Part 22. Bad News

614 45 3
                                    

Typos everywhere...

Makin gajelas~

Happy Holidays
Happy reading^^
-----------------------------

Fe melangkah keluar dari kamar Daniel menuju dapur. Para pelayan yang sedang menyiapkan sarapan paginya terkejut melihat Fe yang sedang berada di dapur.

"Maaf nyonya semua ini pekerjaan kami, anda tidak perlu membantu nantinya Mr. Alfaro akan memarahi kami." Salah satu pelayan yang terlihat paling tua diantara pelayan lain tampak melarang Fe untuk ikut campur.

"Hei biar begini aku juga pintar memasak dan rasa masakan buatanku juga tidak begitu buruk," para pelayan tampak terkekeh mendengar jawaban Fe.

"Bukan seperti itu nyonya, anda salah satu orang yang kami hormati setelah keluarga Mr. Alfaro jadi biarkan kami saja yang menyiapkan sarapan nyonya."

"Oh ayolah, aku tidak masalah jika harus melakukan seperti ini. Kalau kalian terkena omelan dari Mr. Alfaro bilang padaku, aku yang akan membela kalian." Ucap Fe memperingati kemudian kembali menyiapkan beberapa bahan untuk sarapan Daniel. Ia sendiri yang akan membuatkannya khusus untuk Daniel sebagai rasa terima kasih.
Bahan demi bahan sudah ia racik dengan sempurna berharap Daniel akan menyukai masakannya. Setelah dicicipi tidak ada masalah untuk soal rasa tapi siapa tau lidah Daniel berbeda dengannya.

Fe mengangkat mangkuk yang berisi bubur dan menaruhnya di nampan bersama dengan segelas air putih. Sebelum melangkah keluar dari dapur, Fe tidak lupa mengucapkan terima kasih pada pelayan yang sedikit membantunya tadi.

"Nyonya Feylisa berbeda sekali dengan Maureen," ucap salah satu pelayan setelah Fe melenggang keluar dari dapur.

'Ceklek'

Fe menaruh nampan di atas meja kemudian menatap wajah Daniel yang lebam sebelum membangunkannya.

"Kau berhasil membuatku khawatir di pagi hari," ucapnya dengan mata yang masih terpejam.

"Kau saja yang terlalu berlebihan. Bangun, aku sudah buatkan sarapan."

Daniel merenggangkan kedua tangannya kemudian menyandarkan tubuhnya ke belakang. Menatap Fe yang sudah siap menyuapinya dengan bubur.

"Kau yang membuat ini?" Tanyanya. Fe mengangguk sebagai jawaban.

"Apa yang kau masukan sampai rasanya tidak begitu buruk?" Fe memutar kedua bola matanya mendengar pertanyaan Daniel yang seakan-akan mencela dirinya yang tidak bisa memasak.

"Obat nyamuk rasa ayam," jawabnya.

"Aku berusaha untuk menyelamatkanmu dan sekarang kau berusaha untuk membunuhku, tidak tau terima kasih sekali kau ini."

Fe hanya mendengus kesal dengan tingkah laku Daniel yang seperti ini, tidak bisa di ajak bercanda sama sekali. Hidupnya penuh dengan keseriusan.

Ada satu hal yang ingin Fe tanyakan pada Daniel tentang Vano. Siapa dia? Mengapa ia begitu dendam terhadapnya? Kesalahan apa yang Daniel buat sampai Vano tidak mau memaafkannya?

Setelah Daniel menghabiskan buburnya, Fe menimbang-nimbang apa sekarang sudah tepat untuk menanyakan tentang Vano atau belum. Takut jika urusannya dengan Vano begitu sensitif untuk ditanyakan. Tapi Fe begitu penasaran.

"Daniel, aku ingin bertanya." Ucap Fe dan Daniel menatapnya sekilas berarti 'katakan'.

"Siapa Vano?" Tanya Fe hati-hati sambil memejamkan matanya takut kalau tiba-tiba saja Daniel berubah menjadi sosok yang pemarah.

Terdengar Daniel membuang nafasnya kasar setelah mendengar kata Vano. Kemudian mengusap rambut milik Fe.

"Kau tidak perlu takut, aku akan menceritakannya karena kau telah masuk ke dalam daftar orang yang diincarnya." Jawab Daniel membuat Fe lega dengan reaksi yang Daniel berikan tidak begitu buruk.

Les Privat! [END] - [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang