Part 23. S O R R Y

578 40 2
                                    

Happy reading^^

----------------------------

Matanya begitu berat untuk melihat kembali tentang kenyataan yang begitu menyedihkan. Menangis kemudian tertidur sudah menjadi rutinitasnya akhir-akhir ini.

Sejak pertemuan seorang yang akan di jodohkan dengannya, Fe tidak malu-malu mengatakan kalau ia sudah mempunyai pria yang ia cintai. Hal itu membuat ayah Fe geram dan benar-benar tidak mengizinkan Fe menolak perjodohan ini.

***

"Ayah, gimana aku bisa nikah sama dia. Aku udah punya orang lain," semuanya terdiam mendengar penjelasan Fe. Sedetik kemudian ayah Fe tertawa.

"Maafkan kami, Feylisa memang suka terbawa drama yang ia tonton jadi seperti itu."

Suasana mulai mencair dan Fe hendak pergi keluar ballroom hotel ini menuju rooftop. Isak tangisnya kembali terdengar begitu menyakitkan.

Apa anak dari orang tua yang suka berbisnis selalu mengalami perjodohan?

Fe menatap layar ponselnya yang memperlihatkan deretan pesan dari Daniel. Ia hanya membalas pesan Daniel dengan singkat, meskipun hatinya ingin yang lebih.

"Hey." Sapa seorang pria yang akan dijodohkan dengannya. "Maaf kalau saya hadir sebagai orang ketiga diantara hubungan kalian," katanya lagi.

"Walaupun nanti kita menikah, kita bisa kembali pada urusan kita masing-masing. Aku juga mempunyai seorang kekasih, dan tidak mungkin aku meninggalkannya begitu saja." Rasanya Fe ingin menendang pria ini sampai jatuh kesana kemudian mati.

Lucas Aldric atau biasa dipanggil Luke, bermata biru namun tidak berhasil menarik perhatian Fe. Perkataan sebelumnya membuat Fe menjadi benci terhadapnya, terlalu mengentengkan sesuatu yang berat, kata Fe sih gitu.

Gimana bisa setelah menikah nanti kita bersikap seakan-akan tidak ada suatu yang mengikat? Menurut mereka sih bukan masalah, tapi jadinya kalau nanti orang tua mereka minta seorang cucu?

"Karena kita saling tidak mencintai, kita gak bisa ngelakuin hal lebih dan selalu menganggap pernikahan ini adalah paksaan. So, kalau orang tua kita minta suatu yang lebih, kita gak bisa buat apa-apa kan? Lo gak usah takut," katanya lagi dengan mengubah logat yang sopan menjadi sedikit kasar.

Kita gak boleh nganggep suatu masalah itu enteng, tapi kita juga gak boleh terlalu setres sama masalah itu. Jadi, biarkan semuanya mengalir, rasakan susahnya lalu selesaikan dan kau mendapatkan hasilnya nanti.

Luke tampak membalikan tubuhnya dan melangkah pergi meninggalkan Fe yang masih memijat keningnya.

Nama Daniel masih terus memenuhi otaknya dan tangannya beralih mengetikan suatu ucapan ketika nanti Daniel akan mengetahui pernikahan mereka.

***

Fe menatap getir tubuh Daniel yang selalu menyempatkan dirinya untuk datang kerumahnya meskipun berkali-kali di usir oleh satpam rumahnya yang di pekerjakan khusus selama proses perjodohan berlangsung, Daniel tidak pernah lelah untuk berurusan kembali dengan si satpam.

Mami yang juga merasa apa yang dirasakan anak tunggalnya tidak bisa berkata banyak, ia hanya bisa menuruti perkataan suaminya lalu menghibur anaknya.

"Fe?" Mami membawa nampan berisi makanan khusus sarapan mengingat tubuh Fe yang terlihat agak kurus.

"Kamu gak lupa kan buat nanti malam?" Tanya mami sambil menyuapkan makanan kedalam mulut Fe.

"Gak mungkin aku lupain peristiwa menyedihkan di hidup aku,"

Les Privat! [END] - [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang