Part 18. Psycho

796 46 0
                                    

Next lagi next teruss

Typo everywhere

Happy Reading

--------------------------

Sepasang kekasih yang mungkin saling mencintai begitu tampak mempesona dibawah sinar-sinar lampu yang begitu menyorot mereka berdua. Serta para wartawan lengkap dengan kameranya terus mengambil gambar mereka berdua. Ya seorang CEO terkenal dikejutkan dengan kabar akan menikah dengan seorang wanita yang selama ini menjadi sekertarisnya sendiri.

Maureen memerkan wajah bahagianya pada tamu yang hanya dihadiri oleh keluarga dan kerabat dekatnya. Dengan gaun mewah berwarna putih dilengkapi beberapa pernak pernik di setiap sisinya menandakan harga gaun yang ia pakai tidak seharga dengan gaun yang dipakainya sekarang.

Sementara Daniel hanya tersenyum masam menyambut para tamu yang berdatangan. Selalu membisikan sesuatu di telinga Maureen yang membuatnya menampakan ekspresi kesal.

Layaknya seperti orang lain gadis ini mengambil beberapa gambar saat Daniel dan Maureen sama-sama tersenyum. Pernikahan Daniel dan Maureen tentunya juga mengundang kedua orang tuanya yang sekarang berada di sampingnya.

"Mami pikir tadinya yang berdiri disana itu kamu, Fe" Mami mengelus rambut Fe yang dirias.
Ayahnya pun ikut tersenyum menatap Fe mendengar ucapan istrinya.

"Aku sama dia cuma sekedar temen deket doang kok, CEO besar kayak dia juga butuh temen" Fe menampakan jejeran giginya. Mami yang tau akan perasaan Fe mencoba untuk membuat lelucon seperti biasa yang membuat Fe tertawa.

Daniel yang mengenakan setelan jas warna putih menghampiri keluarga kecil yang sedang bersenda gurau setelah lama tidak bertemu.

"Permisi, Fe bisa bicara sebentar?"

Mami, Ayah, dan Fe saling melempar pandang mendengar suara Daniel.

"Kalau Mr. Alfaro mau berbicara dengan anak saya, tunggu sampai acara ini selesai. Jangan membuat orang lain berpikir yang tidak-tidak pada anak saya nantinya," tegas sang ayah membuat Fe bersorak.

Bisnis adalah bisnis. Anak adalah anak. Begitu prinsip seorang Ayah Fe. Yang tetap memikirkan perasaan anaknya dibanding dengan bisnis yang sedang ia jalankan dengan Daniel. Karena tidak mungkin Daniel memutuskan hubungan bisnisnya begitu saja dengan ayah hanya karena urusan perasaan.

Daniel tidak menjawab, ia hanya mengangguk lalu kembali ke asalnya. Mereka bertiga kembali melempar pandang satu sama lain kemudian tertawa lagi entah apa yang lucu.

"Ayah, mami, nanti aku pulang bareng kalian ya" ucap Fe mengikuti langkah ayahnya.

"Iya pasti dong, kamu lagi nganggur kan? Nanti bantuin mami kamu bikin kue,"

Fe menjawabnya dengan kedua ibu jarinya. Setidaknya ini adalah rencana pelarian diri yang kedua. Kalau sang ayah sudah bertindak, maka Daniel tidak akan berani berontak. Tapi ada yang harus diingat, otak Daniel jauh lebih pintar.

Daniel menatap tajam kearah Fe yang mengikuti kedua orang tuanya yang pamit untuk pulang. Sebelum pulang, Fe memberikan senyumannya untuk Daniel pertanda ada suatu hal yang akan dilakukan Fe.

Beberapa kali Daniel menatap jam tangannya menunggu acara pernikahan ini cepat-cepat selesai sebelum jejak Fe dan orang tuanya hilang.

***

Fe berdiri di tengah kamar yang menjadi awal kedekatannya dengan Daniel. Kamar yang sama sekali tidak ada perubahan dari segi dekorasinya. Karena orang tuanya yang membiarkannya seperti ini.

"Apa yang ada dipikiran Daniel sekarang? Beberapa minggu lalu dia yang nyuruh gue untuk masuk kedalam kehidupannya lagi, beberapa hari gue tinggal di rumah istananya yang didalamnya juga ada Maureen walaupun beda kamar, dan tepat hari ini Daniel melaksanakan pernikahannya sama Maureen. Dengan makeup yang hampir sama dan tentunya gaun yang Daniel kasih ke gue beda jauh sama Maureen. Mungkin Daniel berusaha untuk nyakitin gue atau gimana. Permainan apa yang dia buat gue gak peduli. Beberapa hari gue dirumahnya cuma sebagai penonton di acara pernikahan mereka berdua, permainan yang cukup bagus,"

Les Privat! [END] - [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang