Pagi hari menjelang, matahari telah mencapai puncaknya dan aku tersadar tak ada yang membangunkanku pagi ini.
Apa mungkin mereka bolehin aku bolos? Masa dari tadi aku tak dibangunkan, gumamku dan mengambil jam weker.
Sudah pukul duabelas! Aku buru-buru keruang tamu, terlihat ibu yang sedang mengobrol dengan seorang tamu, tapi tak terlihat kakak jika hari ini hari libur sekolah.
Kakak kesekolah? Ayah kerja? Lalu aku? Kok gak dibangunin?? Pikirku berulang kali dengan pertanyaan yang sama, tapi tetap saja jawabannya tak kunjung muncul.
Aku pergi keruang makan dan makan beberapa roti lalu minum susu yang telah tersedia dimeja, sayangnya susunya telah dingin.
“Reice? Kau sudah bangun?!” teriak mama dari ruang tamu
“HM!!”
“Ada makanan dimeja, tapi susu-nya udah dingin. Nggak apa-apa ya??”
“HM!!” jawabku lagi. Kemudian mama menghampiriku, aku segera bertanya dengan suara pelan “Ma! Tadi aku nggak dibangunkan sih!?”
“Nggak apa-apa, papamu nggak marah toh! Sekali-sekali bolos sekolah, seneng kan!?”
“Ada yang mama sembunyikan dari ku ya!” tanyaku,
“Sudah! Mandi sana! Ada yang mama mau perkenalkan!!” balas mama mendorongku dari kursi,
“HAH!!?” mataku langsung terbelalak mendengar perkataan barusan.
Perkenalkan? Emangnya aku punya sodara baru apa?! Gumamku dan segera kekamar mandi.
Usai mandi dan telah ganti baju, aku pergi ke tempat mama berada, yaitu ruang tamu. Sebenarnya rambutku masih basah tapi mama sudah menyeretku duluan dari kamarku.
“Reice, sudah selesai-kan, Mandinya”
“Ada apa sih, buru-buru banget. Aku nggak sempat ngeringin rambut, kan!!” balasku sambil memegang rambutku yang masih basah.
Terlihat pintu dibuka, ternyata ayah pulang. Lah? Aneh,.. bukannya ayah biasanya pulang habis maghrib? Kok, udah disini? Sekarang aja baru adzan zuhur, gumamku dalam hati. Lalu kakak masuk sambil tersenyum
“Aku PULANG!!” ucap ayah dan kakak bersamaan, mereka memandangku sambil tersenyum. Ada apa ini? Bukan seperti mereka yang biasanya.. pikirku sekali lagi.
“Wah, wah.. sudah pada pulang ya!?” kata mama menghampiri mereka berdua. Aku duduk dikursi tamu lalu mengobrol dengan tamunya mama “Ng,.. maaf, rame ya?”
“Ah, enggak kok. Bagus malah, keluarga yang ceria!”
“Oh, ya.. perkenalkan dulu, namaku....” sebelum aku menyelesaikan perkataan-ku, mendadak mama teriak
“STOP!!” dan menghampiri ku dan tamu itu.
“Bincang-bincangnya nanti aja ya Reice. Kamu jangan menyela duluan. Biar mama yang memperkenalkan!” sambungnya, kemudian kakak dan ayah langsung duduk dibangku mendengarkan dengan seksama sambil sedikit tersenyum.
“Reice, kenalin dulu” Kata ayah mengangkat suara, “Dia adalah calon mertua-mu. Namanya ibu Hyrin,...” kata-kata ayah terputus karena ada yang mengetuk pintu. Kakakpun bangkit dan pergi membuka pintu. Tapi, aku kaget dengan kata-kata ayah barusan,
Calon Mertua?
Aku mau dijodohkan nih?
Emangnya di abad ini, masih ada yang main jodoh-jodohan ya?
“Yah, apa kata ayah tadi? Calon mertua?” bisik ku kepada ayah. Ayah hanya tersenyum manis kepadaku tapi tak menjawab sedikit-pun pertanyaanku. Pintu terbuka, kakak menyambut baik orang yang mengetuk pintu, aku tak bisa melihat wajah atau tubuhnya karena terhalang ayah yang berdiri dan kakak yang menyambut.
“Oh, kamu sudah datang ya!?” Ucap ayah menghampiri orang tadi, lalu disusul tamu itu dan ibu.
Aku nggak ikut kesana karena nggak tahu dan nggak penasaran. Mungkin kata-kata ayah barusan Just Kidding kali, jadi aku bangkit dan pergi keruang makan untuk minum.
Di ruang tamu terdengar rame. Toh, aku nggak peduli amat, gumamku dan menambah air lagi. Terdengar suara langkah kaki yang menghampiriku, menarik kerah bajuku dan mau menyeretku.
Aku lihat orang itu, ternyata mama!