Part 20. Runaway

744 49 2
                                    

Buat di part ini full POV/sudut pandangnya Feylisa ya^^

Mangatse yg lg UAS

Happy reading
---------------------------

Baru beberapa jam lalu aku merasa nyaman akan tingkahnya yang kadang begitu romantis dan selalu bisa meluluhkan hati wanita. Tapi aku tidak mau begitu larut dalam kenyamanan yang diberikan Daniel, aku harus membuat beberapa pernyataan.

"Aku mau pulang," ucapku yang kedua kalinya.

Reaksi yang diberikan Daniel begitu menyeramkan setelah mendengar ucapanku. Matanya berubah menjadi tajam menatap tatapanku yang lemah.

"Aku sedang tidak mood untuk berdebat denganmu,"

"Bagus kalau begitu kau bisa cepat-cepat mengusirku dari rumah ini," lagi-lagi ia meliriku yang sedang duduk dipinggir ranjang. "Aku tidak bisa hidup ditengah-tengah kebahagian orang lain dan menjadi orang asing,"

Air mataku sudah bergerumul di pelupuk mata mengingat kehidupanku yang begitu menyedihkan karena bisa mencintai seorang pria seperti Daniel yang sikapnya selalu berubah-ubah. Ah apa aku baru saja bilang kalau aku mencintainya? Kalau begitu aku mencintai suami orang lain.

"Kau bukan orang asing disini, kau diperlakukan layaknya seorang ratu. Dan apa kau melihat raut kebahagiaan setelah aku menikahi Maureen?"

Aku terdiam. Bagaimana bisa pernikahan terjalin hanya satu pihak yang bahagia dan pihak lainnya merasa tersiksa? Kalau seperti itu mengapa Daniel melakukan suatu hubungan dengan Maureen yang membuatku menyuruhnya untuk bertanggung jawab.

Beberapa hari setelah pernikahannya dengan Maureen, mood Daniel memang sedang tidak baik. Terlihat dari cara ia menghukumku, sisi psikopatnya sering terlihat dibanding sisi romantisnya.

"Aku menikahinya karena paksaan, kau yang menyuruhku untuk bertanggung jawab dan kau sama sekali tidak peduli dengan kebohongan yang direncanakan Maureen untuk merenggangkan hubungan kita," Daniel berjalan mendekat kearahku dan mengurungku diantara kedua tangannya. "Apa kau masih ingat ketika kau masih SMA, aku sudah lebih dulu menyatakan kau milikku, tidak ada siapapun yang bisa mengambilnya dariku" sambungnya.

Ucapannya membuat otakku memutar memori saat-saat Daniel masih menjadi seorang guru les privat yang begitu menyebalkan. Parahnya lagi aku menjulukinya sebagai om-om psikopat.

"Kalau kau ingin pulang, aku tidak akan mengizinkannya dan siapapun yang mengizinkan kau untuk melarikan diri nyawa orang tersebut tidak akan aman." Bisikannya berhasil membuat sekujur tubuhku merinding.

"Tapi aku bisa memindahkan kamarmu kalau kau tidak mau sekamar denganku, tetap saja aku bisa mengunjungimu kapan aku mau"

Aku memberanikan diri menatap mata tajamnya yang masih memancarkan emosi yang terpendam. Satu lagi yang aku tau tentang Daniel, ia pemarah.

"Ikut aku,"

Daniel memakai kemeja yang tadi sempat ia lepas dengan asal tanpa mengaitkan kancingnya. Oh aku memujinya sekarang. Entah kenapa aku menyukai pria yang selalu memakai baju acak-acakan.

Aku menatap sekeliling rumah yang seperti istana ini dengan kagum. Setelah beberapa hari aku terkurung di kamar mengerikan milik Daniel tanpa berkeliling sekitaran rumahnya.

Beberapa pelayan tampak menundukkan kepalanya sambi mengucapkan salam sopan saat Daniel berjalan didepannya. Pasti Maureen juga di perlakukan secara hormat karena statusnya sebagai Nyonya Alfaro. Seketika nafasku tercekat mengingat nama Nyonya Alfaro yang sekarang dimiliki oleh Maureen, apa baru saja aku merasa cemburu?

Les Privat! [END] - [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang