Bel sekolah berbunyi, pintu gerbang sudah mulai ditutup. Terlihat Alice telah memasuki sekolah dan anak-anak lain yang lari mendahuluiku, sekarang ini aku masih berada 200 meter lagi dari sekolah [jauh amat ya?!]
Yaah, itu mungkin karena Aku kebanyakan melamun kali ya? Aku segera berlari dengan cepat secepat yang aku bisa, tapi gini-gini aku menang terus dalam kejuaraan maraton lho. He he he
Yap, saat itu lah gerbang sudah benar-benar ditutup dan aku sudah sempat masuk dengan susah payah.
Napasku lumayan tersenggal-senggal. Sialnya adalah aku lupa bawa minum karena pelajaran hari ini adalah pelajaran yang membawa buku-buku berat. Kau tahu? ‘Sudah sial tertindih gajah’, begitulah nasib ku kali ini.
“Yo, Force! Tumben kau datang pas-pasan kayak gini!” tegur Phaul
“Eh, aul! Kemana aja kamu dari hari senen! Bolos yaa?!”
“Udah ah, jangan panggil aku ‘aul’ mulu! Nggak enak! Kamu juga kemaren kemana!? Bolos tuh, bolos”
“Bukannya ‘aul’ tuh bagus? Lucu tahu. Pacarmu juga suka bilang gitu, udah ngaku aja.” Ejekku. Mukanya agak memerah. Yaah, begitulah orang yang baru punya pacar [kayak aku punya aja ya?]
“Tahu dah! Terserah aja!” balasnya dan pergi. Sifat nakal-ku muncul tiba-tiba dan membuat keributan dikelas,
“Ooi!! Teman-teman! Si Phaul, dipanggil ‘aul’ aja ya!! Pacarnya yang suka bilang gitu!!!” teriakku didepan kelas. Anak-anak pada bilang “OOO!!!” dan langsung menatap jahil phaul.
“Hei! Apa kabar ‘aul’!” juga “Aduh,.. ‘aul’ yayang! Kok, mukanya merah sih!!?” ucap teman-temanku yang ikut-ikutan jahil ke phaul. Phaul langsung menghampiriku dan menjitakku. Sifatnya jadi mudah ketebak dari: malu-malu, seneng, marah, khawatir, jengkel yang dicampur aduk kayak rujak
[hmm.. mungkin enak ya? Kalo ditambah garam?]
[Aku mikir apa sih?!]Terdengar suara pintu kelas dibuka, guru-pun masuk keruangan, anak-anak langsung cepat-cepat ketempat duduknya masing-masing dan menyiapkan buku pelajaran. Dan dimulailah pelajaran kami yang membosankan.
Bel istirahat berbunyi, aku segera keluar kelas yang kau pasti tahu apa sebabnya. Aku kelaparan!, dan disitulah aku melihat kejadian yang mengejutkan. Ada alice yang sedang menunggu pesanan di meja kantin bersama seorang anak laki-laki. Kau tahu siapa itu? Dia itu adalah orang yang menyuruhku untuk tak mendekati alice, Aku tak berani mendekati mereka karena aku tahu apa yang akan terjadi
[Wuuih! Aku jadi kayak peramal aja!]