"Hari ini gak ada jadwal penerbangan!!!'
"Yeyy liburan lagi!!!"
Semua para pramugari serta pilot bersorak bahagia karena hari ini tidak ada jadwal penerbangan. Mereka semua akan berlibur bersama di Bali.
Beda dengan Fe yang hanya mengeluarkan tawa kecilnya tidak seperti para seniornya.
"Udah jangan dipikirin, penumpang itu sikapnya emang ada yang ngeselin kok" kata Tania sambil membantu Fe mengambil kopernya.
Fe kembali mengerucutkan bibirnya, wanita tadi sangat menyebalkan baginya. Ya bisa-bisanya ia menyuruh Fe untuk kembali belajar bahasa Inggris, lagi untuk apa ia mengeluarkan kemampuannya dalam berbahasa Inggris kalau ia sedang berada di jadwal penerbangan domestik? Wanita itu saja yang terlalu menyombongkan dirinya, ditambah lagi ia pergi bersama Daniel.
Daniel dan Maureen? Mau apa mereka berdua di Bali? Mungkin honeymoon, ah cepat sekali mereka menikah apa karena hal ini Daniel menjauhinya?
Lagi-lagi karena Daniel membuat Fe melamun di tengah bandara dan beberapa kali ia terdorong atau tertabrak oleh orang-orang yang berlalu lalang di dekatnya. Tetapi tidak membuat Fe sadar sama sekali.
"Fe dipanggil atasan!" Lamunam Fe seketika buyar kemudian terdengar suara tawa yang menggema sekitaran bandara.
"Ish gak lucu lo!," balas Fe sambil memukulinya dengan tas selempangnya.
Pria itu tersenyum lagi, "Tapi emang serius kok, lo dipanggil sama atasan" lututnya melemas seketika, kesalahan apa yang gue buat?
"Gue kan gak ngelakuin kesalahan," ucap Fe dengan nada melas.
"Dipanggil bukan berarti lo dapet masalah, siapa tau gaji lo mau di nai-- potong haha"
Pria itu meninggalkan Fe dengan sejuta rasa bahagianya sehabis meledeki Fe habis-habisan. Pria macam apa itu, menyebalkan sekali.
***
Siapa pihak yang tersakiti disini? Sama-sama menyakiti atau disakiti? Lalu bagaimana kalau akhirnya kita bertemu lagi dengan sejuta rasa kecanggungan? Aku harap tidak seperti itu, karena aku punya sejuta rasa rindu yang sering aku pendam sendirian.
"Tempat penerbangan kamu dipindahkan," seorang yang mengeluarkan suaranya membuat sekujur tubuh Fe bergetar dan merutuki kebodohan di batinnya.
Tapi seulas senyum hadir di wajah pria menyeramkan itu, "Baru ini aku menerima surat yang berisi ingin mengambil seorang pramugari disini untuk kepentingan pribadinya. Betapa kaya nya laki-laki itu, kau sangat beruntung Ms. Anastasya"
Mata Fe membulat sempurna mendengar pernyataan dari atasannya itu. Fe tidak akan menjadi seorang pramugari di pihak pesawat manapun, ia akan bekerja di sebuah pesawat pribadi milik seseorang. Dan tentunya gaji Fe melebihi batas pramugari di pesawat mewah ini, siapa yang berani mengambil dirinya untuk menjadi seorang pramugari pribadi?
Fe bersorak bahagia setelah keluar dari ruangan atasannya, tidak sia-sia ia menghabiskan uang orang tuanya untuk melanjutkan sekolah pramugari. Ia pun tidak pernah menyangka jika kejadian ini akan menimpa dirinya.
"Uuuww rejeki anak sholehah" Fe berteriak kembali sambil berlari dengan tangannya yang mendorong koper.
Terlihat disana Tania masih setia menunggu di dalam mobilnya. Fe langsung memasuki mobil Tania yang sudah ada supir di bagian pengemudi.
Mobil milik Tania melesat cepat menuju sebuah resort mewah yang dekat dengan pantai Kuta dan keindahan alam Bali lainnya.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Les Privat! [END] - [REVISI]
Fiksi UmumDon't Break Your Promises, please. END. Ini lagi masa revisi yaa.