Chapter 20. Pembalasan

10.6K 1.5K 193
                                    

            Yunho melangkah cepat ketika dua orang di depannya saling merangkul dan tertawa. Langkah kaki Yunho semakin cepat karena emosi. Ketika dua orang di depannya hampir masuk ke dalam sebuah mobil, jemari Yunho lebih dulu menarik lengan salah satu dari mereka. Lengan milik Jaejoong.

Jaejoong menoleh spontan dan mendapati Yunho di sampingnya dengan wajah marah. Lelaki itu menggeram emosi.

"Jung?" Jaejoong panik. Dia tidak melakukan kesalahan, tetapi dia cemas ketika melihat ekspresi Yunho.

"Ikut aku, Jaejoong!"

Jaejoong mencoba melepaskan diri dan berkata tajam, "Tidak, aku akan pergi dengan Jimin sekarang. Kami ada acara sendiri."

"Aku tidak mengizinkanmu, Jaejoong!"

"Memangnya siapa kau?!" Jaejoong sudah dibakar emosi. Tadi dia melihat Yunho bercanda dengan para wanita. Lalu kenapa sekarang malah marah-marah terhadapnya? Jaejoong mendengus tak terima.

"Kita harus pergi!"

"Lepaskan aku, Jung!"

"Jaejoong!"

Keduanya masih saling menatap dengan wajah geram. Park Jimin yang berada di antara keduanya hanya melongo tak mengerti. Ketika dia ingin mengatakan sesuatu, Yunho menatapnya tajam. Park Jimin urung mengatakannya. Yunho menarik lengan Jaejoong pergi, sementara Jaejoong terus meronta.

"Lepaskan aku, Jung!"

Yunho membawa Jaejoong kembali ke rumahnya, mengunci lelaki cantik itu di kamarnya. Yunho cemas karena Jaejoong sangat menarik perhatian, karena itulah dia membuntuti Jaejoong kemana pun dia pergi. Hanya saja Yunho sulit menahan emosinya karena Jaejoong.

Mereka sampai di kamar Yunho lagi. Yunho memenjarakan Jaejoong di antara lengannya, terkungkung di antara tubuhnya dan tembok. Jaejoong terpenjara di sana.

"Aku tidak akan memaafkanmu lagi!" Yunho mengeratkan rahangnya.

"Kau yang harus meminta maaf padaku. Dan asal kau ingat, aku belum pernah memaafkanmu!"

Yunho makin emosi. Jaejoong yang salah, namun kenapa malah balas menyalahkannya? Yunho tidak dapat berpikir jernih lagi. Jaejoong yang dulu mungkin sangat mengkhawatirkan karena sering dibully, namun Jaejoong yang sekarang makin berbahaya karena dipandang banyak orang.

Yunho menarik Jaejoong ke dalam pelukannya, memanggul tubuh kurus Jaejoong ke bahunya. Jaejoong melongo dan meronta. Yunho tidak pernah menunjukkan kekuatannya, namun sekarang lelaki ini menakutkan sekali. Yunho melemparkan Jaejoong ke atas king size bed miliknya. Lelaki itu mengikat kedua tangan Jaejoong.

"Jaejoong, kau tahu apa salahmu?"

Jaejoong menjerit dan meronta tak terima.

"Lepaskan aku, Jung!" katanya. Yunho menulikan telinga dan mendekati wajah Jaejoong lagi. Tatapannya berubah jadi teduh, namun Yunho masih emosi. Bagaimana bisa hatinya jadi berantakan begini hanya karena seorang lelaki? Lelaki cantik yang sangat berbahaya dan juga menawan.

"Aku tidak akan pernah memaafkanmu kalau kau berani mengkhianatiku, Jae!" Yunho berbisik tajam. Bibir lelaki itu mendekati bibir Jaejoong. Mengecup pada awalnya, lalu bibir itu menuntut. Bibir itu melumat bibir Jaejoong sekali lagi. Jaejoong meronta, namun Yunho tak peduli.

Jemari Yunho kembali bergerak dan menarik kemeja Jaejoong. Kancing kemeja Jaejoong terlepas. Bibir Yunho turun ke dada Jaejoong, lalu mengecup kulit putih halus milik lelaki itu. Yunho meninggalkan jejak bibirnya. Kissmark itu menghiasi dada Jaejoong.

"Jung..." Jaejoong mendesah.

Yunho benar-benar berada di ambang batas kewarasannya. Dia makin menggila hanya karena mendengar suara Jaejoong.

"Jaejoong, kau sudah membuatku kacau! Kau berani pergi dengan orang lain. Kau berani mengkhianatiku?!" Yunho menekan bahu Jaejoong. Jaejoong mencoba melepaskan diri.

"Lepaskan aku!"

"Tidak!"

Jaejoong marah. Yunho sudah bertingkah menyebalkan begini. Yunho benar-benar marah karena melihatnya bersama orang lain? Lalu tadi itu apa? Kenapa Yunho tidak mau berkaca pada dirinya sendiri. Kenapa Jaejoong dilarang namun Yunho tidak masalah kalau dirinya sendiri yang melakukan itu?

"Lepaskan aku!"

Yunho melangkah tak peduli dan akhirnya memanggil pelayan. Dia ingin minum teh. Jaejoong melongo. Yunho sedang ingin bermain-main dengannya! Sialan kau, Jung!

"Lepaskan aku, Jung!"

"Tidak." Yunho masih keras kepala. Teh sudah terhidang di depan Yunho. Yunho duduk tenang di sana, menyeruput tehnya dalam diam. Jaejoong masih ada di atas king size bed-nya, terikat sempurna. Tangan kanan diikat di sudut kanan ranjang, tangan kiri di sudut kiri.

Kaki Jaejoong tidak diikat, karena itulah dia masih bisa menendang dan meronta ke segala arah. Entah kenapa Yunho senang sekali ketika melihat Jaejoong di atas ranjangnya. Ada sesuatu yang berharga di sana, terikat sempurna di atas ranjang Yunho.

"Yun..."

Yunho tersedak. Panggilan Jaejoong membuat otaknya jadi kosong lagi. Bagaimana bisa hatinya tergerak hanya karena panggilan Jaejoong itu?

"Jaejoong..." Yunho melangkah mendekat ke arah Jaejoong. "Aku akan menandaimu lagi ketika tanda itu sudah menghilang! Kalau kau berniat menunjukkan bagian tubuhmu pada orang lain, aku akan membuatnya ke sekujur tubuhmu!" Yunho kembali mengancam.

"Kau...! Maniak!"

"Tentu, aku memang maniak!"

"Lepaskan aku, Brengsek!!"

"Jaejoong..." Yunho menindih tubuh Jaejoong. Jemarinya mengusap pipi Jaejoong, sementara bibirnya tersenyum penuh rahasia. "Aku tidak pernah melakukan ini sebelumnya..."

Jaejoong bungkam. Dia masih belum bisa mengerti apa mau Yunho sebenarnya. Selain ocehan Yunho soal berkhianat dan tak setia itu.

"Lalu apa yang akan kau lakukan, Jung?!"

Yunho tersenyum dan kembali mengecup bibir Jaejoong gemas. Jaejoong tidak meronta seperti sebelumnya. Wajahnya kembali datar. Semakin dia berontak, Yunho akan semakin senang. Karena itulah Jaejoong memilih diam.

"Jaejoong, apa kau akan mengkhianatiku?"

Jaejoong bungkam.

"Aku tidak pernah memaafkan orang yang berkhianat dan tak setia."

Jaejoong masih diam.

"Aku marah ketika melihatmu dengan orang lain, Jaejoong. Jangan lakukan itu lagi!" Yunho berbisik sendu. Suaranya terdengar lembut sekarang. Jaejoong tak tahu kalau Yunho akan berbuat sejauh ini. Yunho pernah melakukan penculikan semacam ini sebelumnya, namun Jaejoong menganggap kalau Yunho hanya terbawa suasana waktu itu.

Sekarang Yunho melakukannya lagi. Jelas, ini bukan lagi terbawa suasana!

"Apa pun yang kulakukan bukan urusanmu, Jung!" Jaejoong masih ketus seperti biasa. Yunho berjanji akan menaklukkan Jaejoong suatu hari nanti. Dulu Yunho tunduk pada Jaejoong, bahkan sebelum Jaejoong sempat merencanakannya. Yunho terlambat untuk menyadari, namun waktu itu Jaejoong sudah mengusik dunianya.

Yunho melepaskan ikatan Jaejoong dan membebaskan lelaki itu. Jaejoong merengut kesal. Dia tidak tahan berada di tempat ini lagi. Dia ingin segera enyah dari hadapan Yunho.

"Kau mau kemana?" Yunho menahan kepergian Jaejoong.

"Pulang."

"Dengan baju seperti itu?"

"Kau pikir ini gara-gara siapa?!" Jaejoong emosi.

Yunho menatap pergelangan tangan Jaejoong lagi. Bekas sayatan itu banyak sekali. Yunho geram hanya dengan membayangkan Jaejoong melukai dirinya sendiri. Yunho menarik pergelangan tangan Jaejoong, lalu mengecup bekas itu.

Hati Jaejoong menghangat tiba-tiba. Namun dia tak ingin mengakuinya! Enyah kau, Jung Yunho!

TBC

Next chap mungkin aku dulu ngetiknya agak baper. Hiks... Jadi gimana lagi... :v Sekarang baca itu jadi ngikik... Heartless dirikuuu...

Lovely ChubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang