Jujur, Yunho sangat menyesal dengan ucapannya tadi siang. Anak itu hanya mampu terdiam dan terpekur seorang diri. Yunho tidak mampu menahan emosinya hingga berkata kasar dan keterlaluan pada Jaejoong. Besok Yunho harus menemui Jaejoong dan mengajaknya bicara.
Keesokan harinya, Yunho melangkah seorang diri ke kelas Jaejoong. Jaejoong belum datang. Padahal Yunho rela bangun pagi dan berangkat lebih awal hanya untuk mengajak Jaejoong bicara. Biasanya Jaejoong berangkat pagi untuk sarapan lagi di kantin. Anak gendut itu punya nafsu makan yang tidak biasa.
Namun di kantin tak ada batang hidung si Gendut. Yunho menghela napas lelah. Rasa bersalahnya makin memuncak. Apalagi ketika bel masuk sudah berbunyi, anak itu tak muncul juga.
"Yun..." Suara Jaejoong membayangi Yunho. Yunho tidak dapat berkonsentrasi selama pelajaran. Dia ingin segera menemui Jaejoong dan... meminta maaf.
Yunho bergerak cepat ketika bel istirahat berbunyi. Dia bergerak lebih dulu dan berlari ke kelas Jaejoong. Di pintu kelas Jaejoong, langkahnya terhenti. Bangku si Gendut kosong.
Kemana anak itu?
Bahkan tasnya juga lenyap.
Yunho nekad melangkah masuk ke kelas Jaejoong dan menghampiri Changmin. Changmin sedang tertawa bersama teman-temannya yang lain dan terkejut ketika Yunho menghampirinya.
"Ada apa?" Changmin jengah dengan kedatangan Yunho. Mau apa lagi sekarang? Changmin masih kesal dengan perlakuan Yunho terhadap Jaejoong kemarin.
"Jaejoong. Kemana dia?"
Changmin tersenyum sinis. Yunho melongo. Hukum karma, Yun! Sekarang kau membutuhkan orang lain. Itu semua karena siapa? Karena Jaejoong.
"Kenapa kau peduli sekarang? Bukankah kemarin kau mengusirnya?" Changmin tersenyum lagi. Yunho benar-benar putus asa.
"Aku ingin bicara dengannya."
Changmin mengedikkan bahu tak acuh.
"Kenapa kau baru melakukannya sekarang? Kemarin dia mengajakmu bicara, namun kau mengabaikannya, Jung Yunho."
"Aku ingin meminta maaf untuk itu."
"Kau menyesal?" Changmin tersenyum miris.
"Bisa dibilang begitu..."
Changmin terbahak setelahnya. Yunho gemas sekali dengan tingkah Changmin. Kenapa dia merahasiakan kemana perginya Jaejoong?
"Aku tidak suka bertele-tele. Kemana Jaejoong?"
Changmin masih enggan menjawab. Anak itu mengedikkan bahunya, lalu mengerling iseng. Changmin sepertinya sedang menjahili Yunho. Berani sekali anak ini! Di saat Yunho sedang serius, kenapa Changmin malah bermain-main? Yunho juga masih kesal dengan tingkah sok akrabnya pada Jaejoong.
"Katakan, Shim Changmin!" Aura mutlak Yunho kembali muncul.
Changmin mengembuskan napas, lalu mengerling tak suka.
"Aku mendengar berita dari ruang guru ketika mengumpulkan tugas tadi pagi."
Yunho menunggu.
"Hari ini Jaejoong pindah sekolah. Tadi dia masuk di jam pertama, tetapi hanya untuk berpamitan pada kami semua."
Yunho terpaku. Jantungnya berdegup kencang, tak tertahankan. Hatinya sakit tiba-tiba. Dia ingat bagaimana sedihnya Jaejoong ketika bicara dengannya kemarin. Bayangan Jaejoong yang menangis masih terekam jelas di ingatan Yunho.
Kemarin... Yunho benar-benar sialan!
"Kenapa dia tak mengatakannya padaku?" Yunho berbisik tajam di sela-sela rasa kecewanya. Sayangnya Changmin mendengar itu. Dia sebagai saksi hidup hanya bisa terbahak miris, menertawakan Yunho.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lovely Chubby
FanfictionYunho kenal anak itu. Anak tembem yang menangis ketika dijahili anak-anak nakal tetangga. Yunho tahu namanya, mengenalnya, bahkan jadi teman belajarnya. Hanya saja Yunho terlalu pengecut untuk membela anak itu ketika dijahili. Yunho tidak ingin dire...