ini panjang lhohoho. serius deh dijamin ngebosenin.
maap yo baru ngenext :'D
HAPPY READing
***
Pernikahan tidak harus dilandasi rasa cinta kan? Berarti pernikahan bukan suatu hal yang bisa membahagiakan kedua makhluk yang sama sekali tidak saling mencinta.
Kalau bukan keinginan kedua orang tuanya mungkin ia sudah jauh lebih bahagia dengan sosok yang ia cintai dan kalau bukan karena keinginan kedua orang tuanya mungkin ia akan pergi liburan dengan sosok yang ia cintai.
Mantan pramugari ini menatap dirinya yang seperti sangat bahagia di foto pernikahannya, bukannya memuji dirinya yang terlihat berbeda justru mencela habis-habisan. Karena sampai kapanpun mungkin Fe tidak akan pernah menerima pernikahan ini.
"Ambil positifnya aja, besok gue cuma holiday bukan honeymoon." Katanya berusaha menenangkan dirinya.
Kemudian ia tampak berpikir kembali dengan begitu serius, "Tapi holiday gue gak tenang kalo ada si kampret itu." Sambungnya lagi.
Matanya menatap koper yang sudah terisi dengan semua kebutuhannya disana dan besok adalah hari keberangkatannya. Kesekian kalinya Fe berteriak seperti akan pergi ke neraka bersama iblis menyeramkan.
Suara pintu kamarnya terbuka dan terpampang Luke dengan tampang sok gantengnya itu menyandarkan tubuhnya di pinggir pintu. "Udah siap semua kan?" tanyanya menatap koper biru muda milik Fe.
"Ada yang belum siap."
"Apa?"
"Gue."
Luke tertawa tanpa ada suatu hal yang lucu, gila, pikir Fe. "Kamu gak usah gugup gitu, aku gak akan ngelakuin apa-apa kecuali kalau kamu mau ya.." sontak jawaban Luke membuat Fe begidik jijik.
"Gue gugup aja, padahal kan mau pergi liburan bukan pergi ke neraka bareng iblis."
"Aku lagi males debat sama kamu, siapin buat besok jangan ada yang ketinggalan." Kata Luke sambil menutup pintu kamar kembali.
Nah gitu kek, gak banyak omong, gak banyak tuntutan, ucap Fe dalam hati.
Seketika otaknya mengingat kembali ucapan Luke yang tidak mau main-main dalam hal pernikahan dan membatalkan semua aturan yang sebelumnya mereka buat. Fe sedikit ganjal ketika Luke mengucapkan kalimat tersebut karena nyatanya Luke memang memiliki seorang pacar yang lumayan cantik dan tidak mungkin Luke meninggalkannya begitu saja kalau memang benar mungkin Fe akan memarahinya habis-habisan, habis mau bagaimana lagi kalau gak cinta maka logika yang bertindak. *Hadu bahasa gue.-.
Mungkin Luke lagi galau atau berantem sama pacarnya jadi ngelampiasinnya ke gue, pikir Fe. Walaupun Luke dulu seangkatan dengan Fe bukan berarti Luke memendam rasa pada Fe, karena hanya sekedar tau nama dan wajah bagi Luke berbeda dengan Fe yang baru kenal dengan Luke padahal mereka berdua sama-sama anak yang dulunya paling sering kena kasus di sekolah.
Mau sekeras apapun pengakuan Luke mungkin sulit bagi Fe untuk menerimanya karena dari awal memang mereka berdua sama sekali tidak menginginkan pernikahan ini dan Fe juga tidak pernah berharap supaya Luke mencintainya.
Balik lagi tentang Daniel, sosok pria yang sampai sekarang masih Fe harapkan dan berharap agar ia bisa kembali bersama dengan Daniel. Seseorang yang kau sangka sebagai pasangan hidup dalam cerita dirimu sendiri ternyata seseorang itu hanya sebagai tokoh pembantu, sebagai penambahan suasana agar lebih menarik. Karena Tuhan memang jauh lebih punya yang terbaik dibanding keinginan kamu yang terasa begitu menarik. Karena yang menarik bukan berarti terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Les Privat! [END] - [REVISI]
Ficción GeneralDon't Break Your Promises, please. END. Ini lagi masa revisi yaa.