kalung pengingat

186 3 0
                                    

Hingga kami sampai di sebuah Jalan buntu, dihadapan kami hanya ada Jurang hitam yang tak terlihat apapun juga.

"Hey Dejang, kau mau bawa kami kemana ? jangan macam - macam kau sama kami," ujar Ardi marah ( pemimpin kelompok itu)

"Tuanku, kelihatannya kita sudah di bodohi oleh mereka, baiknya kita habisi saja mereka !" bisik jessica dengan liciknya

Keadaan kami sangat terdesak, kini kami berada dibibir Jurang

Karena tak ada jalan lain
Aku mencoba menyerang mereka, namun yang terjadi aku malah terpental melayang jatuh ke Jurang.

Leman yang melihat ku terjatuh mencoba melompat menggapaiku, tanganya juga kini di pegang oleh Tino, namun badan ku tak tergapai oleh Leman

"Tidak... Tino lepaskan aku !" ujar Leman kesal

Tak sempat berkata apapun Tino, Indra dan Leman juga jatuh ke Jurang karna hantaman para penjahat itu.

Dilain tempat terlihat ada 3 orang disana yang tak lain Dyas, Lilis dan Dani.

"Beruntung ya kak, kita bisa lepas dari mereka, " ujar Dyas

"Tapi Fery kemana ya ?" ucap Lilis cemas

"Ayo kita kearah sini saja !" ajak Dani

Mereka berjalan ke arah kanan, tanpa di sengaja mereka bertemu irwan dan teman lainnya

"Itu dyas, Yas... Woyy..." teriak Aef

"Kak Aef, Kak Fery, bersama siapa mereka ?" tanya Dyas

"Yas, apa kamu bertemu Kakak mu ?" tanya Aef

"Tidak kak, ami dari tadi hanya bertiga," jawab Dyas agak heran

"Tadi Anang pergi mencari kalian, ku kira sudah bersama kalian,"

"Kemana mereka ya ?" tanya Ramdan cemas

"Sebaiknya kita kembali saja ke tenda, kita rundingkan bersama pak Edi dan warga yg lainnya ! Ujar Irwan

"Itu lebih baik,ayo !" ajak Ramdan

Mereka bergegas kembali,

Di perjalanan

"Oya itu di tas mu apa, kok terlihat ada ekor putih ?" tanya Ramdan

"Ini anak Harimau putih, tadi kami ambil dari penjahat itu tanpa sepengetahuan mereka,
kasihan Harimau ini lemas tak berdaya," ujar Dyas

Harimau itu pun di keluarkan dari tas nya dan kini di gendong oleh Dyas

"Ga apa yah kamu gendong gitu harimau nya ? Tanya Feri

"Tenang aja kelihatan nya ini jinak kok," jawab Dyas

Mereka kini sdah berada di tenda

"Mana nak Leman dan yang lainnya ?" tanya Pak Edi

"Kami tak berhasil menyusulnya, tapi kami bertemu dengan anak - anak ini," ujar Denis

"Itu anak harimau kan ?"

"Iya pak tenang aja dia sedang lemas Pak, harus di obati dulu dan di kasih makanan,"

Namun setelah anak Harimau itu agak sembuh dan sudah bisa berdiri tegak.
Anak Harimau itu berubah jadi seorang anak seusia dengan Dyas sekitar 3 tahunan lebih muda

Semua yang disana pun terkaget tak percaya atas apa yang mereka lihat.

"Terima kasih ya kalian menyelamatkan ku," ucap anak Harimau itu yang kini menjadi anak kecil

"I... Iya sama - sama,"

"Kamu ini apa sebenarnya ?" tanya Irwan

"Aku adalah anak Maung penunggu Hutan ini, kalian temannya dejang ya ?"

"Dia bisa tau Dejang sih, " ucap Ramdan bingung

"Kamu, adik nya Anang yah ?"

"Iya, "

"Hey anak Maung, kamu mau gak ceritakan apa yang sebenarnya terjadi,"

"Sebenarnya aku juga kurang mengerti apa yang terjadi. Tapi mereka, para penjahat itu ingin merusak Hutan ini. Ayahku, Dejang, Anang dan Ayahnya, melawan mereka, "

"Aku bingung, sebenarnya Dejang dan Anang itu satu orang atau mereka dua orang yang berbeda ?" tanya Irwan

"Mereka 2 orang yang berbeda, mereka sangat baik padaku dan Ayahku. Dulu juga merekalah yang membebaskan Ayah ku dari jeratan para penjahat itu, hingga satu saat Anang meninggal dan Dejang pergi mencari bantuan. Ayah ku dan Ayah Anang juga malah masuk ke Jurang hitam " pungkasnya

"Apa, Kak Anang sudah meninggal ?" tanya Dyas tak percaya

"Lalu yang tadi itu siapa ?" tanya Feri heran

"Ituu gak mungkin, " tambah Aef

"Katamu Anang itu meninggal, tapi kenyataannya dia masih hidup justru yang kamu bilang Dejang itu tak ada," saut Ramdan

"Dejang itu Anang, pokoknya karna satu kejadian, tubuh Anang kini di pakai oleh jiwa Dejang, " jawab anak Maung

"Aku tak mengerti," ujar Denis

"Tapi ini memberi kita sedikit petunjuk, akan apa yg terjadi selama ini, iya kan Pak Edi ?" ucap Irwan

Pak Edi hanya bermanggut saja, mencoba merenungi yang terjadi.

"Ayah tak apa ?" tanya Sandi cemas

"Tenang saja, sebaiknya kita fokus dulu untuk membantu warga yang ada disini. Selanjutnya kita pikirkan sambil berjalannya waktu !"

"Kakak... " ucap Dyas berlinang air mata

"Sabar yah Dyas, kita masih harus mencari Ayah mu juga, jangan berkecil hati ya !" ucap Lilis coba menyemangati

Di lain tempat Leman mulai tersadar

"Alhamdulilah kau sudah sadar, " ucap Tino

"Dejang mana ?" tanya Leman cemas

"Tenang Kak, dia masih belum sadar, sepertinya dia terkena benturan di kepalanya, api tenang saja Bapak itu sedang menolongnya, "ujar Indra

" Bapak itu ? Maksudmu ?" tanya Leman bingung

Lalu bapak itu menghampirinya

"Kamu pasti Keman kan ?" tanya Pak Asep

"Kok Bapa tau nama saya ?"

"Fejang pernah cerita tentangmu,"

"Dejang yang mana ? Dia baru kenal ku juga 1 tahun, mana mungkin Bapak bisa tahu, " ujar Leman cemas

Lalu dia memperlihatkan sebuah benda, ya, itu adalah kalung yg terukir namanya yang di berikan pada adiknya Dejang 13 tahun lalu

"Bagaimana mungkin... " Leman terharu sebari menatapi kalungnya itu

"Wajahmu mirip dengannya,"

"Lalu dimana Adiku berada sekarang kenapa hanya kalung nya saja yang kau pegang ?"

Jati Diri ( Tamat )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang