Perang

1 0 0
                                    

Aku kembali kekelas walaupun bel masuk belum lagi berbunyi, pikiranku kosong serasa aku dihipnotis orang.

Huuh!! Malas sekali kalo memikirkan hal yang sama berulang kali, toh jawabannya belum ketemu dari tadi, otakku penuh dan kayaknya udah mau pecah, akh. Menyebalkan!

Pelajaran dimulai kembali tepat bel masuk berbunyi. Kayaknya cepat sekali tapi bel pulang udah berbunyi.

Otakku menyeretku pulang [mana mungkin] semua temanku sudah pulang semua juga semua anak yang berada disekolah, mungkin saja aku yang terakhir pulang. Sejujurnya siih, karena sekarang udah jam 3sore, aku dari tadi termenung terus disini dan melupakan waktu, untung aja nggak kerasukan setan [ha,. Ha,.] terlihat seseorang yang memasang muka masam padaku, dia makhluk yang bersama alice dikantin, aku heran.. kenapa dia selalu masang muka masam sih? Apa emang udah dari sananya?

“Naah, apa lagi sekarang?” tanyaku

“Nggak ada. Cuma, tadi aku melihatmu bersama orang itu”

“Hm, Hm! Lalu?”

“Apa akan berhasil kalo begitu!?”

“Entahlah, lebih baik aku masuk ketaktik perang terakhir aja kali ya?”

“Apa itu?!”

“Menyerang habis-habisan! Bagus bukan?! Kau mau ikut? Kau juga meng-khawatirkan nya bukan?” balasku, dia terhening sejenak lalu berkata.

“Aku benci melihatmu. Jadi aku gak akan ikut”

“Terserah. Tapi jika diihat dari kekhawatiranmu padanya...” aku sedikit mendekat kearahnya dan memiringkan kepalaku

“Kamu suka padanya kan?!” ups! Mungkin jawabanku tepat banget, mukanya merah!!

“Ya, aku dan dia teman sejak kecil, aku akan selalu menjaganya dan tak akan membuatnya terluka. Itu janjiku” jawabnya dengan suara lantang

Aku langsung pergi meninggalkannya, “Aku nggak peduli akan janjimu dengannya. Nggak ada hubungannya denganku. Toh, aku malas ngomong ama kamu. Kamu juga nggak mau diajak kerja sama” ucapku sambil berjalan dan melambaikan tangan kepadanya.

“Tunggu! Aku ikut denganmu! Walaupun aku benci sama kamu...! Aku akan melakukannya demi orang yang aku sayang!” teriaknya. Aku langsung berhenti berjalan dan berbalik menghadapnya “Nah, gitu dong!” balasku sambil mengacungkan jempol.

ScorpiusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang