“BRUUK!!!!” terdengar bunyi jatuh yang sangat keras, aku langsung melihat suara yang berjatuhan itu. Tanpa disangka.. itu suara ayah, mama, kakak dan ibunya Alice yang lagi mendengar pembicaraan kami diluar pintu kamarku, dan nggak disangka-sangka mereka jatuh ketika pintu terbuka. Mereka hanya ketawa-ketawa kecil sambil melihat kami berdua, lalu berdiri dengan susah payah karena badan mereka tertindih satu-sama-lain.
“AYAAH!!! MAMAA!!! KAKAK!!! LAGI NGAPAIN DISINI!!” teriakku
“IBUU!! KENAPA JUGA IKUT-IKUTAN!!” teriak alice kemudian. Aku dan alice pergi kearah mereka sambil menatap satu per-satu.
“Wuaah!! Maaf nih, ganggu yaa!? Ya udah dech, lanjutian ajaa..” ucap kakak dan segera menutup pintu, aku langsung menahan pintu dan berkata,
“Bukan itu masalahnya!! Kalian tahu?! Kalian telah melanggar Hak Asasi Manusia!! Mendengar pembicaraan orang lain seenaknya!” Teriakku kesal.
“Ya deh, ya deh.. tapi, kita juga harus buru-buru bawa mereka ke pelaminan ya? Setuju nggak bu Hyrin??” balas ayah. Ibu nya Alice-pun mengangguk-ngangguk sambil tersenyum. Aku dan Alice hanya bisa bertatap-tatapan heran dan segera tutup pintu kamarku.
Sambil menahan daun pintu, kami sama-sama menghela nafas.
”Haaaah... Bagaimana sekarang?” Tanyaku.
“Enggak bagaimana-bagaimana! Toh, udah kedengeran..”
“Bukan itu maksudku! Maksudku...” aku segera menghentikan perkataanku dan menjauh dari pintu.
Alice segera ikut menjauh dari pintu. Mungkin dia tahu apa yang aku maksud.“Masalah itu...,” sambungku berbisik.
“Aku tahu. Pokoknya masalah kita dijodohkan jangan dikasih tahu siapa-siapa. Kalau tidak si Holly akan makin nggak segan-segan melakukannya. Benar bukan?” jawabnya, aku segera tersenyum dan mengangguk pelan padanya. Lalu aku meneruskan pr-ku tanpa berbicara sedikit pun
[agar mereka enggak menguping lagi]