penggabungan jiwa

129 2 0
                                    

"Ikat mereka disana !" suruh ardi

Mereka berdua di ikat di sebuah tempat dimana Dejang digantung di atas api sementara talinya terhubung dengan tali gantungan yang digigitkan pada anaku di sebelahnya,  anaku di tempat kan disebuah tempat yang agak tinggi

Seketika itupun aku tak tau harus berbuat apa, apa harus ku berikan benda itu pada mereka agar anaku selamat, atau aku pergi untuk menyelamatkan banyak orang disana yang tak tau akan ada bahaya besar bila sampai benda ini ku berikan pada mereka

"Jangan hiraukan aku Anang, lepaskan saja talinya !"

dejang menyuruh Anang anaku melepaskan tali yang dia gigit namun dia tak mau

Semakin lama sedikit demi sedikit Dejang masuk api, anaku yang melihatnya tak mampu berbuat apa - apa dia mencoba jongkok untuk menariknya lagi bamun tenaganya mulai berkuras, bahkan mulutnya juga mulai berdarah

"Indah bukan Sep, ayo kamu pilih yang mana untuk di selamatkan, walau kau memberikan benda itu padaku diantara mereka harus ada yg mati, itu sebagai hadiah dari kami untukmu !" ujar Jesica

Dilain tempat,Wildan dan Rifki mulai masuk ketenda besar dimana Zuba terkurung

"Ayo ki kita harus cepat !"

Kebetulan disana tak ada seorang pun penjaga merekapun berjasil membuka nya, sayang Zuba sudah tak sadarkan diri

"Kita harus cepat membangunkannya, sebelum ada orang melihat kita, " ucap Rifky

Dengan berbagai cara mereka mencoba menyadarkan Zuba

Kembali di tempatku, Anang yang tak kuasa melihat Dejang terbakar dia langsung menarik tali nya dengan sangat kuat lalu memasukannya kelehernya, hingga dia tergantung disana

"Tidak... " teriaku histeris

"Ayah cepat pergiii, " ujar Anang tak berdaya

"Tudak Anang... "

Aku tertunduk lesu tak berdaya melihat anaku tergantung dan aku tak mampu berbuat apa - apa

"Sungguh pengorbanan yang indah, benarkan Asep "

Lalu aku langsung berontak menyerang membabi buta namun yang terjadi, Ardi memotong tali ikatan yang menghubungkan Dejang dan Anang, jatuhlah Dejang kedalam api

"Tidak... Kenapa ini harus terjadi, " ucap histeris

Tapi tiba - tiba ada tarikan menariku,Siba, Anang dan Dejang dengan cepat

"Zuba kau hanya mengganggu kesenangan kami saja, "

"Apa harus kita kejar sayang, " tanya Ardi mesra

"Biar saja, kita istrahat dulu saja, ayo sayang !"

Dengan gerakan yang sangat cepat orang itu membawa kami jauh dari sana

"Ayah, " ujar Siba

"Terimaksih kalian mau menyelamatkanku dan anaku," ucap Zuba

"Ya seperti yang kau lihat aku berhasil menolongmu, tapi tidak dengan kedua anak ini, "

Lalu Zuba memeriksa keadaan anak - anak itu

"Yang ini sudah tak tertolong, tapi yang ini masih bisa, " Zubs menunjuk kearah Dejang yang sekujur tubuhnya terluka bakar yang sangat mengerikan

"Bagaimana caranya menolong dejang, dia takkan mampu bertahan lama lagi ?" ucapku pasrah

"Aku bisa memindahkan nyawa anak ini pada tubuh anak itu, "

Aku tak percaya dengan apa yang dia katakan, lalu dia bersemedi dia merubah dirinya menjadi maung putih yang besar lau mengeluarkan sinar pada kedua anak itu

Tak berapa lama dia pun selesai

"Tunggu saja berapa saat hasilnya,"

"Ayah, ayah masih terluka mengapa mengeluarkan energi begitu besar, "

"Tak apa Siba, yang ayah lakukan juga tak sebanding dengan apa yang mereka lakukan, "

Lalu ku lihat Anang anaku mulai membuka mata

"Paman, Siba apa yang terjadi, apa aku masih hidup ya ?"

"Anang..." ucapku sebari meneteskan air mata

Aku langsung memeluknya

"Paman ada apa ?" tanya Dejang heran

Lalu Dejang menoleh ke pinggir kananku melihat sesosok tubuh yang terbakar dan berkalungkan kalungnya *kalungnya berbahan stenles jadi tak ikut terbakar*

"Paman itu kan jasad ku ?"

Jati Diri ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang