Rencana

2 0 0
                                    

Setelah beberapa menit kemudian, bel rumah kembali berbunyi, dan ajakan masuk ekskul kembali dimulai, sudah lebih dari 5 orang yang datang kesini, bahkan Fax dirumah dipenuhi ajakan ikut ekskul!

Akh, benci. Pasti selalu begini kalo tiap sabtu aku dirumah. Jujur aja, banyak banget yang menawari aku ikut ekskul coz, aku bisa OR apa aja [ha.. ha..]. Bel rumah dibunyikan kembali, darahku udah mendidih dan naik kekepala,

“Apa lagi sih! Sudah kubilang aku nggak tertarik ikut ekskul!!” teriakku sambil membuka pintu dan menutupnya kembali

“Eh!? Kamu kege-eran amat sih, haah. Kini aku benar-benar membencimu” jawabnya, suaranya siih aku kenal, kayak suara Valorous.

Aku buka pintu kembali, dan ternyata dugaanku tepat banget! Si Valorous datang.

“Oh, kamu. Ada apa ribet-ribet kemari?” jawabku sok Cool [ha.. ha]

“Apaan sih!? Aku jadi mau mual tahu! Hhuuek!” balasnya dan pura-pura mau muntah. “Udah-udah terserah deh, mau dikata apa. Aku lagi serius nih”

“Gini, aku lagi ngerencanain sesuatu yang hebat buangeet!” jawabnya dan mengeluarkan gulungan kertas yang dari tadi dia pegang. Aku segera membacanya dan tersenyum jahil.

Yap, sekarang dia telah membuat rencana penyerangan habis-habisan aku dan dia! Kayaknya idenya menarik juga, boleh nih dicoba.

“Menarik, kau pintar ya.. buat ginian!? Kira-kira kapan nih tanggal mainnya?”

“Hmm... lihat perkembangan antara holly dan Lice dulu, baru nanti kita akan bergerak dengan rencana ini” jawabnya dan melirik kesekeliling tempat takut ada yang mendengar

“Masuk-lah” ujarku membuka pintu lebar-lebar, dia-pun segera masuk dan duduk dikursi tamu, pintu aku segera kunci dan aku ikut duduk dihadapannya.

“Aku sudah memikirkannya jauh-jauh” katanya sambil mengeluarkan setumpuk gulungan kertas dari tasnya.

“Ini namanya rencana 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13” ucapnya kemudian sambil menunjuk-nunjuk rencana yang dituju,

“Kalau Holly makin membuat Lice tersakiti, kita ikut juga menyakiti Holly pake rencana 7, jika Holly malah membuat Lice hampir dikeluarkan kita juga harus bertindak pake rencana 3. Dan bla.. bla..bla..” sambungnya menyediakan rencana yang ada, aku turut mendengarkan dengan seksama sambil melihat rencananya satu-persatu.

“Ini, aku sudah menyediakan photo copy-annya” tambahnya dan mengularkan setumpuk lagi gulungan kertas.

“Aku sekarang tahu, ternyata tas besar itu berisi ginian semua..” Ucapku terkesima.

“Jangan salah sangka, aku berbuat terlalu rajin padamu. Ini HANYA demi orang yang aku sayang”

“Yap, si yayank alice.. oh, bukan., kamu manggilnya lice. Si yayank lice.. Oh, so sweat!” balasku dengan nada mesra. Aku langsung manahan tawaku agar dia tak tersinggung.

“Diam ah!!” Teriaknya dengan muka memerah, tawaku langsung meledak, dia hanya sedikit tersinggung dan ikut tertawa bersamaku.

Tak terasa ada seseorang yang mengetuk pintu, lalu membuka pintu dengan perlahan. Kami segera menghentikan tawa kami dan melihat orang yang membuka pintu. Mata kami terbuka lebar, kau tahu siapa itu?! Itu Alice!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ScorpiusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang