terbiaskan ingatan

427 9 2
                                    

"Kenapa kalian kesini, bukannya kalian mau pulang ?" tanya Tino heran

"Kakak ngajak bantuin Kak Tino,"

"Iya lagian aku kan masih cuti dari Kantor, jadi aku juga ga ada kegiatan diRumah, " jawab Leman

"Ga usah Den, nanti Ayahmu marah lagi, kalau lihat kamu bantu - bantu disini !" ucap Mang Darman

Tiba - tiba Ayah datang kesana

"Ga lah Darman, aku malah seneng anaku mau bantu - bantu kaya gini, " saut Ayah

"Eh Bos, tapi..."

"Ga apa Darman "

"Ya udah kalau gitu, "pungkas Mang Darman

"Tuh kan gak bakalan marah Ayah mah, jadi tenang aja, "

Aku, Kak Leman membantu kak Tino nyiapin semua

hari - hari berlalu, kalau wekkend Kakak suka ajak aku keliling Bndung. Ke Ciater, Farm house, bahkan pernah kami semua pergi ke Trans studio Bandung.

Tak terasa setahun berlalu, aku bahkan masih tak ingat semua masalaluku. Tapi aku merasa semakin dekat saja dengan keluarga ini.

mereka yang merawat ku menamai ku, sungguh mereka sangat berjasa dalam kehidupan ku ini.

Hari ini tepat tanggal 25 November.
Entah kenapa Kak Leman hari ini seolah mengacuhkanku.
Teman - teman yang lain pun begitu, bahkan Ayah dan Ibu juga.

Jujur sakit hatiku melihat semua ini.
Namun aku berpikir Positip saja mungkin mereka sedang sibuk.

Hari mulai beranjak malam dirumah aku di tinggal sendirian, tiba - tiba datang Denis ke Rumah.

"Jang ayo ikut aku ?"

Sedikit panik Denis mengajaku.

"Ada apa Nis ?"

"Kak Leman kecelakaan !"

"Apa... kecelakaan, dimana dia sekarang ?"

"Tadi di Rumah Makan, mau di bawa ke RS, ayo cepat !"

Aku bergegas cepat ke Rumah Maklkan.
Namun sesampainya disana, suasana sangat hening tak ada satupun orang disana.

"Kemana semua orang Nis ?"

"Mungkin mereka sudah ke Rs Jang, "

"Kalau gitu kita susul mereka !"

"Gak bisa Jang, aku ada janji dengan seseorang sebentar lagi, "

Aku hanya terdiam terpaku meratapi keadaanku

"Jang aku boleh minta tolong gak.
"Apa nis ?"

"Aku haus nih, bisa bawain minuman ga ?"

"Iya bentar ya, "

Aku masuk kerumah makan yg sudah gelap.
Aku mencari stop kontak lampu dan ku nyalakan.
Namun yang terjadi.

*Surfriseeeee...*

Aku sangat terkaget mereka semua ada disini.
Lalu mereka menyanyikan lagu selamat ulang tahun.
Kak Leman membawakan kue dengan lilin yg menyala menghampiriku.

"Kak aku kan ga tau hari ulang tahunku,"

"Dengan ini kami tetapkan hari ini adalah ulang tahunmu,"

"Makasih ya Kak, Ayah, Mamah, teman - teman semuanya" ungkapku haru

"Jang tiup cepat lilin nya, lalu ucapkan keinginanmu," ujar Tino

Aku memejamkan mata, ku berdoa agar hari ini bukan hari terakhirku betbahagia bersama mereka.

Aku pun meniup lilin nya disertai nyanyian orang - orang yang ada disana.

"Eh Dejang maaf ya aku tadi cuman akting, di suruh Ka Leman, " ucap Denis sambil tertawa kecil

"Emang gimana ekpresinya Nis ?" tanya Leman

"Dia sangat panik luar biasa Kak, "

"Segitu panik nya ya Jang kamu mendengar aku celaka ?"

"Iya Kak. Kak Leman adalah orang yg paling berharga dalam kehidupanku sekarang, terkadang aku tak mau ingat masa laluku kak, "

"Jangan begitu Dejang. mungkin di lain tempat keluargamu sudah sangat merindukan kehadiran mu disana,"

"Iya Dejang, tapi ingat ya jang kalau suatu saat nanti kamu sudah ingat semuanya, jangan pernah lupakan kami ya !" ujar Ayah

"Iya Dejang kita semua sudah jadi keluargamu, " tambah Tino

"Makasih yah, kak, teman - teman, aku takkan pernah melupakan kalian semua, "
Ungkapku sambil meneteskan air mata

Setelah berapa lama, disana satu persatu pulang.
Tinggal Ayah, Ibu, Leman, Tno dan Mang Darman.

Terlihat Leman terdiam sendiri di luar sedang melamun.

"Kak Tino mana Kak Leman ?"

"Gak tau jang, ayo kita cari mungkin dia di luar !"

"Itu dia Leman" tunjuk Tino

"Kenapa Kakak melamun disini ?"

"Jang aku mau berikan ini,"
sebuah kalung bertuliskan dejang.

"Itukan milik Kakak paling berharga,"

"Aku mau kamu memakainya karna ku ingin kamu jadi Adik kakak selamanya,"

"Kak, kalian telah memberiku kehidulpan, sebuah nama, Hari ulang Tahun, dan kini seorang adik. Aku tak tau bagaimana membalas semua kebaikan kalian ini,"

"Kamu tak perlu berpikir untuk membalas semua ini, kami bahagia melihat kalian bahagia. Apalagi melihat Leman sudah bisa tertawa riang kembali saja, kami sudah sangat bahagia. Setelah 12 tahun, baru kami lihat lagi Lman yg sebenarnya ," ungkap Ibu

"Dulu Leman kalau sendiri hanya melamun sedih saja memikirkan adiknya, tapi setelah ada kamu, dia tak pernah seperti itu lagi. "

"Ah ayah ,Mamah, bisa aja,"

Malam pun berlalu, kami pulang kerumah seperti biasa, Tino ikut, Lman dan Tno tidur duluan, mungkin kelelahan menyiapkan acara hari ini.

"Makasih ya kak, aku sangat bahagia hari ini," ucapku haru

tiba - tiba badan ku bergemetar, kepalaku pusing, seluruh badan ku perlahan terasa sangat panas, lalu muncul bayang - bayang dalam ingatanku.
Terlihat Api membakar ku.
Tapi ada seorang yang sangat mirip denganku terbaring tak berdaya.
Ada banyak orang disana namun mereka tak mempedulikannya, malah mereka tertawa dengan puasanya lalu pergi dari tempatku.

Aku pun terjatuh lemas dan tak sadarkan diri.

Jati Diri ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang