PR

1 0 0
                                    

Makan malam telah siap, aku disini makan dengan suasana canggung, soalnya disini ada Alice dan ibunya yang katanya akan jadi calon istri dan mertua-ku [katanya lho! Katanya]

Aku sebenarnya masih agak khawatir dengan kondisi Alice sekarang yang masih di bully oleh si Holly, dan sekarang aku harus jadi suaminya yang akan memburuk suasana disekolah ku. Walaupun aku memang berharap untuk jadi pacarnya Alice, [Toh, hanya khayalan] tak kusangka bisa berkembang sejauh ini. Aku jadi tak tahu harus seneng ataupun marah.

Rasanya aku jadi nggak bisa lagi makan dengan suasana secanggung ini [sungguh], bahkan aku sampai-sampai tak bisa mengunyah makanan yang terdapat dimulut-ku. Dengan keadaan malas, kuakhiri makananku dan beranjak pergi dari ruang makan.

“Lho? Kau mau kemana Reice? Makanan-mu saja belum kau habiskan” tanya kakakku

“Ke Kamar, aku lagi pengen ngerjain PR” jawabku setengah berbohong. Jujur aja, sebenarnya aku ada PR tapi, bisa dibilang itu pr bisa dikerjakan kapaaan saja! Soalnya cuma ngeringkas doang! Nggak perlu hitung-hitungan segala.

“Reice! Tunggu!” ucap ayah kemudian.

“Eh, Alice. Tolong bantuin Reice ngerjain pr ya!? Dia itu orang yang susah nyantolin pelajarannya ke otak. Jadi tolong bantu ya?!” sambungnya

“EH??!” ucapku spontan. Mendadak terlihat Alice kaget dan melihat ke arahku.

“Tolongin Force ya?! Lice” ucap mamanya alice yang kemudian mendorong alice dari tempat duduknya. Dan saat itu juga Alice ikutan bilang “EH??!”

“Nanti Reice akan menunjukkan kamarnya. Ikut aja sama Reice ya, Alice? Reice itu benar-benar nggak paham soal pelajaran!!” sambung kakak, sambil mendorongku dan Alice menuju kekamarku.

“Eh! Enak aja! Aku paham kok, sama pelajaran semua!!” balasku dan memaksa untuk tak didorong. Tahu-tahu kakak segera mencubitku tanpa diketahui siapapun. Yaah, begitulah jika ada adik yang menurut tak perintah kakak, aku sih nyelon aja. Tapi, yang paling disesalkan adalah kakak-ku itu PEREMPUAN!!

Kakak berhenti mendorongku dan alice, sambil tersenyum dia balik keruang makan. Mau bagaimana lagi? Sudah terlanjur dan tak akan bisa ditolak. Aku hanya tersenyum kecil ke arah Alice “Mau masuk kekamarku?”

“Kamu butuh bantuan kan?”

“Ng.. sebenarnya sih enggak juga. Tapi, kau mau nggak masuk?” tanyaku sekali lagi

“Boleh saja. Ada suatu hal yang ingin kubicarakan denganmu” balasnya, mungkin sejujurnya hatiku ini pasti lagi berbunga-bunga. Kupersilahkan dia masuk duluan kekamarku lalu disusul aku, “Pintunya mau ditutup?” Tanyaku sambil memegang gagang pintu.

“Boleh” kemudian pintu ku tutup.

ScorpiusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang