Part 13. Love?

969 54 0
                                    

Typo's everywhere
Jomblo everywhere:v

Happy Reading
-------------------------------------

Rasa kecanggungan menyelimuti perasaan Fe. Dimana hari ini adalah hari pertamanya menjadi seorang pramugari pesawat pribadi mewah milik Daniel, bahkan fasilitas yang ada didalamnya tidak kalah lengkap dari pesawat biasanya. Dasar pamer.

Suara sepatu kulit terdengar nyaring di telinganya membuat degupan jantungnya semakin tidak beraturan. Ayolah penumpang disini hanya satu orang, kenapa harus gugup?

"Kita bekerja sesuai perintah Mr. Alfaro, so jangan ngelakuin hal yang gak di perintah sama dia"

Fe mengangguk kemudian menatap dirinya di hadapan cermin. Beberapa kali ia memoleskan bibirnya dengan lipgloss rasa strawberry kesukannya, namun tidak memberikan efek sama sekali untuk bibirnya yang memucat.

"Feylisa, Mr. Alfaro memanggilmu"

Gemetar kakinya tidak membuatnya diam di tempat. Bagaimanapun juga ini adalah tugas seorang pramugari.

"Ada yang bisa saya bantu?" Ucapnya dengan hati-hati.

"Kenapa masih ada pramugari lain? Aku kan sudah bilang, kau pramugari pribadiku! Aku mau kau semua yang melakukan perintahku!"

Lo pikir gue pembantu? Ngelaksanain perintah seenak jidat lo.

"Maaf tuan, tapi--

"Mereka semua sudah mempunyai tugasnya masing-masing" Daniel masih menatap tajam kearah Fe, "Buatkan aku sarapan selain yang ada di daftar menu" sambungnya.

"Tidak mau, e-eh bukan itu bukan tugas gu- aku. Lagipula aku tidak pandai dalam bagian menyiapkan sarapan penumpang, aku hanya mengantar makanan itu ke penumpang yang memesannya"

"Apa yang kau pelajari saat sekolah pramugari, Fe?"

"Gue kan udah lupa, gue juga gak pernah dikasih tugas bagian it-- u" Astaga keceplosan.

Mampus. Mati aja lu Fe.

"Kau tidak belajar tata cara bahasa di sekolah pramugari mu itu?" Daniel berdiri kemudian merapihkan kemejanya, "Ikut aku" Daniel memcengkram tangan Fe.

Daniel menatap pintu bagian pesawat yang akan segera terbuka meskipun pesawat belum menunjukkan tanda-tanda akan landing.

Angin kencang menerpa wajah mereka berdua yang menatap lurus kedepan. Awan biru cerah tidak seindah hatinya sekarang.

"Kenapa kau tidak mau melihat kebawah?"

"Tanpa harus ditanya, lo pasti tau jawabannya apa"

"Kalau kau terus membantah, aku bisa menjatuhkanmu kapanpun aku mau" Daniel menarik lengan Fe agar Fe dapat lebih jelas melihat pemandangan di bawah sana.

Fe tidak dapat mengontrol nafasnya, ia sangat takut sekarang. Tapi kalau dipikir-pikir ia jauh lebih baik mati dibanding bersama pria yang tidak jelas, kadang bersikap romantis, kadang sisi psikopatnya keluar.

"Ini peringatan pertama di hari pertama kerjamu, jangan mengulangi kesalahan yang sama. Aku tidak pernah main-main dengan ucapanku"

Pintu tersebut kembali tertutup membuat Fe sedikit lebih aman. Daniel melangkah pergi meninggalkan Fe yang masih diam tak bersuara.

"Laura! Siapkan aku sarapan!" Teriak Daniel membuat Fe sadar dari lamunannya.

Hari ini ia telah memgecewakam Daniel. Sama saja pramugari mengecewakan penumpangnya karena tidak diberikan pelayanan dengan baik. Mungkin kau belum pantas disebut sebagai pramugari, Fe.

Les Privat! [END] - [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang