Kinal memesan hotel dan memutuskan untuk tidur dan menenangkan diri sementara waktu.
Sementara Veranda, ia mengurung dirinya dikamar. 10 menit setelah Kinal pergi, Veranda langsung menelepon Tante Anya.
Anya langsung datang ke Apartement Veranda. Veranda tampak sangat terpukul.
Veranda
"Tante, apa yang harus Veranda lakukan?"
"Tante tanya sama kamu, ya. Kamu suka sama Boby?"
"Nggak tanteee."
"Jujur, Veranda."
"I.. ya. Veranda sayang sama Boby."
"Boleh, tante ketemu Boby?"
Senin itu, akhirnya aku berangkat ke kantor atas saran Tante Anya. Hanya Tante Anya yang dapat kupercaya atas masalahku.
Dan hanya Tante Anya yang bisa membujuk Kinal agar kembali lagi.
Aku sampai dikantor tepat pukul tujuh. Ah, aku nggak semangat. Gaada yang ndusel ndusel ngebangunin. ):
Aku menaruh tasku - menyalakan PC dan... Ah. Wallpapernya.
Kinal datang - melewati ruanganku. Wajahnya terlihat letih - seperti tidak bersemangat sama sekali. Beberapa pegawai menyapanya, tapi Kinal mengacuhkannya.
"Hai, Veranda?"
"Eh, Bob. Hai."
"Lagi nggak semangat ya?"
"Kurang makan, kurang kopi aja."
"Yaudah, ngopi di bawah yuk?"
Boby tibatiba muncul dan mengajakku untuk minum kopi bersama. Sifat yang kusukai dari Boby yaitu ia bisa menghilangkan kecanggungan yang menyelimuti kami.
Akhirnya aku dan Boby turun ke Cafe dibawah dan meminum kopi bersama. Saat aku mengobrol bersama, Aku melihat Kinal berdiri terpaku menatapku. Saat mata kami saling bertemu, ia membuang mukanya dan langsung pergi.
Apakah ini akhirnya, Kinal?
"Veranda?"
"Ya bob?"
"Nanti malam ikut aku ke pesta om-ku, ya?"
"Oke."
Jika saja, Kinal masih ada denganku. Sudah kutolak permintaan ini.
Kinal
Aku mendapatkan pemandangan pagi yang tidak enak.
Apaan sih, Nal. Jadi benci bilang cinta gini.
Aku malah mematung di pintu cafe saat mereka asik mengobrol. Veranda menatapku dan mata kami saling bertemu. Saat itulah aku sadar bahwa..
Aku masih mencintainya.
Aku tersadar dari lamunanku. Akhirnya aku langsung berbalik dan.. kembali ke ruanganku.
Aku akan kacau bila pagiku tidak ada kopi. Benar saja. Moodku berantakan. Apa aku salah melepaskan Veranda?
Pertanyaan itu berkeliaran di otakku. Tiba tiba saja lamunanku buyar ketika Tante Anya masuk ke ruanganku.
"Kinal?"
"Tante? Kapan dateng? Kinal kangeen."
"Maaf ya tante lupa ngabarin kamu. Ada satu hal yang mau Tante bicarakan sama kamu."
Tante Anya menceritakan semua kejadian yang sudah terjadi tadimalam - termasuk kenapa tiba tiba ia ada disini.
"Kamu serius akan melepaskan Veranda?"
"Jika keputusanku untuk melepaskannya memang membuatnya bahagia, Aku juga akan bahagia. Mencintai tidak harus memiliki, Kan?"
Tante Anya tersenyum.
"Semoga kamu cepat mendapatkan pasangan yang cocok denganmu. Tante bangga sama kamu, Nal."
Setelah berbincang bincang dengan Tante Anya, hatiku terasa lebih enteng. Seakan akan aku telah memilih pilihan yang tepat.
Tante Anya keluar dari ruanganku dan Putri masuk ke ruanganku.
"Nal?"
"Ya?"
"Ada undangan."
"Dari?"
"Pak Rama. Dia bikin party nanti malem. Dateng ya."
"Oh. Oke"
Akhirnya Putri memberikan undangan itu dan pergi.
Coba ada Veranda. Aku pasti berangkat bersamanya.
Ah, sudahlah.
Author POV
Boby adalah Ponakan Pak Rama. Boby meminta Rama untuk membuat sebuah pesta dan mengundang seluruh staff kantornya untuk datang pada pesta itu.
Sebenarnya ada acara terselubung yang akan dilakukan oleh Boby saat pesta itu.
Ia akan melamar Veranda.
TBC
![](https://img.wattpad.com/cover/85703305-288-k993113.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Forbidden Love Story
FanficSemakin dewasa, dunia berubah. Namun cinta Kinal pada Veranda tidak akan pernah berubah, sampai suatu kejadian besar merubah segalanya Sekuel kedua dari I'm In Love With My Enemy.