“Teman-temanmu juga diizinkan masuk?”
“Enggak, pelayan pasti akan konfirmasi ke aku dulu sebelum ngijinin teman-temanku masuk”
“Kalo gitu, nanti sepulang sekolah. Gimana?”
“Oke dehh!!” senyumannya terhenti ketika dia melihat para-para fansku yang lain melihat kearah kami, muka Ghiny langsung pucat.
Ting!
Kalo ibarat kartun, lampu terang muncul dari dalam otak.Kuambil makanan yang dikasih Ghiny padaku, dan menyuapinya. Kudekati mukaku kesebelah telinganya dan berkata “Setelah ini, kamu pura-puralah tertawa dan tersipu-sipu. Lalu aku akan memelukmu. Kalau begini kamu takkan dimarahi temanmu kan?”dengan suara terkecil-ku, dia mengangguk pelan. Wajahnya mulai tersipu-sipu sambil tertawa, aku langsung memeluknya sesuai rencanaku tadi.
Gak lama sih, takut nanti jadi gosip. Kemudian aku pergi sambil da-dah, da-dah’an dengannya, dan segera pergi masuk kekelas. Aku terus melihat dia sambil makan masakan buatannya di dalam kelas, [takut ideku tadi nggak berhasil] ternyata BERHASIL BANGET! Dia malah di puji-puji temannya, karena dikit lagi akan menggaet cowok terpopuler di sekolah
.
.
.
.
Sepulang sekolah aku pergi ketempat janjian, setiba disana aku duduk dan menunggu sampai
Ghiny tiba, sekitar 15 menit dia baru datang [maklum anak perempuan sering terlambat] Ghiny langsung melambaikan tangannya ke arahku sambil berbicara dengan para pelayan. Pelayan langsung segera membukakan pintu taman belakang yang didesain seindah dan serapi mungkin tapi tak terlalu mencolok.Aku masuk ke taman belakang itu bersama ghiny, pintu ditutup pelayan dari luar dan membiarkan kami berdua.
“Cocok bukan? Untuk kita bicara?”
“Hmm.. Ya, cocok banget” jawabku sambil melihat seisi taman. Tamannya tak begitu besar karena pribadi, tapi tempat yang sungguh indah karena taman dirawat sebaik mungkin dan bersih. Tak ada satupun celah, orang awam tidak bisa menguping ketempat ini. Cocok sekali untuk persembunyian.
“Lalu apa yang ingin kamu ungkapkan tentang masalah itu?” tambahku
“Ng.. pertama, makasih kamu sudah bantuin aku tadi” mukanya segera merah bagaikan tomat.
“Nggak, yang seharusnya berterimakasih itu aku karena kamu mau membocorkan rahasia. Itu cuman balas budi doang kok”
“Iya, balas budi yang sangat besar..” balasnya, mukanya sekarang sudah seperti buah tomat panas yang baru matang dari pepohonan “Jangan mikirin masalah tadi, lupain aja”
“Tapi gak bisa dilupain!” sekarang malah mukanya sudah benar-benar seperti buah tomat yang mau meledak. “Kalau kamu mikirin lagi, mukamu nanti akan jadi lahar panas yang baru meledak dari gunung looh” jawabku menenangkan dan memegang keningnya
“Tuh! Mukamu sudah panas banget,” tapi malah nggak berhasil karena mukanya sudah benar-benar merah bagaikan darah, akh sial! Aku kesini bukannya untuk menenangkan wajah merah meronanya dia! Tapi, masalah antara aku, fansku dan Alice yang kuanggap berhubungan..
“Last!” ucapnya yang sudah bisa menenangkan emosinya “Yang aku ingin bilang masalah antara kamu dan fans-mu itu..”
“Apa?!” tanyaku tak sabar
“Berhubungan dengan Whipsey..”