"Sebulan yang lalu juga ada yg mengaku keluarga ilmuan itu memaksa masuk Hutan larangan mereka ber 4 pun tak ada yg kembali, " tambah Sandi, anak Pak Edi"Itu pasti Adikku dan Temannya,"
"Jadi gimana nih Man, Tino ?" Tanya Irwan
"Aku ikut saja apa kata mu, Leman,"
"Sebenarnya aku juga riskan dengan keadaan ini, tapi bagaimana lagi, aku harus kesana membawa Aef dan Dejang, begini saja Wan kalian ber 5 jangan ikut, biar kami bertiga saja yang masuk kesana !"
"Jangan gitu dong Man, aku tak mau kamu kesana bertiga, itu lebih bahaya. Apapun keputusanmu aku akan tetap ikut !" ujar Tino tegas
"Iya nih ka Leman, kami kesini juga kan ingin membantu Dejang," tambah Denis
"Kalau gitu kita berangkat bersama, tapi kita Shallat Dzuhur dulu, ini sudah waktunya,"
"Pak kami minta tolong tunjukin Musholanya," pinta Indra
"Ternyata kalian anak - anak yang taat dalam beribadah, " ucap Pak Edi dalam hati
"Antar mereka ke mushola San !"
"Iya Pak,"
Kami bergegas menuju Mushola yang diantar oleh Sandi.
Di perjalanan banyak warga yang ramah tamah dengan kami.Tak lama kami menunaikan Shalat, kami semua langsung bergegas.
"Pak kami berangkat dulu, " ucap Leman
"Tunggu dulu !" ujar Pak Edi
"Ada apalagi sih," ucap Tino
"Kami juga ikut kesana sebagai Ketua Kampung disini Bapak juga harus cari tau apa yang sebenarnya terjadi, "
"Sandi juga ikut ya Pak,"
"Baik lah, "
"Alhmdllah kalau begitu, ayo berangkat ! Lebih banyak orang lebih bagus," ucap Leman
Lama perjalanan, kami menempuh jalan yang cukup terjal, Hutan yang masih belantara tapi sejuk terasa, tebing dan jurang di samping kanan kiri perjalanan pun itu hal yang harus kami tempuh.
Kami akhirnya sampai di Hutan Larangan, hari menjelang maghrib. Leman mengajak kami semua menunaikan Shalat Magrib dulu.
Tak lama kami pun melanjutkan perjalanan.Malam semakin larut
"Nak Malam semakin larut sudah sangat gelap, mana cuaca berkabut, lebih baik kita istirahat dulu disini !" Ajak Pak Edi
"Iya Pak, No, Wan ayo kita dirikan tenda disini, " ajak Leman
Kami semua bergotong royong mendirikan 4 tenda disana. Lalu kami membuat api agar tak terlalu kedinginan.
Kami semua berkumpul sambil menghamgatkan diri di perapian.Satupersatu mulai tidur tinggal aku, Leman,Tino dan Indra juga Sandi dan Pak Edi
"Oya Pak, Bapak tau tidak tentang yabg dicari Ayahnya Anang kesini ?" tanya Tino
"Konon menurut Legenda dulu, Hutan ini dijaga oleh hewan - hewan yang kini sudah dianggap punah, seperti Harimau Jawa Ahool, Ular Sanca bermahkota, Leled Samak bahkan Rlang api yang dikenal orang adalah Phoenix,"
"Seram juga ya," ujar Denis
"Namun kata Kokolot dulu yang tersisa hanya Harimau Jawa putih yang sering terlihat disini. Orang banyak bercerita kalau itu Maung nya Siliwangi, ya itu adalah cerita yang pasti bapak pernah sekali melihatnya waktu Bapak masih muda, lalu mengenai yang dicari Ilmuan itu, dia mengatakan ada banyak orang jahat yg ingin menguasai tempat ini dan dia ingin menyelamatkannya. dia juga membawa potongan kecil Artepak bergambar seperti sayap Phoenix, jujur Bapak tak percaya, tapi dia sangat terlihat serius, hingga semua keadaan seperti ini. Bapak mulai menyadari mungkin ilmuan itu ada benarnya," pungkasnya

KAMU SEDANG MEMBACA
Jati Diri ( Tamat )
FantasíaMenceritakan tentang Petualangan seseorang yang mencari Jati Dirinya setelah dia mengalami kecelakaan yang membuatnya Amnesia. Dia tak sendiri berpetualang, dia ditemani oleh orang yang menyelamatkannya yang sudah menganggapnya keluarga sendiri. Ber...