Bintang yang berkilauan di angkasa membuat rasi bintang yang sama seperti sebelumnya ku-bermimpi tentang dia,.
..
Mimpi saat dimana aku berada ditaman bunga yang indah,..
Melihat seorang gadis yang cantik nan penuh rupawan. Seakan menemui putri salju yang berada di dalam negeri dongeng.Kuhampiri gadis itu dan berbicara dengannya, suaranya begitu merdu dan indah, seakan aku menemui seorang penyanyi legendaris yang tak mungkin pernah kutemui didalam hidupku. Sayangnya, tak pernah sekalipun aku dapat melihat senyumannya.
Mimpi itu terus muncul di dalam tidurku, ketika aku melihat sebuah rasi bintang yang sama, Scorpius.
.
.
.
Sebuah suara memanggilku, meneriakkanku dan mengguncang-guncang tubuhku. Yaahh.. Berkat itu, aku terbangun.
Terlihat seorang wanita dihadapanku sambil membawa sebuah baskom dan gayung. Otak yang lagi loading memang tidak bisa diandalkan disaat seperti ini dan sedetik kemudian...
“BYUUUR!!” tubuhku basah oleh air.
“Ma!! Apa yang mama lakukan?! Selimut, kasur, dan bantal-kan jadi ikutan basah!” Teriakku dan segera berdiri dihadapan mama
“Mama tahu! Tapi kalau mama gak siramin, kapan kamu mau bangun!! Sudah mama bangunin sampai 13 kali!! Makanya mama siramin, biar mandi sekalian!”
“Memangnya ada apa sih?! Sampai aku perlu disiramin segala” Tanyaku sambil berjalan mengambil handuk
“Kamu lupa? Hari ini-kan hari ke-100 mendiang kakek mu! Makanya kamu harus siap-siap. Kita akan berangkat jam setengah sepuluh!”
“Masih lama ah!” ujarku dan berjalan malas-malasan, “Memangnya sekarang jam berapa?” tambahku.
“Jam sembilan lewat duabelas”
“Ya ampun! Kok mama banguninya jam segini sih? Siap-siap dan beres-beres kamar-kan lama! Apalagi ditambah kasur yang basah!”
“Itu biar mama yang urus, kamu mandi aja dulu” Jawab mama dan segera menjemur bantal.
Memang tak habis pikir, bisa-bisanya aku lupa jika hari ini aku akan menyelawat. Sebenarnya sih bagiku tak masalah, hanya saja jika aku gak ikut, dosaku akan bertambah [menurutku sih]. Dalam sekejap aku selesai mandi, ku hampiri lemari pakaian dan memakai baju kokoh beserta perlengkapannya, tetapi ada yang mengganjal penglihatanku dan ternyata aku baru sadar sekarang, kasurku belum dijemur oleh mama
“Ma! Kasurnya kok, belum dijemur?!”
“Mama gak kuat! Kamu aja sendiri!!” Teriak mama dari ruang makan.
Payah! Padahal sudah jam sembilan lewat 23 menit, apalagi aku juga belum makan. Dasar mama, cari gara-gara aja, cerutuku sambil menyeret kasur ke atas.