Hola cerita Random pertama guwa.
Sori kalo ga jelas ga berpengalaman jadi penulis handal di wattpad.
***
Jes gujes gujes
Apa cuma emak gue doang yang aneh? Sekolah disuruh nyari yang deket tapi kalo tempat les harus yang jauh? Dan gue naik kereta setiap hari senin dan Rabu cuma ke tempat les doang.
Masih pake seragam, muka melas dari tadi gak dapet tempat duduk bawaanya pengen duduk dibawah, tapi.... Pasti nanti langsung ditegor.
Untungnya sekarang gue lagi perjalanan pulang ke rumah. Yeay, go home.
***
Aku menatap salah satu gadis yang masih berseragam sekolah. Ia menjadi salah kriteria idamanku, wajahnya terlalu menggemaskan untuk dilewatkan, ia tidak membosankan untuk dilihat.
Setiap hari aku menggunakan fasilitas kereta api untuk mempercepat perjalanan ke kantor. Tidak memandang siapa aku, semuanya terlihat sama. Tapi tidak juga, aku hanya menerapkan suatu sistem pada perusahaanku sendiri. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi pada hari tertentu pada semua karyawan di perusahaan ku.
Aku kembali memperhatikannya. Sepatunya, yah terlihat dia anak yang malas mencuci sepatu. Aku yakin ia sendiri tidak kuat mencium aroma sepatunya sendiri.
Dan yang terpenting aku mengingat jadwal seragamnya. Setiap hari Senin ia selalu memakai baju putih abu-abunya dan ketika hari Rabu ia selalu memakai baju olahraganya yang terlihat kebesaran. Disitulah ia sangat menggemaskan dengan baju olahraganya.
Tapi kali ini ada yang berbeda dari wajahnya. Apa tugas sekolahnya terlalu banyak hingga membuatnya terlalu lelah? Tangannya menggantung disalah satu penyanggah agar dapat menyeimbangkan tubuhnya sesekali ia memejamkan matanya. Ah kasihan sekali gadis ini.
Aku memberanikan diri menepuk bahunya dan mempersilahkannya duduk di tempatku. Tanpa pikir panjang lagi gadis itu langsung duduk dan membenamkan wajahnya di antara lipatan tangannya. Manis sekali.
Aku jadi ingin bernostalgia di masa-masa SMA. Masa-masa SMA ku juga tidak begitu buruk, cukup menyenangkan.
Tingnong.
Stasiun****(Sensor Mode On)Tentunya aku sudah hafal dimana ia akan transit dan melanjutkan perjalanan pulangnya di kereta jalur satu. Matanya terbuka begitu saja saat informasi itu kembali diulang. Ia merapihkan seragamnya dan siap untuk keluar dari kereta ini, aku juga tidak akan lupa turun di stasiun yang sama dengan gadis itu.
Sekitar 10 menit kereta tujuan akhir kami belum datang juga entah karena apa. Pandangan ku mulai mengedar ke seluruh penumpang disini dan berhenti tepat di gadis itu lagi yang sedang memainkan ponselnya.
Lama kelamaan langkahku mulai mendekat ke arahnya. Dan--
"Om yang tadi ngasih tempat duduk ke aku ya? Makasih ya om."
Om? Setua itu ya?
***
Baru aja dikasih tempat duduk sama om-om eh udah sampe stasiun lagi buat transit.
Gue ngedarin pandangan gue ke seluruh penjuru stasiun(?) Dan gotcha! gue nemu om-om baik tadi.
"Om tadi yang ngasih tempat duduk ke aku ya? Makasih ya om."
Muka om itu ketutup setengah soalnya pake masker, mungkin biar gak kena virus orang-orang di dalem kereta tadi. Tapi alisnya berkerut setelah gue panggil 'om'.
"Om?"
Pria yang tadi disebutnya 'om' membuka maskernya dengan kasar. Dan memperlihatkan wajahnya yang bisa di bilang-- eh anjir, om-om ganteng nih. Wah sabi kali jadi simpenannya.
Cukup kaget sih. Baru kali ini ngeliat cowok punya tampang kek dia. Pake kemeja yang lengannya di gulung sampai siku, jasnya yang ia pegang bersamaan tas kerjanya.
"Masih mau bilang om?"
Eh.
Buset.
Ganteng, coy.
Holaaa ini cerita baru gue dan sekarang udah 3 cerita yang gue publish walaupun belum tamat semuaaa wkwkwk
Happy Reading yaa^^
Budayakan vote dan comment selesai membaca:''')
Baca juga yang TETANGGA dan Story Of Remaja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Les Privat! [END] - [REVISI]
Genel KurguDon't Break Your Promises, please. END. Ini lagi masa revisi yaa.