranda."
Sebuket bunga dan coklat.
Di bunganya tertulis...
Untuk yang tersayang, Jessica Veranda. Happy 2nd Anniv, Sayang.
- Josaphat Klemens
WHAT THE F**K.
Apa apaan?
Aku mengambil buket itu dan langsung naik lift.
"Kamu kenapa sih, selalu nyakitin aku, padahal aku nggak pernah nyakitin kamu."
Aku masuk ke apartemenku dan menaruh buket itu di atas lemari sepatu.
Veranda sudah asik duduk diatas kursinya dan membaca novel. Aku menggodanya sebentar dan langsung masuk ke kamar mandi untuk mandi.
Dan aku berdoa agar air dingin kali ini bisa membunuh ingatanku, tadi.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forbidden Love Story
FanfictionSemakin dewasa, dunia berubah. Namun cinta Kinal pada Veranda tidak akan pernah berubah, sampai suatu kejadian besar merubah segalanya Sekuel kedua dari I'm In Love With My Enemy.