Jaejoong sampai di rumah Yunho. Entah kenapa Jaejoong sampai ke kediaman keluarga Jung hanya untuk menyelesaikan tugas prakarya kemarin. Jaejoong diantar oleh supirnya dan ditinggalkan begitu saja di rumah Yunho. Yunho berpesan kalau dia yang akan mengantarkan Jaejoong pulang, jadi lebih baik supirnya pergi saja. Awalnya Jaejoong merasa ragu. Dia tidak pernah bermain ke rumah seseorang sebelumnya. Dia hanya merasa canggung dengan semua ini. Yunho adalah teman pertama sekaligus orang yang betah berada di dekatnya. Rumah mewah Yunho juga merupakan rumah pertama sekaligus rumah teman satu-satunya yang pernah Jaejoong kunjungi.
Jaejoong melangkah ke kamar mewah Yunho. Matanya tercekat. Yunho ternyata juga memiliki prestasi yang luar biasa. Ada banyak koleksi piala di etalase mininya.
"Yunho, ini keren sekali!" Jaejoong tulus memuji.
"Ini hanya lomba-lomba kecil." Yunho mencoba menyembunyikan rasa malunya. Jaejoong mengangguk semangat.
"Yunho keren sekali. Di antara semua piala, aku paling suka yang ini." Jaejoong menunjuk sebuah piala. Di sana ada foto Yunho, tersenyum bahagia sembari membawa piala itu.
Yunho mengerjap.
Ini pertama kalinya seseorang begitu tulus memujinya. Apalagi Jaejoong gendut ini memuji piala paling berharga di etalase ini. Piala itulah yang membuat Yunho bersemangat selama ini. Itu piala pertama Yunho.
"Itu piala pertamaku. Aku mendapatkannya untuk lomba lari."
"Yunho keren sekali! Apa aku boleh menyentuhnya?" Jaejoong tersenyum lagi. Matanya berbinar lucu. Kagum. Dia tidak akan pernah puas memuji Yunho. Yunho terlihat sangat luar biasa di matanya.
Yunho ragu.
Dia takut kalau mengizinkan Jaejoong menyentuh benda paling berharga di sini. Jaejoong mengangguk cepat, semangat. Yunho membuka etalase pialanya, lalu meraih piala pertama itu.
Si Gendut berdiri, lalu menghampiri Yunho. Ketika jemari gembilnya menarik piala di tangan Yunho, sebuah kejadian menyeramkan terjadi. Karena rasa semangat itulah Jaejoong membuat kesalahan. Jari gendutnya menarik piala di tangan Yunho dan... tak! Piala itu patah.
"Kau!!" Yunho murka. Dia menjerit tak terima.
Jaejoong terpaku, menunduk menatap jemarinya sendiri. Ada patahan piala Yunho di tangannya. Matanya berkaca-kaca. Jaejoong menggigit bibirnya sendiri dan bersiap menangis. Hingga...
Anak gendut itu menjerit.
"Kenapa kau menangis?! Kau tahu apa yang sudah kau lakukan?!" Yunho benar-benar marah. Jaejoong menelan ludah gugup. Dia masih ketakutan dengan respon Yunho.
"Yun..."
"Dasar Babi gendut! Apa yang sudah kau lakukan, hah?!!" Yunho terlihat menyeramkan. Jaejoong mengerut ketakutan. Yunho jadi terlihat seperti teman-teman sekelasnya.
"Ma... Maafkan a... aku, Yun..."
"Kau pikir maaf bisa mengembalikan pialaku seperti sebelumnya?!"
Jaejoong tidak tahu kalau Yunho bisa berubah jadi seperti ini. Ketika Jaejoong menatap Yunho, matanya masih menyala kesal dan penuh amarah. Jaejoong sudah melakukan hal yang tak bisa dia maafkan.
Jaejoong menangis sesenggukan hingga kepala asisten rumah tangga mereka muncul dan menghampiri. Jaejoong tidak berani mengajak Yunho bicara. Yunho masih marah besar. Dia mengabaikan pialanya yang sudah patah, lalu pergi meninggalkan Jaejoong di sana. Kepala asisten rumah tangga keluarga Jung memerintahkan supir mengantar Jaejoong pulang.
Jaejoong masih menangis dan menatap piala Yunho. Dia memutuskan untuk membawa piala itu pulang dan mencari gantinya.
Memangnya bisa, Jaejoong? Itu piala yang tak akan tergantikan. Lagipula sekarang Yunho tak akan pernah memaafkanmu. Kau sudah melakukan hal fatal dengan merusakkan barang berharga Yunho. Kau merusak pertemuan pertamamu, Jaejoong!
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Chubby
FanfictionYunho kenal anak itu. Anak tembem yang menangis ketika dijahili anak-anak nakal tetangga. Yunho tahu namanya, mengenalnya, bahkan jadi teman belajarnya. Hanya saja Yunho terlalu pengecut untuk membela anak itu ketika dijahili. Yunho tidak ingin dire...