15

1.5K 125 9
                                    

Veranda

Hujan juga membawa pulang kehangatanmu di kepalaku. Sementara tubuhku harus tabah menikmati dinginnya waktu.

Sementara hujan turun dengan derasnya, kamu malah tidur terbujur kaku disana dengan darah yang sudah mulai berhenti.

Kinal terluka karena menyelamatkan diriku. Kinal kesakitan.. ah, Aku takut.

Aku takut kehilangan dia.

Flashback Off

Kubawa Kinal yang sudah berlumur darah ke mobilku. Penjahat penjahat itu sudah pergi begitu saja. Wajah Kinal mulai pucat. Pertanyaan demi pertanyaan ingin kutanyakan padanya, tapi, Aku nggak bisa tanya sekarang.

Blus putihku sudah berlumuran darah. Wajah kinal semakin pucat. Diperparah dengan hujan yang deras serta macet yang menghalangi jalanku.

30 menit berlalu, Akhirnya aku sampai di Rumah Sakit dan langsung membawanya kerumah sakit.

Flashback Off

Sudah 1 minggu, Kinal terbaring lemah dikasur itu. Hanya detak jantungnya saja yang hidup. Raganya?
Tidak.

Aku rindu.

Seperti terpaut jauh oleh jarak yang sangat jauh.

Aku belajar menyabarkan hati, bahwa perasaan lelah ini tidak sia sia. Bahwa segala rindu yang terasa akan menemukan bahagia pada waktunya.

Aku pegang tangannya. Tetap berdoa pada tuhan agar Kinal cepat sadar.

"Nal.."

"....."

"Kamu tau nggak?"

"..."

"Aku rindu."

".... Aku juga Rindu."

"KINAL?"

"Hai. Miss me already?"

"Kinaaal, Jangan bikin aku kaget dong!"

"Hahaha, Awh."

"Sakit ya?"

"Banget."

"Aku ambilin minum?"

"Oke."

Akhirnya diriku bisa tenang karena Kinal sudah sadar dan bisa kupeluk lagi raganya.. dan jiwanya.

Kinal

Yang perlu kalian tau adalah.. Aku ingin tau siapa yang ingin menculik Veranda saat itu. Uh. Kalau saja Veranda tidak ada disini, atau sudah berangkat kerja... aku akan pergi dan mencari siapa dalang dari ini semua.

"Nal?"

"Eh, iya yang?"

"Besok aku kerja gapapa?"

"Iya, gapapa."

Rejeki, emang nggak kemana ya nal.

"Tapi kamu nggak boleh kemana mana ya!"

"Iyaiya. Emang kalo dirumah sakit mau kemana sih?"

"Yakali kamu jalan jalan ke kantin sendirian."

"Nggak mungkin Veranda sayaang."

"Oke."

Veranda kembali duduk di pinggir jendela dan duduk dikursi menghadap jendela.

wajah sampingnya yang terlihat dari sini.. cantiknya, kurang ajar.

wah, hujan turun.

Aku melihat Veranda sudah tenang dengan novelnya dan tenggelam dalam ceritanya. Aku mengambil sebuah kertas dan pena diam diam agar Veranda tidak mengetahui apa yang sedang kulakukan.

Aku sedang membuat kado sederhana untuknya.
Besok adalah hari ulang tahunnya dan aku tidak lupa akan hal itu.

Hey, Veranda.

Seperti halnya menyukai senja yang tak perlu kujelaskan, aku selalu menyukai setiap inci apa saja yang tuhan berikan padamu.

Mata indahmu yang selalu membuatku terpana, sampai tubuh indahmu yang selalu ku rengkuh ketika aku lelah menghadapi dunia ini.

Veranda

Kata kata indah yang paling sering kudengar dan tak pernah bosan ku dengar.

Selamat ulang tahun, semoga tuhan selalu memberkatimu.

(:

with love, kinal kesayangan peranda.

Akan ku kejutkan kau sampai menangis, Veranda!😆

TBC

The Forbidden Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang