Pohon

23 1 0
                                    

Terdengar suara klakson mobil dari depan gerbang rumah, aku yang sedang berada di lantai atas segera turun.

Mobil pengantar yang sudah disiapkan oleh saudara-saudara kami sudah tiba. Aku bergegas mengambil peci dan mengunci pintu kamarku.

“Reice!! Cepetan!! Kamu mau aku kunci rumahnya?!” Teriak kakak-ku

“Ya. Aku akan keluar!!”

Ketika sampai di makam, kami dan saudara segera melantunkan doa kemudian menaburkan bunga. Sekitar 1 jam, salawatan berakhir. Kini tinggal para saudara berdoa kembali atau mengobrol, atau menaburkan bunga lagi atau pergi sebentar, yang terpenting kami belum pulang.

Perutku sudah hampir batas waktunya meminta makan, wajar aja sih soalnya tadi pagi belum makan. Sebenarnya pengen doa untuk kakek lagi disana, tapi sayangnya cacing di perutku sudah menggerutu, segeralah kuhampiri warung dan membeli pop mie. Uangku tak cukup untuk makan di rumah makan [malu minta uang kalau lagi salawatan] jadi, sekedar mengisi perut aja. Kuhampiri sebuah pohon dan duduk disana, terlihat seorang gadis yang juga sedang berada dibawah pohon itu, dan setelah kuperhatikan lebih jelas. Wanita itu mirip sekali dengan wanita yang berada didalam mimpiku.

“Hai,” Sapaku

“Ya”

“Kamu, juga pergi untuk salawatan?”

“Ya, ayahku meninggal dua tahun yang lalu”

“Oh, maaf kalau aku menanyakan hal itu”

“Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa.” Jawabnya, Kutatap anak perempuan itu dan berpaling kepada pop mie yang kupegang.

Aku sampai lupa kalau aku ingin makan, dengan keadaan malu kubertanya kepada anak perempuan itu “Kamu mau?” sambil menyodorkan pop mie-ku padanya.

“Tidak terimakasih”

“Oh ya, perkenalkan, namaku Force Brealien” Ucapku sambil menyodorkan tanganku kepadanya.

“Perkenalkan juga, aku Alice Whipsey. Salam kenal” Jawabnya kemudian menyalamiku.

Namanya seperti nama tokoh dongeng yang pernah kubaca sebelumnya [Alice in the Wonderland] ingin sekali bilang seperti itu padanya, tapi takut jika ia tersinggung. Beberapa detik kemudian, terdengar suara kakak memanggilku

“Reice! Cepet! Kita udah mau pulang!” teriak kakak yang sedang berada dimobil. “Sampai ketemu lagi ya!”

“Ya, dan sampai jumpa Reice”

“Oh, panggil aku Force saja”

“Tapi perempuan itu memanggil mu Reice”

“Keluarga dan saudara-ku memanggilku Reice. Da-dah” ucapku sambil melambaikan tangan padanya dan segera berlari menuju mobil.

“Inget ya! Panggil aku Force!!”

“Ya!” Jawabnya dari pohon itu.

ScorpiusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang