penyelinapan

120 4 0
                                    

Fajar mengganti malam yang penuh tragedi

Kini kami melanjutkan perjalanan kami

Diperjalanan, tanpa sengaja Dejang menemukan anak Harimau putih

"Anang, paman lihat ada anak harimau putih !"

"Hati - hati Dejang !" ucapku khawatir

"Tapi kelihatannya dia sedikit terluka, " ujarnya

Dengan penuh keberanian Dejang menghampiri Harimau itu dan mengobatinya

Anak Harimau itu lalu digendongnya

Tapi ada hal aneh terjadi, ketika berapa lama berjalan anak Harimau yang tadi di gendong Dejang itu kini berubah jadi seorang anak kecil.

"Tunggu Dejang, lihat itu !" ucap Anang sehari menunjuk kearah belakang Dejang

"Ada apa Anang
kok panik gitu sih ?"

"Itu... Harimau itu berubah jadi anak kecil, "

Dejang langsung menoleh ke belakang, benar saja anak Harimau itu berubah jadi anak kecil

Kami memutuskan untuk diam sejenak
Tak lama anak kecil itu tersadar

"Makasih ya kalian telah menolongku, ucap anak kecil itu

"Tak apa nak, oya sebenarnya kamu itu apa dan dimana orang tuamu ?" tanyaku masih merasa heran sebenarnya

Lalu anak maung itu bercerita kalau dia adalah anak dari Harimau putih yang menjaga keasrian Hutan ini.
Dia bercerita, tadi malam dia tertangkap oleh sekelompok orang jahat yang tak lain Ardi dan anak buahnya.

"Kita dapat anak nya pasti si maung bodas bakalan datang kesini, " ujar Jesica

Benar saja datang seorang lelaki paruh baya kesana

"Lepaskan anaku ! Oh ternyata ada kamu ya, lama tak jumpa Leled samak, kami kira waktu itu kami sudah memusnah kan ingatanmu tentang tempat ini, kalau tau kamu bakalan berulah lagi aku pasti akan membunuh mu saat itu, " ucap lelaki paruh baya itu marah

"Diam kau, kamu dan leluhurmu sudah mengurung leluhurku, kini aku kembali untuk membangkitkan lagi leluhurku disini dan akan menghabisi manusia yang tak patuh terhadap kami, sangat lama aku mencari tau jati diri ku ini
Hingga akhirnya sedikit demi sedikit aku mengingatnya.
namun tempat ini sungguh aku tak ingat sama sekali jadi aku butuh bantuan mu untuk mencari dimana letak leluhurku terperangkap, "

"Cih... Aku tak sudi  membantumu "

Lalu dengan cepat ayah ku mengeluarkanku dari jaring yg menangkapku. Tapi ternyata aku hanyalah umpan
tiba - tiba  jaring yang lebih besar menimpa ayah ku dan mereka juga menyetrumnya hingga pingsan, aku yang sudah terlepas lalu melarikan diri, " pungkas anak maung itu

"Semakin jelas kini terungkap teka teki dari semua ini, "

"Tolong bebaskan ayah ku, aku mohon, " ucapnya sambil menangis

"Gimana ini Ayah ?"

"Tak ada cara lain, kita harus menyekamatkan ayah anak ini, mungkin kita bisa lebih jelas lagi akan semua keanehan ini !"

"Baiklah ayo... Eh anak kecil, siapa namamu ? " tanya Dejang

"Aku Siba, "

"Siba tunjukan dimana ayahmu berada !"

Kami bergegas menuju tempat ayahnya Siba itu dikurung

berapa lama kemudian sampai lah di tempat komplotan Ardi dan Jesica itu, kami tak gegabah langsung menuju ke tempat Maung bodas itu dikurung

"Gimana nih ?" tanya Dejang

"Ada baiknya kita tunggu sampai malam. Semoga saja kita bertemu Rifki atau Wildan disini,"

Kami bersembunyi dahulu menanti malam sementara itu di sebuah tenda yang cukup besar

"Ternyata kamu masih kuat ya Zuba ?" ucap Jesica

"Walau kau bunuh aku pun, aku tak sudi memberi tahu mu, "

"Hehehe, keras kepala kau, setrum lagi dia !"

Zuba atau Maung bodas terus disiksa disana

Dikejauhan nampak Rifki dan Wildan sedang berbincang

"Dan gimana nih, kasihan dia, "

"Kita cari waktu yang tepat untuk menyelamatkannya, "

Kegelapan malam kini mulai menyelimuti, tapi masih nampak penjagaan yang ketat disana

"Paman, baiknya kita berpencar, paman dan Siba kekanan, aku dan anang ke kiri ya !"

"Semoga kita berhasil "

Dalam gelapnya malam kami langsung menyelinap kewilayah musuh

Aku dan siba munglin kurang hati - hati hingga kepergok anak buah Ardi, di sisi lain juga sama Anang dan Dejang juga bernasib sama

"Dejang apa yang harus kita lakukan sekarang ?"

"Tak ada jalan lain, kita serang mereka !"

Kami bertarung lagi dengan anak buah Ardi, hingga satu momen tiba - tiba datang Jesica dan dia mencekik Anang

"Menyerahlah kau !" ucap Jesica

Melihat itu Dejang seketika tak bergerak lagi lalu dia balik di pukuli anak buahnya Ardi

Jesica kemudian membawa Anang dan Dejang ke tempat ku bertarung

"Stop Asep, atau anakmu ini akan mati !"

"Anang, Dejang, maaf Siba kita harus terhenti disini !"

"Ow ternyata anak maung itu kembali lagi rupanya mau mengantarkan nyawa, "

"Asep ayo serahkan benda itu pada kami !" ujar Ardi

"Jangan paman !"

"Jangan Ayah, kalian pergi saja, cepat... !"

Jati Diri ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang